Peristiwa Internasional

Cuaca Panas Ekstrem Tewaskan Hampir 500 Ribu Orang Setiap Tahun

Jumat, 26 Juli 2024 - 08:32 | 39.59k
Ilustrasi cuaca panas. PBB menyebut 500 ribu orang meninggal akibat cuaca panas ekstrem. (Foto: ANTARA)
Ilustrasi cuaca panas. PBB menyebut 500 ribu orang meninggal akibat cuaca panas ekstrem. (Foto: ANTARA)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, menyoroti krisis iklim dan dampak buruk dari panas ekstrem yang semakin meningkat di seluruh dunia.

"Panas ekstrem diperkirakan menyebabkan kematian hampir setengah juta orang setiap tahun, atau sekitar 30 kali lebih banyak daripada korban siklon tropis," ujar Guterres kepada wartawan, Kamis (25/7/2024).

Advertisement

Guterres menegaskan bahwa perubahan iklim yang dipicu oleh aktivitas manusia dan penggunaan bahan bakar fosil menjadi pendorong utama fenomena ini. Ia juga memperingatkan bahwa situasinya akan semakin memburuk jika tidak ada tindakan serius yang diambil.

"Panas ekstrem kini menjadi 'normal baru'," kata Guterres. "Namun, kita masih punya peluang untuk menyelamatkan nyawa dan membatasi dampaknya."

Ia juga menyoroti bahwa panas ekstrem tidak hanya mengancam nyawa, tetapi juga merusak ekonomi, memperlebar kesenjangan sosial, melemahkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) PBB, dan menyebabkan kematian.

Untuk mengatasi masalah ini, Guterres mengajukan tuntutan global yang fokus pada empat area utama: melindungi yang paling rentan, memperkuat perlindungan bagi pekerja, meningkatkan ketahanan ekonomi dan sosial melalui data dan ilmu pengetahuan.

Ia juga mengingatkan bahwa panas ekstrem hanyalah salah satu dari banyak gejala krisis iklim. "Badai yang semakin kuat, banjir, kekeringan, kebakaran hutan, dan naiknya permukaan air laut adalah beberapa contoh lainnya," jelasnya.

Guterres menekankan pentingnya mengatasi akar permasalahan, yaitu ketergantungan pada bahan bakar fosil dan kurangnya tindakan nyata dalam menghadapi perubahan iklim. Ia menyerukan kepada negara-negara anggota G20 untuk mengalihkan subsidi bahan bakar fosil ke energi terbarukan dan mendukung negara-negara serta masyarakat yang rentan.

"Pesan ini jelas: Panas ekstrem sudah terjadi. Dampaknya sangat besar terhadap manusia dan planet kita. Dunia harus siap menghadapi tantangan peningkatan suhu," tegas Guterres. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES