Peristiwa Internasional

Warga Muslim Inggris Raya Resah Akibat Islamophobia, Ini Kronologinya

Selasa, 13 Agustus 2024 - 21:55 | 49.19k
Bentrokan anatara petugas berwajib dengan pendemo di Inggris Raya. (Foto: Anadolu Ajansı)
Bentrokan anatara petugas berwajib dengan pendemo di Inggris Raya. (Foto: Anadolu Ajansı)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTAInggris Raya saat ini sedang mengalami gelombang kerusuhan terburuk dalam 13 tahun terakhir. Kejadin ini disebabkan munculnya demonstran sayap kanan yang menargetkan pencari suaka dan komunitas minoritas etnis terutama muslim di seluruh negeri.

Ketegangan ini dipicu oleh disinformasi anti-Muslim di media sosial yang mendorong kekerasan Islamofobia. Kejdin tersebut bermula setelah insiden penusukan fatal di kota pesisir Southport (29/7/2024).

Advertisement

Setlah penusukan berita berisi disinformasi tentang pelaku penusukan tersebar di media sosial. Hal tersebut menimbulkan kekacauan bergelombang dari akhir Juli hingga terakhir 5 Agustus kemarin.

Laporan palsu yang disebarkan oleh akun media sosial ekstrem sayap kanan menyebutkan bahwa tersangka adalah seorang Muslim dan migran. Namun, pihak kepolisian menyatakan bahwa tersangka sebenarnya adalah seorang remaja berusia 17 tahun yang lahir di Cardiff, ibu kota Wales, dan tinggal di sebuah desa dekat Southport.

Kondisi Penduduk Muslim di Inggris Raya Saat Ini

Di tengah kekerasan yang semakin meluas, penduduk Muslim di berbagai kota di Inggris Raya merasakan ketakutan yang mendalam. Saba Ahmed, seorang penduduk yang bekerja di pusat multikultural yang melayani komunitas lokal, mengungkapkan perasaannya, "Saya adalah orang yang cukup kuat, namun saya merasa takut, Anda tahu? Saya merasa takut," ungkapnya seperti dilansir dari Aljazeera.

Di Liverpool, salah satu kota di Inggris Raya yang dilanda kerusuhan rasial sayap kanan, suasana mencekam terasa sangat kuat. Meski matahari bersinar cerah dan liburan musim panas sekolah sedang berlangsung, kota ini terasa sepi. Hampir tidak ada anak-anak yang bermain di jalanan, dan gerbang sebuah gereja bersejarah terkunci rapat.

Pada hari Jumat, yang merupakan hari suci bagi umat Muslim, lebih sedikit perempuan yang menghadiri shalat di masjid-masjid lokal di seluruh Inggris Raya. Mereka yang masih berani keluar rumah umumnya bergerak dalam kelompok, menghindari keramaian, dan tetap menutup jendela mobil.

Kronologi Kekerasan

Dilansir dari Andolu Ajansı ketegangan bermula dari akhir Juli 2024 dan masih menyisakan kekacauan hingga hari ini. Berikut rangkuman kronologi kekerasan islamophobia di Inggris Raya.

29 Juli: Di kota pesisir Southport, Inggris barat laut, tiga anak perempuan berusia enam, tujuh, dan sembilan tahun tewas akibat penusukan fatal.

30 Juli: Kerusuhan pecah di Southport pada malam harinya. Sekelompok massa yang berjumlah hingga 300 orang, termasuk anggota English Defense League – sebuah kelompok sayap kanan anti-Muslim, menyerang sebuah masjid di kota tersebut, menyerang polisi, membakar mobil, dan merusak properti. Setidaknya 50 petugas polisi terluka dalam kejadian ini, dan Kepolisian Merseyside menangkap empat orang.

31 Juli: Kerusuhan meluas ke Newton Heath di Manchester utara. Para perusuh menargetkan sebuah hotel Holiday Inn yang diyakini menampung pencari suaka, dengan melemparkan benda-benda ke arah polisi dan menyerang seorang sopir bus. Di Hartlepool, lebih dari 100 orang bentrok dengan polisi, beberapa di antaranya meneriakkan cemoohan anti-Islam. Adegan kekerasan juga terjadi di depan Downing Street di London, di mana perusuh menyerang polisi dan melemparkan suar, yang menyebabkan lebih dari 100 penangkapan. Sekitar 200 orang berkumpul di luar sebuah hotel di Aldershot yang menampung pencari suaka.

2 Agustus: Sunderland mengalami kerusuhan berkepanjangan di pusat kota. Sebuah mobil dan kantor Citizens Advice Bureau dibakar, mengakibatkan beberapa petugas polisi terluka.

3 Agustus: Aksi unjuk rasa sayap kanan menyebar ke lebih banyak kota di seluruh Inggris dan Belfast, Irlandia Utara, yang mengakibatkan lebih dari 100 penangkapan.

4 Agustus: Kekerasan terus meningkat. Di kota utara Rotherham, ratusan demonstran sayap kanan merusak sebuah Holiday Inn Express yang menampung pencari suaka. Para pengunjuk rasa melemparkan batu bata ke arah polisi, memecahkan jendela hotel, dan membakar tempat sampah. Asisten Kepala Polisi Lindsey Butterfield dari Kepolisian South Yorkshire mengutuk baik para perusuh maupun mereka yang menyebarkan informasi palsu secara online. Setidaknya 10 petugas terluka, termasuk satu yang pingsan.

Kejadian-kejadian ini mencerminkan ketegangan yang semakin memuncak di Inggris Raya, di mana disinformasi dan kebencian berbasis agama memperburuk situasi, menciptakan lingkaran kekerasan yang terus meluas.

Pihak berwenang berusaha keras untuk mengendalikan situasi dan meredam kekerasan yang semakin tidak terkendali ini. Penduduk Muslim dan komunitas minoritas lainnya di Inggris Raya hidup dalam ketakutan dan kecemasan, khawatir akan keselamatan mereka di tengah gelombang kekerasan yang dipicu oleh islamophobia dan disinformasi tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Khodijah Siti
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES