AS Paling Produktif Medali di Olimpiade Paris 2024

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Amerika Serikat paling produktif dalam mendulang medali di Olimpiade Paris 2024 ini, dan menjadi negara pertama yang melampaui 100 medali. Tim Amerika Serikat memiliki medali terbanyak secara keseluruhan dan juga unggul dengan medali emas terbanyak dengan 30 medali emas.
Kamis (8/8/2024) kemarin di hari ke 13, AS menambah tiga medali emas lagi ke dalam perolehannya di Olimpiade Paris 2024 berkat penampilan kuat di cabang atletik.
Advertisement
Tara Davis-Woodhall memenangkan lompat jauh putri, Sydney McLaughlin-Levrone memenangkan emas dan mencetak rekor dunia dalam lari gawang 400 meter putri, dan Grant Holloway memenangkan lari gawang 110 meter putra.
AS kini mengumpulkan 30 medali emas dan diikuti China dengan 29 medali. Secara keseluruhan, AS terus memimpin negara dan grup lain dengan perolehan 103 medali.
Sydney McLaughlin-Levrone memenangkan medali emas untuk Olimpiade kedua berturut-turut dalam nomor lari gawang 400 meter, dengan catatan waktu 50,37 detik dan ini sebagai rekor dunia.
Rekor menjadikannya wanita Amerika pertama yang memenangkan dua medali emas Olimpiade dalam nomor tersebut.
Ada Atlet yang Dinyatakan Covid-19
Di nomor putra, Noah Lyles meski dinyatakan kena Covid-19, namun berhasil meraih perunggu pada nomor lari 200 meter putra. Ia gagal meraih medali ganda pada nomor lari sprint setelah memenangi nomor lari 100 meter dengan cara yang mendebarkan di awal minggu.
Lyles mengonfirmasi setelah perlombaan bahwa ia dinyatakan positif Covid-19 pada hari Selasa, tetapi tetap memilih untuk mengambil kesempatan mencatat sejarah.
Noah Lyles dinyatakan positif Covid-19, Selasa lalu, pasca sesi final lari putra 200 meter. Atlet Amerika itu keluar dari lintasan dengan kursi roda setelah finis ketiga dengan catatan waktu 19,70 detik. Lyles muncul mengenakan masker, diapit oleh anggota departemen medis tim AS.
Sprinter AS ini menjadi 'manusia tercepat' di babak final 100 meter dan meraih medali emas secara dramatis karena hanya berjarak seper limaribu detik dengan finisher kedua.
Namun, di nomor 200 meter, Noah Lyles tidak mampu mengimbangi Letsile Tebogo dari Botswana (19,46 detik) peraih emas atau rekan setimnya dari AS Kenneth Bednarek (19,62 detik), yang meraih perak.
Penampilan Lyles di kursi roda setelahnya menimbulkan spekulasi terkait kesehatan medis. Atlet berusia 27 tahun itu kemudian buka suara.
"Saya memang mengidap Covid-19," Saya dinyatakan positif sekitar pukul 5 pagi pada hari Selasa. Saya terbangun dengan perasaan menggigil, pegal-pegal, sakit tenggorokan. Itulah beberapa gejala yang saya alami sebelum tertular Covid-19," kata Lyles.
"Saya seperti perlu melakukan tes. Hasilnya positif jadi kami segera melakukan karantina di hotel dekat Village (Olympic Village, tempat tinggal para atlet selama kompetisi) dan mereka memberi saya obat," tambahnya.
Meski dinyatakan positif Covid-19, Noah Lyles masih ingin berlari karena panitia menyebut dirinya masih memungkinkan mengikuti final 200 meter dengan ketentuan jarak berjauhan dengan banyak orang.
"Saya agak pusing setelah lomba itu dan nyeri dada benar-benar terasa. Setelah beberapa saat saya bisa mengatur napas dan menenangkan diri. Saya merasa jauh lebih baik sekarang. Itu benar-benar memengaruhi performa saya," ujarnya.
Dalam sebuah pernyataan, USA Track & Field mengatakan komitmen mereka memastikan keselamatan atlet Tim USA sambil menegakkan hak pihaknya untuk bertanding.
Olimpiade Paris memang tidak memiliki aturan wajib terkait Covid-19, yang berarti Noah Lyles berhak untuk ikut serta. Covid-19 juga sempat 'menyerang' pemain polo air Australia dan perenang dari berbagai negara, termasuk Adam Peaty dari Inggris.
Lyles sempat menjawab dengan tegas ketika ditanya apakah akan mengundurkan diri dari nomor lari 200 meter. "Saya akan tetap bertanding," tambahnya.
Karena tekatnya atlet seperti Noah Lyles inilah yang antara lain menjadikan Amerika Serikat paling produktif dalam mendulang medali di Olimpiade Paris 2024 ini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |