Iran-Israel Saling Mengancam Balas Dendam
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Israel dan Iran saling mengancam menyusul serangan balas dendam oleh Iran pada Selasa (1/10/2024) malam.
Perdana Menteri Israel. Benjamin Netanyahu memperingatkan Iran akan membayar yang dinial 'kesalahan besar' itu.
Advertisement
Sementara Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, balik memperingatkan Israel bahwa responsnya terhadap tindakan agresi apa pun terhadap Teheran juga akan cepat, tegas, dan lebih kuat daripada sebelumnya.
Iran meluncurkan 181 an rudal balistiknya ke wilayah Palestina yang diduduki Israel, tadi malam.
Serangan itu sebagai pembalasan atas kesewenang-wenangan zionis Israel melakukan invasi ke negara Palestina dan terbaru ke Lebanon.
Israel telah membunuh 41.000 lebih warga Palestina, menghancurkan fasilitas rumah dan lainnya, kini juga membunuh ratusan warga Lebanon, tanpa ada sumpah dan kutukan.
Namun pada giliran Iran membalas, Amerika Serikat, Inggris minta dukungan dunia untuk mengutuk serangan Iran itu.
Militer Israel telah bersumpah untuk membalas serangan rudal dari Iran. Sedangkan menurut Iran serangan besan ini merupakan "tanggapan rasional dan sah" terhadap tembakan Israel sebelumnya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menambahkan, bahwa Iran akan membayar serangan itu, dimana Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan 180 rudal menghantam Israel yang menyebabkan sirene serangan udara berbunyi di seluruh negeri.
Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Saed Iravani. (FOTO: The Siasat Daily)
"Siapa pun yang menyerang kami, kami akan menyerang mereka," kata Netanyahu saat ia mengumpulkan Kabinet Keamanannya untuk rapat larut malam tadi.
Ia menyebut serangan itu sebagai "kegagalan" dan menyarankan bahwa Iran bisa menghadapi nasib yang sama seperti Palestina di Gaza dan Lebanon.
Iran juga mengeluarkan peringatan terhadap pembalasan Israel.
Duta Besar Israel untuk PBB, Amir Saeid Iravani, memperingatkan Israel bahwa responsnya terhadap tindakan agresi apa pun terhadap Teheran “akan cepat, tegas, dan lebih kuat daripada sebelumnya".
Ia menunjuk pada pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada 31 Juli, peledakan pager di Lebanon pada September, dan pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah serta pembunuhan terhadap Jenderal Iran, Abbas Nilforoushan di Beirut.
Iravani mengatakan bahwa kelambanan Dewan Keamanan PBB telah memberi peluang Israel secara terang-terangan melanggar semua garis merah dan melanggar prinsip-prinsip inti hukum internasional.
Ia menegaskan kembali seruan Iran kepada dewan untuk segera dan tegas melakukan intervensi guna menghentikan agresi Israel yang berkelanjutan dan kejahatan perang terhadap Lebanon, Gaza, dan Suriah, serta mencegah situasi meningkat menjadi perang regional berskala penuh.
Dewan Keamanan PBB telah menjadwalkan pertemuan darurat mengenai situasi yang meningkat di Timur Tengah hari Rabu (2/10/2024) atas permintaan Prancis dan Israel.
Sejauh ini Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa AS telah memperkirakan sebelumnya tentang serangan rudal "berani" Iran terhadap Israel dalam sebuah pernyataan wartawan di Gedung Putih.
Biden menambahkan bahwa "perencanaan intensif" telah dilakukan untuk mengantisipasi dan mempertahankan diri dari serangan tersebut, seraya menambahkan bahwa AS dan Israel telah bekerja sama untuk mempertahankan Israel dari serangan rudal yang terjadi pada Selasa malam.
Ia menegaskan kembali dukungannya terhadap Israel dan mengatakan bahwa AS terus-menerus berhubungan dengan mitranya di Israel.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, menulis di X, diperlukan gencatan senjata segera di seluruh wilayah.
Namun kini Israel dan Iran telah saling mengancam balas dendam, menyusul serangan balas dendam oleh Iran pada Selasa (1/10/2024) malam. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Sholihin Nur |