Hizbullah akan Terus Lawan Israel Demi Membela Hamas, Gaza, Palestina dan Lebanon
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Hizbullah Lebanon akhirnya membenarkan bahwa Sekretaris Jenderal mereka, Hassan Nasrallah, tewas dalam serangan Israel ke markas komando pusat partai mereka di pinggiran selatan ibu kota Lebanon, Beirut, Jumat (27/9/2024) malam.
Dalam sebuah pernyataan, Hizbullah mengatakan, "Yang Mulia Sayyed Hassan Nasrallah, Sekretaris Jenderal Hizbullah, bergabung dengan rekan-rekannya, para martir besar dan abadi, yang perjalanannya memimpin selama hampir 30 tahun".
Advertisement
Pernyataan Hizbullah itu muncul beberapa jam setelah tentara Israel telah lebih dulu mengkonfirmasi keberhasilan pembunuhan tersebut dan mengatakan bahwa pasukannya menjatuhkan 85 ton bom penusuk bunker untuk membunuh Nasrallah.
Namun kematian Hassan Nasrallah tidak mengendurkan perjuangan mereka. "Kami akan melanjutkan perjuangan, perlawanan terhadap Israel, membela Gaza, dan membela Palestina," kata kelompok itu.
Pimpinan Hizbullah telah berjanji untuk melanjutkan jihad mereka dalam menghadapi musuhnya yakni Israel serta mendukung Gaza dan Palestina, dan membela Lebanon serta rakyatnya yang teguh dan terhormat.
Pemimpin Tertinggi Iran juga berjanji bahwa semua kekuatan perlawanan regional akan mendukung kelompok Hizbullah karena negara tersebut menuntut tanggapan 'kuat' terhadap serangan tersebut.
Hal itu terjadi setelah terungkapnya fakta, bahwa wakil komandan Garda Revolusi Iran, Abbas Nilforoushan diantara yang tewas dalam serangan Israel di Beirut pada hari Jumat malam itu.
Dan saat kawasan itu tampak berada di ambang perang, militer Israel justru dengan bangga mengatakan bahwa serangan itu bukanlah akhir dari serangannya dan dengan sombong mereka menyatakan bisa menjangkau siapa pun yang mengancam mereka.
Tentara Israel menambahkan, bahwa pasukannya fokus pada menghilangkan ancaman serangan teroris, termasuk peluru kendali yang mungkin menargetkan titik-titik strategis.
Asap mengepul dari pinggiran selatan Beirut itu Sabtu pagi setelah malam sebelumnya daerah itu digempur dengan serangan udara besar-besaran yang yang dilakukan Israel.
Kelompok militan Lebanon ini mengonfirmasi tentang kematian pemimpin lamanya, yang pembunuhannya terjadi secara dramatis mengubah konflik di Timur Tengah.
Serangan terhadap target-target Hizbullah oleh jet-jet tempur itu berlanjut hingga Sabtu dini hari setelah militer memerintahkan penduduk setempat untuk mengungsi dari tiga bangunan yang menjadi targetnya.
Beberapa jam sebelum serangan, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berpidato di hadapan Perserikatan Bangsa-Bangsa, bersumpah bahwa kampanye Israel melawan Hizbullah akan terus berlanjut, dan itu semakin meredupkan harapan akan gencatan senjata yang didukung internasional.
Bahkan Netanyahu tiba-tiba mempersingkat kunjungannya ke Amerika Serikat dan kembali ke Israel.
Lebih dari 720 orang tewas di Lebanon sejak konflik meningkat pada hari Senin, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan jumlah pengungsi akibat konflik dari Lebanon selatan meningkat lebih dari dua kali lipat, dimana lebih dari 211.000 orang kini mengungsi.
"Setidaknya 20 pusat layanan kesehatan primer telah ditutup di wilayah Lebanon yang dilanda bencana," kata Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan.
Tidak Hentikan Perlawanan
Kematian Pemimpin Hizbullah itu juga membuat warga Lebanon melepaskan tembakan ke udara sebagai ungkapan duka cita.
Suara tembakan terdengar di benteng Hizbullah di Beirut selatan dan wilayah lain di Lebanon saat orang-orang melepaskan tembakan ke udara untuk berduka atas kematian satu-satunya pemimpin kelompok militan yang kuat itu yang dikenal banyak warga Lebanon.
Para pendukung yang marah berteriak, mengecam kematiannya.
Seorang wanita dengan menggendong bayinya di kota Baabda, bagian barat, berteriak: "Semoga yang terbunuh adalah anak-anak kami, bukan kamu Sayyid". Sayyid adalah sebutan kehormatan untuk Nasrallah.
Kelompok militan Palestina yang bermarkas di Gaza, Hamas juga menyampaikan belasungkawa kepada sekutunya, Hizbullah.
Hamas mengatakan, kematian Nasrallah tidak akan menghentikan kedua kelompok militan yang didukung Iran itu dalam melakukan perlawanan kepada Israel.
Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa pembunuhan itu justru akan semakin meningkatkan tekad kuat Palestina serta perlawanan dari Lebanon. Hizbullah juga telah berjanji akan melanjutkan perang suci melawan Israel dan dalam bingkai mendukung Palestina.
Hassan Nasrallah memimpin kelompok militan Hizbullah selama lebih dari tiga dekade. Kematiannya akan bisa mengubah konflik di Timur Tengah secara drastis.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |