Peristiwa Internasional

Perlawanan Hamas Belum Patah, Yahya Sinwar Jadi Pemimpin Baru

Rabu, 07 Agustus 2024 - 07:23 | 20.24k
Kepala sayap politik gerakan Hamas Palestina di Jalur Gaza, Yahya Sinwar yang kini ditunjuk sebagai pemimpin Hamas.(FOTO: AP)
Kepala sayap politik gerakan Hamas Palestina di Jalur Gaza, Yahya Sinwar yang kini ditunjuk sebagai pemimpin Hamas.(FOTO: AP)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Perlawanan Hamas ternyata masih "belum patah" meski Gaza sudah dihancurleburkan oleh Israel selama 10 bulan dan membunuh hampir 40.000 warga Palestina, karena Selasa (6/8/2024) kemarin, mereka menunjuk Yahya Sinwar sebagai pemimpin barunya.

Yahya Sinwar menggantikan Ismail Haniyeh Pemimpin Politik Hamas yang tewas Minggu lalu dalam pembunuhan di Teheran dengan dugaan kuat Israel sebagai pelakunya.

Advertisement

Yahya Sinwar yang dituduh Israel sebagai dalang serangan mematikan pada tanggal 7 Oktober 2023 lalu juga disebut-sebut sebagai "orang mati berjalan" dan salah satu militan paling dicari Israel. 

Setelah berkarir di balik bayang-bayang, menghabiskan waktunya di penjara-penjara Israel dan aparat keamanan internal Hamas, kini Yahya Sinwar muncul sebagai pemimpin kelompok militan Palestina itu di tengah-tengah perang yang berkobar.

Pembunuhan Ismail Haniyeh  minggu lalu menyebabkan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan meningkatkan kekhawatiran akan serangan terkoordinasi terhadap Israel oleh Iran dan proksi regionalnya.

"Dengan memilihnya sebagai pemimpin kelompok, Hamas "mengirim pesan yang kuat" kepada pendudukan (Israel) bahwa Hamas melanjutkan jalur perlawanannya,"  kata seorang pejabat senior Hamas kepada AFP. 

Yahya Sinwar dituduh mendalangi serangan pada 7 Oktober, serangan erburuk dalam sejarah Israel, yang menewaskan 1.198 orang dan menyandera 251 orang menurut penghitungan AFP dan angka resmi Israel.

Setelah serangan itu, militer Israel bersikeras bahwa dia adalah "orang mati berjalan", dan Yahya Sinwar tidak terlihat lagi sejak saat itu.

"Serangan 7 Oktober itu mungkin direncanakan selama satu atau dua tahun, "mengejutkan semua orang" dan "mengubah keseimbangan kekuatan di lapangan," kata Leila Seurat dari Pusat Arab untuk Penelitian dan Studi Politik (CAREP) di Paris .

Menurut Abu Abdallah, anggota Hamas yang menghabiskan waktu bertahun-tahun bersamanya di penjara-penjara Israel, Yahya Sinwar adalah seorang operator keamanan yang sangat hebat.

"Dia membuat keputusan dengan sangat tenang, tetapi keras kepala ketika harus membela kepentingan Hamas," ujar Abu Abdallah yang pernah ia sampaikan kepada AFP tahun 2017, setelah mantan rekan tahanannya itu terpilih menjadi pemimpin Hamas di Gaza.

Lahir di kamp pengungsi Khan Yunis di Gaza selatan, Yahya Sinwar bergabung dengan Hamas ketika Sheikh Ahmad Yassin mendirikan kelompok tersebut sekitar waktu intifada Palestina pertama mulai tahun 1987.

Yahya Sinwar membentuk aparat keamanan internal kelompok tersebut pada tahun berikutnya dan selanjutnya memimpin unit intelijen yang didedikasikan untuk menangkap dan menghukum tanpa ampun, terkadang membunuh, warga Palestina yang dituduh memberikan informasi kepada Israel.

Menurut transkrip interogasi dengan pejabat keamanan yang dipublikasikan di media Israel, Yahya Sinwar mengaku pernah mencekik seorang yang diduga kolaborator dengan syal keffiyeh di pemakaman Khan Yunis.

Lulusan Universitas Islam di Gaza ini mempelajari bahasa Ibrani dengan sempurna selama 23 tahun di penjara Israel dan dikatakan memiliki pemahaman mendalam tentang budaya dan masyarakat Israel.

Dia menjalani empat hukuman seumur hidup atas pembunuhan dua tentara Israel ketika dia menjadi yang paling senior dari 1.027 warga Palestina yang dibebaskan sebagai imbalan atas tentara Israel Gilad Shalit  tahun 2011.

Yahya Sinwar kemudian menjadi komandan senior di Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap militer Hamas, sebelum mengambil alih kepemimpinan keseluruhan gerakan di Gaza.

Sementara pendahulunya, Ismail Haniyeh, telah mendorong upaya Hamas untuk menampilkan wajah moderat kepada dunia, Yahya Sinwar lebih suka memaksakan masalah Palestina ke permukaan dengan cara yang lebih keras. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES