PM Lebanon Berharap Gencatan Senjata Terwujud Beberapa Jam ke Depan

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati menyatakan harapannya, bahwa gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah akan dicapai di negaranya dalam beberapa jam ke depan.
Namun Presiden Siprus mengatakan, bahwa gencatan senjata di Lebanon mungkin akan bisa dicapai dalam waktu satu atau dua minggu mendatang.
Advertisement
Dilansir media Iran, IRNA Kamis pagi yang mengutip sumber media lain, Mikati mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ia berharap Amos Hochstein, utusan utama Washington yang bertugas mencegah perang, sedang berada di wilayah pendudukan untuk mengadakan pembicaraan dengan pejabat Israel.
"Syarat kami untuk gencatan senjata adalah pelaksanaan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 dan pengerahan tentara Lebanon di perbatasan negara tersebut," kata Mikati, seraya menambahkan bahwa pihaknya sepenuhnya siap untuk melaksanakannya.
Ia mencatat bahwa implementasi penuh Resolusi 1701 akan menghasilkan perdamaian jangka panjang di Lebanon selatan tetapi mengatakan bahwa "gencatan senjata harus ditetapkan dengan jaminan Amerika".
Sementara itu Hizbullah, seperti dilaporkan MTV Rabu malam, juga telah memberi tahu pihak-pihak terkait, khususnya Ketua DPR Lebanon, Nabih Berri, yang bertugas bernegosiasi dengan utusan AS Amos Hochstein, bahwa Hizbullah setuju dengan gencatan senjata selama 60 hari di Lebanon dan penerapan Resolusi 1701 secara penuh dan komprehensif.
"Hizbullah sepakat memisahkan garis depan Lebanon dari Gaza dan memindahkan persenjataannya dari daerah perbatasan selatan ke daerah utara Litani," kata MTV.
Ditambahkannya, pejabat Lebanon juga sepakat menempatkan bandara dan pelabuhan Beirut serta perbatasan timur dan utara dengan Suriah secara eksklusif di bawah pengawasan Angkatan Darat Lebanon, yang akan memantau dan menjamin tidak ada senjata yang memasuki Lebanon.
Sementara itu Berri menegaskan kepada surat kabar Asharq al-Awsat, bahwa Lebanon tidak akan menerima "perubahan satu huruf pun dalam Resolusi 1701 PBB",p dan keputusan sekarang berada di tangan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Sementara itu, Channel 12 Israel mengatakan, juga Netanyahu telah menyatakan persetujuannya penyelesaian di Lebanon yang akan menjamin kembalinya warga Israel ke kota-kota mereka dengan aman.
Sementara itu, portal berita Israel, Walla mengutip pernyataan pejabat senior Israel menyatakan, bahwa Israel dan AS telah mencapai pemahaman awal mengenai prinsip-prinsip penyelesaian politik untuk mengakhiri perang di Lebanon.
Seorang pejabat senior Israel mengatakan bahwa Israel dan AS "sependapat" mengenai prinsip bahwa suatu kesepakatan akan dicapai terlebih dahulu kemudian akan disusul dimulainya gencatan senjata".
Pejabat Israel tersebut memperkirakan bahwa akan memakan waktu beberapa minggu untuk mencapai kesepakatan.
Selama diskusi yang diadakan oleh Netanyahu kemarin dengan beberapa menteri dan pejabat senior lembaga pertahanan, prinsip-prinsip penyelesaian politik di Lebanon juga telah disetujui.
"Pejabat senior Israel mengatakan, selama diskusi tersebut ada kesepakatan bahwa operasi darat di Lebanon hampir selesai dan oleh karena itu penyelesaian politik harus diupayakan," lapor Walla.
Sementara itu Presiden Siprus mengatakan bahwa gencatan senjata di Lebanon mungkin dapat dicapai dalam waktu satu atau dua minggu. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Rizal Dani |