Peristiwa Internasional

Donald Trump Ancam Tarif 100 Persen kepada Negara-Negara BRICS

Minggu, 01 Desember 2024 - 09:57 | 36.77k
Mata uang Brics yang digagas oleh Rusia sebagai upaya menyaingi dominasi dolar AS dalam perdagangan internasional. (Foto: Brics)
Mata uang Brics yang digagas oleh Rusia sebagai upaya menyaingi dominasi dolar AS dalam perdagangan internasional. (Foto: Brics)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, pada Sabtu (30/11/2024), mengeluarkan ancaman untuk menerapkan tarif 100 persen terhadap sembilan negara jika mereka mengambil langkah yang dianggap melemahkan posisi dolar AS.

Ancaman ini ditujukan kepada negara-negara aliansi BRICS yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan, termasuk anggota baru seperti Mesir, Ethiopia, Iran, serta Uni Emirat Arab. Beberapa negara lain seperti Turki, Azerbaijan, dan Malaysia juga telah mengajukan permohonan untuk bergabung dengan aliansi ini, sementara sejumlah negara lain menunjukkan minat serupa.

Advertisement

BRICS dan Tantangan terhadap Dominasi Dolar

Dolar AS tetap menjadi mata uang utama dalam perdagangan global meskipun menghadapi tantangan dari waktu ke waktu. Namun, negara-negara BRICS dan sejumlah negara berkembang mengaku frustrasi dengan dominasi AS dalam sistem keuangan dunia.

Dalam unggahan di platform Truth Social, Trump menyampaikan peringatannya kepada anggota BRICS. "Kami meminta jaminan bahwa mereka tidak akan menciptakan mata uang baru untuk menggantikan dolar AS. Jika mereka tetap melakukannya, tarif 100 persen akan diberlakukan, dan mereka akan kehilangan akses ke pasar AS yang besar," tegasnya.

Langkah-langkah ini menjadi respons Trump terhadap potensi ancaman dari rencana aliansi BRICS yang sedang menjajaki sistem pembayaran baru. Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan puncak BRICS pada Oktober menuduh AS menggunakan dolar sebagai "senjata ekonomi," yang dianggapnya sebagai kesalahan besar.

"Bukan kami yang ingin meninggalkan dolar," ungkap Putin. "Tetapi jika kami dibatasi dalam penggunaannya, kami tidak punya pilihan selain mencari alternatif."

Upaya De-Dolarisasi oleh Rusia

Sebagai bagian dari strategi de-dolarisasi, Rusia terus mendorong pembentukan sistem pembayaran baru untuk menggantikan jaringan SWIFT. Sistem ini memungkinkan Moskow menghindari sanksi Barat dan tetap bertransaksi dengan mitra internasionalnya.

Trump menegaskan bahwa tidak ada aliansi yang mampu menggantikan dominasi dolar AS dalam perdagangan global.

"Negara mana pun yang mencoba melawan dolar akan menghadapi konsekuensi berat dari Amerika Serikat," katanya.

Ketegangan ini menunjukkan dinamika geopolitik dan ekonomi global yang terus berkembang, di mana dolar tetap menjadi pusat perhatian dalam persaingan ekonomi dunia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES