Israel Terus Memprovokasi di Lebanon Pasca Gencatan Senjata
TIMESINDONESIA, LEBANON – Israel terus memprovokasi di Lebanon meski telah ada kesepakatan gencatan senjata, dengan terus memasuki wilayah Lebanon, menembaki warga yang pulang ke rumah, mencabuti pohon zaitun, merusak bangunan, bahkan menembaki pelayat di sebuah prosesi pemakaman.
Para pelayat itu terpaksa meninggalkan jenazah seorang wanita karena mereka ditembaki oleh tentara Israel, meski prosesi itu sudah diijinkan pasukan Lebanon dan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB.
Advertisement
Tiga orang pelayat mengalami luka-luka setelah sebuah mortir meledak di dekat lubang makam yang sudah dipersiapkan untuk pemakaman itu. Para pelayat itu memilih melarikan diri dan kendaraan mereka kemudian disita tentara Israel.
Selain itu tentara Israel juga melanjutkan agresinya dengan memasuki alun-alun kota Markaba, mereka menghancurkan bangunan-bangunan dan memblokir jalan.
Dengan peralatan beratnya, mereka juga mencabuti pohon-pohon perkebunan zaitun milik warga Lebanon.
Dilansir Arab News, Israel dikritik karena 'tindakan provokatif'nya di Lebanon itu meski sudah ada kesepakatan gencatan senjata.
Militer Israel mengeluarkan larangan kepada penduduk Lebanon kembali ke rumahnya sendiri di wilayah selatan dan daerah sekitarnya sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Militer Israel juga masih melanjutkan operasinya di wilayah perbatasan yang telah dimasukinya dan di tempat yang masih didatanginya.
Melanjutkan tindakan-tindakan brutalnya termasuk mencabuti pohon zaitun, merusak bangunan, bahkan menembaki sekelompok warga Lebanon yang sedang melayat di sebuah pemakaman.
Hizbullah yang didukung Iran menyoroti apa yang digambarkan sebagai pelanggaran provokatif Israel di hari ketiga pemberlakuan gencatan senjata antara Israel-Hizbullah ini.
Pimpinan Hizbullah, Naim Qassem, Jumat kemarin berjanji akan berkoordinasi erat dengan tentara Lebanon untuk melaksanakan kesepakatan gencatan senjata dengan Israel.
Jumat kemarin juga, Jenderal AS yang ditugaskan memimpin komite pemantau gencatan senjata dan para anggotanya juga memulai pertemuan di Beirut dengan komandan Angkatan Bersenjata Lebanon, Jenderal Joseph Aoun untuk membahas penerapan perjanjian tersebut.
Sementara itu, TV Al-Manar melaporkan bahwa pasukan Israel terus maju ke alun-alun kota Markaba dan mulai menghancurkan bangunan-bangunan serta memblokir jalan.
Tentara Israel juga menembaki penduduk di Khiam yang telah memperoleh izin dari militer Lebanon dan Pasukan Sementara PBB di Lebanon memasuki kota itu untuk menghadiri pemakaman.
Rekaman yang diambil oleh para pelayat, yang jumlahnya tidak lebih dari lima atau enam orang, menunjukkan dua dari mereka terluka di kaki mereka akibat tembakan Israel.
Para pelayat mengatakan, mereka terpaksa meninggalkan jasad seorang wanita di tanah setelah sebuah peluru artileri meledak di dekatnya. Akibatnya memaksa mereka melarikan diri.
Mereka juga melaporkan bahwa tentara Israel menyita kendaraan yang mereka tumpangi.
Pemukiman Israel juga menembakkan senapan mesin ke arah Aitaroun dan menghancurkan taman bermain di Kfarkela.
Militer mengklaim pada hari Kamis, bahwa wilayah yang dimasukinya di Lebanon selatan itu tidak termasuk dalam perjanjian gencatan senjata.
Kesepakatan tersebut, yang disetujui oleh Lebanon dan Israel pada hari Selasa, mulai berlaku pada Rabu pagi.
Tentara Israel meminta warga Lebanon untuk tidak melintasi sederetan kota yang disebutkan namanya untuk memasuki wilayah perbatasan, yang membentang dari Shebaa melalui Habbariyeh, Arnoun, Yohmor, Qantara, Shaqra, Baraashit, Yater, dan Mansouri.
Israel mengingatkan siapa pun yang melintasi kota-kota ini akan membahayakan diri mereka sendiri.
Militer Israel menyatakan bahwa mereka punya waktu 60 hari untuk menyelesaikan penarikan penuh dari wilayah tersebut berdasarkan perjanjian gencatan senjata tersebut.
Tentara Israel telah maju ke pemukiman yang membentang sejauh 3 km dari perbatasan, wilayah yang mencakup sekitar 20 desa dan Bint Jbeil.
Pasukan Israel juga melarang penduduk Lebanon di wilayah terlarang untuk bergerak antara pukul 5 sore dan 7 pagi.
Saksi mata berbicara tentang serangan terhadap kebun zaitun di Kfarkela, di mana buldoser mencabut pohon zaitun di dekat wilayah Al-Abbara.
Sementara itu, empat tank Israel memasuki wilayah barat kota Khiam. Sebuah peluru artileri jatuh di kota itu dan tentara Israel sesekali melakukan operasi penyisiran dengan senapan mesin.
Penembakan artileri Israel juga menargetkan pinggiran kota Markaba dan Tallousa di distrik Marjayoun sementara pesawat tak berawak Israel terus terbang di atas sektor barat dan tengah.
Tentara Lebanon, yang terus dikerahkan di wilayah selatan Sungai Litani dan jauh dari serangan Israel, memblokir jalan menuju wilayah terlarang.
Kepala Partai Pasukan Lebanon, Samir Geagea mengatakan, bahwa perang Hizbullah dalam mendukung Gaza telah menghancurkan Gaza dan Lebanon, dan ia mengkritik persatuan medan perang yang diserukan oleh Hizbullah.
Ia berbicara setelah pertemuan yang diadakan oleh blok parlemen dan badan eksekutif Pasukan Lebanon.
Geagea menambahkan, Hizbullah merampas kekuasaan rakyat Lebanon dengan memulai perang ini dan membawa Lebanon ke medan perang sementara mayoritas rakyat menentangnya.
"Hizbullah telah melakukan kejahatan besar terhadap rakyat Lebanon. Kita seharusnya bisa menghindari kematian 4.000 orang dan semua pengungsian dan kehancuran.
Namun terlepas dari semua bencana ini, anggota parlemen Hizbullah masih mengklaim kemenangan, yang merupakan logika aneh dan sama sekali tidak realistis.
Geagea mengatakan, bahwa gencatan senjata yang disetujui oleh Hizbullah adalah bukti terbesar ketidakabsahan senjata partai tersebut, dan meminta Hizbullah untuk bertemu dengan komando militer dan mengembangkan rencana untuk membongkar kehadiran militernya di utara Sungai Litani.
Sementara itu pemerintah kota Mays Al-Jabal telah memperingatkan penduduk yang kembali ke kota mereka tentang keberadaan ranjau darat, bahan peledak, dan peluru yang belum meledak.
Ia menegaskan bahwa pihaknya sedang menindaklanjuti dengan tentara Lebanon dan otoritas terkait untuk memfasilitasi pemulangan warga dengan selamat dan tepat waktu.
Pemerintah kota memperingatkan bahwa memasuki kota saat ini berbahaya karena musuh menembaki dan meluncurkan peluru artileri ke lingkungan dan jalan-jalan kota untuk menargetkan setiap pergerakan warga sipil di daerah tersebut.
"Mengingat keberadaan ranjau darat, bahan peledak, dan peluru yang belum meledak di rumah-rumah dan lingkungan sekitar, dan mengingat beberapa rumah masih dipasangi bahan peledak dan bisa meledak kapan saja, serta jalan-jalan di kota tersebut diblokir dengan puing-puing dan rintangan, kami mengimbau dan mengandalkan kesadaran Aanda untuk tidak pergi ke kota kami saat ini, dan menunggu instruksi lebih lanjut," tambahnya.
Tentara Israel menerbitkan ringkasan dan data pada hari Jumat tentang operasi militer yang dilakukan dalam dua bulan terakhir terhadap Hizbullah di garis depan utara.
Ditambahkannya, bahwa perintah yang melarang kembalinya penduduk ke wilayah terbuka di utara Galilea Barat dan Galilea Atas tetap berlaku.
Tentara Israel mengklaim bahwa lebih dari 12.500 target diserang, termasuk lebih dari 1.600 markas militer dan lebih dari 1.000 depot amunisi.
Operasi Israel mencapai lebih dari 14.000 jam terbang untuk jet tempur dan sekitar 11.000 target serangan.
Pernyataan militer mengklaim bahwa lebih dari 1.500 infrastruktur ofensif, sekitar 160 markas militer, dan sekitar 150 depot amunisi dihancurkan dalam operasi melawan Pasukan Radwan.
"Sekitar 2.500 pejuang tingkat tinggi terbunuh, menyebabkan kerusakan signifikan pada pasukan Hizbullah," kata mereka.
Militer Israel menambahkan bahwa mereka memperkirakan Hizbullah memiliki kurang dari 30 persen pesawat tak berawak yang dimilikinya menjelang konflik terjadi.
Israel juga masih terus melakukan provokasi sampai hari ketiga penerapan gencatan senjata dengan terus memasuki wilayah Lebanon, menembaki warga yang pulang ke rumah, mencabuti pohon zaitun, merusak bangunan, bahkan menembaki pelayat di sebuah prosesi pemakaman.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Rizal Dani |