Peristiwa Internasional

Iran Merancang Balas Dendam Atas Kematian Ismail Haniyeh

Jumat, 02 Agustus 2024 - 11:28 | 26.68k
Spanduk yang memuat foto pemimpin Hamas yang terbunuh, Ismail Haniyeh, di kamp pengungsi Palestina Ain al-Hilweh di Lebanon.(FOTO: AFP)
Spanduk yang memuat foto pemimpin Hamas yang terbunuh, Ismail Haniyeh, di kamp pengungsi Palestina Ain al-Hilweh di Lebanon.(FOTO: AFP)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Perang besar dan meluas sangat mungkin terjadi di Timur Tengah, saat ini Iran sedang merancang balas dendam atas kematian Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh.

Sinyal itu disampaikan sendiri oleh Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jendral Mohammad Bagheri di sela prosesi menjelang upacara  pemakaman Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, Kamis (1/8/2024).

Advertisement

Ismail Haniyeh akan dimakamkan di Doha, Qatar usai salat Jumat hari ini. Prosesi pemakamannya akan dimulai dari Masjid Imam Muhammad ibn Abd al-Wahhab di ibu kota Qatar, kemudian pelaksanaan pemakaman akan dilakukan   di lokasi Pemakaman Imam Pendiri di kota Lusail.

Istri Ismail Haniyeh, Umm al-Abed tampak menangis di dekat peti jenazah dan meratapi suaminya. "Kalian menguatkan kami setiap hari, membuat kami sekuat dan seteguh besi. Kami berutang semuanya kepada kalian," katanya.

Jenazah kepala politik Hamas Ismail Haniyeh itu tiba pada hari Kamis di ibu kota Qatar, Doha dari Iran.

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian dan sejumlah pejabat Iran lainnya menyempatkan diri melayat Ismail Haniyeh saat jenazahnya masih di Teheran, Iran, Kamis.

Sejauh ini Israel tetap bungkam tentang pembunuhan Ismail Haniyeh. Namun Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu telah mengisyaratkan keterlibatan Israel dalam pembunuhan itu.

Israel, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang berkelanjutan di Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas.

Setidaknya 39.445 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 91.000 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Hampir 10 bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Pasti Balas Dendam

Mengacu pada tanggapan Iran terhadap pembunuhan kepala Hamas di Iran, Mayor Jenderal Mohammad Bagheri mengatakan bahwa balas dendam pasti akan terjadi.

"Berbagai tindakan harus diambil dan Zionis pasti akan menyesalinya," kata Mohammad Bagheri

"Kami sedang mempelajari cara membalas dendam. Ini pasti akan terjadi," ujar dia seperti dilansir media Iran, Mehr News Agency.

Panglima Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Mayor Jenderal Salami menekankan bahwa api kemarahan dan keinginan balas dendam atas kejahatan rezim Zionis Israel baru-baru ini di wilayah tersebut, khususnya di Gaza semakin meningkat.

Menanggapi tewasnya Milad Bidi, seorang penasihat militer di Suriah dan Lebanon, Salami juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan rekan senegaranya dalam sebuah pesan pada hari Kamis.

Ia menggarisbawahi bahwa kemarahan dan keinginan untuk membalas dendam atas kejahatan terkini yang dilakukan oleh rezim Zionis  tengah tumbuh di seluruh wilayah.

Milad Bidi tewas dalam serangan udara Israel di pinggiran ibu kota Lebanon, Beirut. Ia tewas bersama Fuad Shukr, seorang tokoh senior gerakan perlawanan Hizbullah, serta lima warga sipil, tiga wanita, dan dua anak-anak. 

Hizbullah membenarkan  tewasnya Shukr karena serangan Israel hari Selasa di daerah dekat lingkungan Haret Hreik.

Pasukan Pertahanan Israel, Kamis kemarin juga bahwa Mohammed Deif, seorang pemimpin militer Hamas, tewas dalam serangan Israel di Khan Younis, Gaza selatan, pada bulan Juli.

Berita kematian Deif itu muncul tatkala ribuan orang berkumpul di Iran untuk pemakaman pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh , yang dibunuh pada hari Rabu. 

Hamas dan Iran sama-sama menyalahkan Israel dan bersumpah untuk membalas dendam, meskipun Israel menolak mengomentari operasi tersebut.

Pada pemakaman komandan senior Hizbullah Fuad Shukr, yang tewas dalam serangan udara Israel di Beirut, pemimpin kelompok militan itu, Hasan Nasrallah, memperingatkan tentang "babak baru" konflik tersebut.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan negaranya telah memberikan pukulan telak epada musuh-musuhnya dalam beberapa hari terakhir, termasuk terbunuhnya seorang komandan senior Hizbullah di Lebanon beberapa jam sebelum serangan Ismail Haniyeh di Teheran.

Ia memperingatkan warga Israel,nbahwa hari-hari yang penuh tantangan akan segera tiba, seiring meningkatnya kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Timur Tengah.

"Sejak serangan di Beirut, kami telah mendengar ancaman dari semua pihak,"  katanya dalam pidato yang disiarkan televisi.

"Kami siap menghadapi skenario apa pun dan kami akan tetap bersatu dan bertekad," tegasnya.

Sekjen PBB,  Antonio Guterres memperingatkan terhadap "eskalasi berbahaya" permusuhan di kawasan tersebut.

Sementara itu Presiden Joe Biden sedang mempertimbangkan menempatkan lebih banyak pertahanan AS di Timur Tengah, bersiap menghadapi pembalasan Iran terhadap Israel yang menurut para pejabat bisa juga akan menyerang pasukan Amerika.

Kamis kemarin Joe Biden berbicara pertelpon dengan Perdana Menteri Israel. Benjamin Netanyahu dan Biden mengatakan, AS akan mendukung pertahanan Israel terhadap ancaman, termasuk menempatkan militer defensif AS yang baru.

Namun pernyataan tersebut tidak merinci pengerahan pasukan baru apa yang akan dilakukan menjelang serangan Iran yang diantisipasi  sebagai respons atas  pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh  di Teheran.

Menurut beberapa pejabat AS, Pentagon telah berdiskusi dengan Komando Pusat AS mengenai apa saja  yang akan dilakukan terhadap postur pasukan AS di wilayah tersebut, tetapi belum ada keputusan akhir yang dibuat hingga Kamis sore.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengimbau "semua pihak" di Timur Tengah untuk menghindari tindakan eskalasi yang dapat menjerumuskan kawasan tersebut ke dalam konflik lebih lanjut, dan mengatakan pada hari Kamis bahwa gencatan senjata antara Israel dan Hamas adalah satu-satunya cara untuk mulai memutus siklus kekerasan dan penderitaan.

Pernyataan itu disampaikan saat Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan perwakilan kelompok milisi Palestina memanjatkan doa untuk pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan pengawalnya.

Kekhawatiran telah menyebar bahwa pembunuhan mendadak itu berisiko meningkatkan pertempuran menjadi perang regional besar-besaran .

Tidak ada yang langsung mengaku bertanggung jawab atas serangan hari Rabu itu, tetapi kecurigaan segera tertuju pada Israel, yang sebelumnya telah bersumpah akan membunuh Ismail Haniyeh dan para pemimpin Hamas lainnya atas serangan kelompok itu pada 7 Oktober terhadap Israel yang memicu perang.

Pembunuhan Haniyeh di Teheran dan serangan terhadap komandan senior Hizbullah Fouad Shukur di Beirut dapat menggagalkan upaya untuk meredakan ketegangan Timur Tengah.

Kini  Iran juga mengancam akan menanggapi setelah serangan di wilayahnya itu. 

Para pejabat di Pentagon, Amerika Serikat mengatakan respons Iran untuk balas dendam atas kematian pemimpin politik Hamas. Ismail Haniyeh bisa terjadi dalam beberapa hari mendatang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES