Meresapi Khusyuknya Shalat Jumat di Masjid Aya Sofya Turki

TIMESINDONESIA, TURKI – Masjid Aya Sofya, yang terletak di Istanbul, Turki, bukan sekadar bangunan bersejarah, tetapi juga menjadi magnet bagi umat Muslim dari berbagai penjuru dunia.
Setiap pekan, ribuan orang berduyun-duyun mengunjungi masjid megah ini, terutama pada hari Jumat untuk melaksanakan shalat Jumat yang penuh makna.
Advertisement
Pada Jumat, 9 Agustus 2024, suasana di Masjid Aya Sofya begitu hidup dengan ribuan jamaah yang hadir.
Suasana khusuk shalat Jumat di Masjid Aya Sofya Turki. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Sejak pukul 11.00 waktu setempat, masjid sudah mulai dipenuhi oleh para pengunjung yang hendak menunaikan ibadah.
Dari menara tinggi masjid, lantunan ayat suci Alquran mengalun merdu, mengundang setiap hati untuk mendekat dan meresapi kedamaian yang tercipta.
Pukul 13.00 waktu setempat, muadzin mengumandangkan adzan pertama, menandai dimulainya rangkaian ibadah shalat Jumat.
Sama seperti di Indonesia, setelah adzan pertama, para jamaah melaksanakan shalat qabliah. Kemudian, adzan kedua dikumandangkan, menandakan saatnya imam naik ke mimbar untuk menyampaikan khutbah.
Meskipun khutbah disampaikan dalam bahasa Turki, jamaah dari berbagai negara tampak khusyuk mendengarkan.
Kemegahan arsitektur Romawi masih melekat di Masjid Aya Sofya Turki. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Hal ini tidak mengherankan, karena isi khutbah tetap memenuhi syarat dan rukun yang ditetapkan, seperti hamdalah, shalawat, seruan takwa dan taubat, serta ayat-ayat Alquran dan hadits Rasulullah SAW.
Kehadiran kaligrafi Islam yang indah di langit-langit masjid, dengan tulisan nama Nabi Muhammad SAW dan empat sahabat utama, menambah keagungan suasana khutbah.
Seusai shalat Jumat, dzikir dipimpin oleh imam dengan suara lantang dan jelas, tidak berbeda jauh dengan yang biasa dilakukan di Indonesia.
Setelah dzikir, para jamaah tidak melewatkan kesempatan untuk mengabadikan momen di Masjid Aya Sofya yang megah ini.
Banyak yang berswafoto dengan latar belakang masjid yang penuh sejarah, sementara yang lain menikmati keindahan taman sekitar atau mencicipi kuliner khas Turki yang dijajakan oleh pedagang kaki lima di sekitar masjid.
Masjid Aya Sofya tidak hanya memikat dari segi spiritual, tetapi juga dari aspek sejarah dan keunikan arsitekturnya.
Masjid ini dulunya adalah sebuah gereja sebelum akhirnya dialihfungsikan menjadi masjid oleh Sultan Mehmed II pada tahun 1453.
Ikon-ikon menarik dari masjid ini, seperti kubah besar dan kaligrafi yang menghiasi interiornya, membuat siapa pun yang mengunjunginya merasa terpesona.
Untuk mencapai Masjid Aya Sofya, pengunjung bisa menggunakan kereta listrik dan turun di Stasiun Sultan Ahmed, yang hanya berjarak beberapa menit berjalan kaki dari masjid.
Jarak yang dekat dan akses yang mudah menjadikan Masjid Aya Sofya sebagai destinasi wajib bagi mereka yang ingin merasakan pengalaman spiritual yang mendalam sekaligus menikmati keindahan budaya dan sejarah Turki.
Masjid Aya Sofya adalah bukti bahwa tempat ibadah tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk berdoa, tetapi juga sebagai pusat kebudayaan dan sejarah yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini.
Bagi umat Muslim, melaksanakan shalat Jumat di masjid Aya Sofya Turki adalah pengalaman yang tak terlupakan, di mana mereka dapat meresapi kekhusyukan dalam suasana yang penuh keagungan dan kedamaian. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Bambang H Irwanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |