Iran Tak Ingin Perang, Dorong Negara Islam Bergerak Hentikan Kekejaman Israel
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Presiden Iran, Masoud Pezeshkian mengatakan, bahwa negaranya tidak mencari perang tapi sebaliknya mencari perdamaian, dan menyerukan negara-negara Islam saling bahu-membahu untuk menghentikan kekejaman rezim Zionis Israel.
"Israel tidak bisa melanjutkan kekejamannya jika negara-negara regional bersatu," tegas Masoud Pezeshkian saat konferensi pers bersama Emir Qatar di Doha, Rabu petang.
Advertisement
Presiden Iran juga menyerukan perluasan hubungan bilateral antara Teheran dan Qatar, menyusul pembicaraan dengan emir Qatar.
"Kami tengah berupaya mengembangkan hubungan dengan pemerintah Qatar, dan keinginan bersama kedua negara adalah meningkatkan tingkat kerja sama," katanya.
Ia menyampaikan harapan bahwa negosiasi antara delegasi Iran yang menyertainya dengan pihak Qatar akan membuahkan hasil perluasan hubungan di semua bidang transportasi, budaya, pariwisata, kesehatan dan pengobatan, dan selanjutnya berharap bahwa 'Kami akan mampu melakukan investasi bersama'.
"Keamanan kawasan adalah keamanan seluruh umat Islam. Sejak saya terpilih menjadi presiden, saya telah mencari kedamaian dan ketenangan. Tidak ada negara yang mampu maju melalui perang," tegasnya.
"Rezim Israel tidak bisa melanjutkan kekejaman jika negara-negara kawasan bekerja sama," kata presiden Iran dikutip dari Mehr News Agency.
"Kami tidak mencari perang, rezim Zionislah yang memaksa kami untuk bereaksi," katanya yang tampaknya merujuk pada serangan rudal hari Selasa terhadap fasilitas militer Zionis.
Presiden Iran selanjutnya memperingatkan rezim Israel tentang tanggapan yang lebih keras.
Ia menandaskan, rezim Zionis sedang mencari ketidakstabilan dan ketidakamanan di kawasan tersebut, dan iapun menyerukan AS dan Eropa untuk menghentikan rezim Israel, karena perang tidak menguntungkan siapa pun.
Israel Serang Beirut
Sementara itu aksi brutal Israel terus berlangsung di Lebanon dan untuk kali pertama sejak 2006 menyerang pusat kota Beirut, ibukota Lebanon, Kamis (3/10/024) pagi tadi. Serangan Israel di pusat kota Beirut, pagi tadi menewaskan sedikitnya enam orang.
Hingga hari ini, Israel telah membunuh lebih dari 1.000 warga Lebanon dan membuat sekitar 1 juta penduduknya mengungsi sejak negara itu meningkatkan perangnya dengan Hizbullah. Sebegitu jauh angkatan bersenjata reguler Lebanon belum bersikap.
Israel juga masih kukuh berencana membalas atas serangan Iran pada hari Selasa lalu. Kabinet perangnya sedang mempertimbangkan cara menanggapinya Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon mengatakan kepada CNN bahwa pembalasan pasti akan segera terjadi.
Tetapi Kepala militer Iran juga memperingatkan akan adanya serangan yang lebih luas jika Israel menanggapi. Saat ini orang-orang di Teheran merasa gelisah dan ketakutan akan terjadinya perang besar-besaran antara kedua kekuatan militer regional itu semakin meningkat.
Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa dia tidak mendukung potensi serangan Israel terhadap situs nuklir Iran .
Saat melancarkan serangan daratnya di Lebanon selatan, militer Israel mendapat perlawanan dari Hisbullah dan delapan tentaranya mati dalam pertempuran itu, Rabu kemarin.
Berlomba Evakuasi Warga
Sejumlah negara kini sedang menghadapi kemungkinan evakuasi warganya dari Lebanon. Diantaranya Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Australia, China, dan Kanada.
Negara-negara mendesak warga negaranya keluar dari Lebanon karena situasi yang meningkat saat Israel melancarkan serangan darat di bagian selatan negara itu.
Meskipun belum ada negara yang meluncurkan evakuasi militer berskala besar, sejumlah pemerintah telah menyelenggarakan penerbangan carteran dan yang lainnya telah membantu memesan kursi penerbangan komersial keluar dari Lebanon, dan kebanyakan menuju Siprus dan Turki sebagai titik transitnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Rizal Dani |