Peristiwa Internasional

Gencatan Senjata Oke, tapi Hizbullah Akan Terus Melawan

Jumat, 29 November 2024 - 09:12 | 18.34k
Penduduk kota Beirut mengibarkan bendera Hizbullah Lebanon saat mereka kembali ke kota Baalbek pada 27 November 2024, kemarin.  (FOTO: Arab News/AFP)
Penduduk kota Beirut mengibarkan bendera Hizbullah Lebanon saat mereka kembali ke kota Baalbek pada 27 November 2024, kemarin.  (FOTO: Arab News/AFP)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Mulai Rabu (27/11/2024) kemarin Israel dan Hizbullah mulai gencatan senjata, namun kelompok di Lebanon itu berjanji akan terus melakukan perlawanan.

Kelompok ini tidak menyebutkan secara langsung mengenai kesepakatan gencatan senjata. 

Advertisement

Namun yang jelas mereka akan terus memantau penarikan pasukan Israel dari perbatasan dengan Lebanon dan terus melakukan perlawanan mendukung Palestina termasuk para pejuangnya.l

Dalam pernyataan pertama oleh pusat operasi Hizbullah sejak kesepakatan itu diumumkan, kelompok itu tidak menyebutkan secara langsung tentang kesepakatan gencatan senjata.

"Ruang operasi perlawanan Islam menegaskan, bahwa para pejuangnya di semua disiplin militer akan tetap diperlengkapi sepenuhnya untuk menghadapi aspirasi dan serangan musuh Israel," kata kelompok itu.

Mereka menambahkan bahwa para pejuangnya akan terus memantau penarikan pasukan Israel di luar perbatasan Lebanon "dengan tangan mereka di pelatuk."

"Kesepakatan gencatan senjata itu termasuk penarikan pasukan Israel dari Lebanon selatan dalam waktu 60 hari," kata pejabat Israel.

Kesepakatan itu, yang ditengahi oleh AS dan Prancis, mengakhiri konfrontasi paling mematikan antara Israel dan kelompok militan yang didukung Iran itu dalam beberapa tahun.

Israel masih memerangi kelompok militan Palestina Hamas, di Jalur Gaza. 

Dengan dukungan Amerika Serikat, Israel terus melakukan genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023, menyebabkan lebih dari 149.000 orang Palestina meninggal dunia dan terluka.

Sebagian besar para korban itu terdiri dari wanita dan anak-anak, serta lebih dari 10.000 orang hilang yang diduga kuat tertimbun diantara hancurnya bangunan setel dibombardir setiap hari selama satu tahun oleh Israel.

Bukan hanya itu saja, bencana kelaparan akibat penghentian bantuan kemanusiaan oleh tentara Israel juga melanda warga Palestina yang sedang mengungsi, terutama orang lanjut usia dan anak-anak. Ini merupakan bencana kemanusiaan terburuk di dunia.

Kesepakatan Parsial

Situs web Walla Israel yang mengutip seorang menteri senior pemerintah Israel (Kabinet) memperoleh informasi, bahwa Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu tertarik untuk mengedepankan kesepakatan penyanderaan parsial di Gaza, dan tidak memaksanya untuk mengakhiri perang.

Walla juga mengutip para pejabat Amerika yang mengatakan bahwa Presiden AS Joe Biden menekankan dalam percakapan kemarin, Rabu, dengan Netanyahu tentang perlunya fokus dan melanjutkan tekanan untuk mencapai kesepakatan mengenai mereka yang ditahan oleh perlawanan Palestina di Gaza.

Sebelumnya, MSNBC mengutip utusan Amerika untuk Lebanon,  Amos Hockstein, yang mengatakan bahwa Presiden Biden mengatakan bahwa “jika gerakan (Perlawanan Islam) Hamas ingin bernegosiasi dengan itikad baik, ada kesepakatan yang dapat diselesaikan sekarang.”

Biden juga mengatakan pada hari Rabu bahwa pemerintahannya akan melakukan upaya lain dalam beberapa hari mendatang dengan Turki, Mesir, Qatar dan Israel untuk mencapai gencatan senjata di Gaza.

"Kami berupaya mencapai kesepakatan yang menjamin pembebasan para sandera dan mengakhiri perang di Gaza tanpa Hamas berkuasa," tambahnya.

Hal ini terjadi setelah perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah mulai berlaku pada dini hari Rabu, kemarin, dengan harapan akan mengakhiri pertempuran yang telah berlangsung selama lebih dari setahun dan membuka jalan bagi perjanjian serupa yang akan membawa dampak positif. mengakhiri perang di Gaza. (*)

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES