Peristiwa Internasional

Cemaskan Nasib 97 Sandera, Ribuan Warga Israel Kembali Berdemo

Minggu, 10 November 2024 - 19:04 | 20.84k
Ilustrasi - Ratusan ribu warga Israel turun ke jalan untuk melakukan protes massal pada Sabtu (14/9/2024) (Foto: Jack Guez/AFP)
Ilustrasi - Ratusan ribu warga Israel turun ke jalan untuk melakukan protes massal pada Sabtu (14/9/2024) (Foto: Jack Guez/AFP)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ribuan warga Israel, Sabtu (9/11/024) malam berdemonstrasi serentak di beberapa kota, termasuk Tel Aviv, Haifa dan Yerusalem yang diduduki, dalam rangka memperingati 400 hari sejak dimulainya perang Israel di Jalur Gaza.

Peserta demonstrasi juga menuntut diakhirinya perang dan kesepakatan pertukaran tahanan dengan disandera di Gaza.

Advertisement

Para demonstran menutup jalan utama di depan rumah Menteri Luar Negeri, Gideon Sa'ar di Tel Aviv sebagai protes terhadap berlanjutnya perang dan kegagalan mencapai kesepakatan pertukaran tahanan dan sandera sejauh ini.

Ribuan warga Israel itu khawatir akan nasib para sandera, setelah Qatar menyatakan mediasi Gaza akan ditunda.

Israel telah membunuh 43.552 orang di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, menurut angka dari kementerian kesehatan wilayah yang dikuasai Hamas yang dianggap PBB dapat diandalkan.

Dari 251 sandera yang ditawan oleh militan Palestina Hamas selama serangan 7 Oktober 2023 lalu, 97 orang diantaranya masih berada di Gaza termasuk 34 orang yang menurut militer Israel telah tewas.

Para pengunjuk rasa itu menyatakan keprihatinan mereka terhadap para sandera di Gaza, setelah Qatar mengatakan akan menarik diri sebagai mediator utama untuk gencatan senjata yang akan membantu membawa para sandera itu pulang.

Ribuan orang yang berunjuk rasa di Tel Aviv itu sambil memegang spanduk bertuliskan "400," jumlah hari sejak para sandera ditahan Hamas usai menyerang Israel selatan pada tanggal 7 Oktober tahun lalu.

Upaya untuk menengahi gencatan senjata dalam perang berikutnya antara Hamas dan Israel telah selalu gagal.

Hari Sabtu, Qatar juga menyatakan akan menunda mediasinya sampai kedua belah pihak menunjukkan "kemauan dan keseriusan" dalam pembicaraan untuk gencatan senjata.

Seorang pengunjuk rasa, Ruti Lior mengatakan, dia tidak tahu seberapa besar pengaruh Qatar, tetapi sangat khawatir dengan keputusan mereka yangakan menarik diri dari negosiasi itu.

"Ini adalah bukti lebih lanjut bagi saya bahwa sebenarnya tidak ada keseriusan, dan kesepakatan ini sedang disabotase," kata psikoterapis berusia 62 tahun itu kepada AFP.

Demonstran lainnya, Gal menyatakan kecewa kepada Qatar, dengan mengatakan bahwa emirat Teluk itu baik-baik saja karena telah melakukan pekerjaan yang "buruk".

"Qatar gagal dalam hal mediasi, dan bukan hanya mereka, yang lain juga gagal," kata pekerja SDM itu. Gal juga menyalahkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Ribuan demonstran yang berunjuk rasa hari Sabtu mengenakan topeng bergambar wajah PM Israel Benjamin Netanyahu dengan atribut-atribut yang bertuliskan kata 'Bersalah'. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES