Peristiwa Internasional

Menyala di Depan Kongres AS, Donald Trump Bicara Ukraina Hingga Salahkan Joe Biden

Rabu, 05 Maret 2025 - 13:49 | 11.87k
Presiden AS, Donald Trump dengan berapi-api saat berpidato di hadapan Kongres (FOTO: Daily Mail)
Presiden AS, Donald Trump dengan berapi-api saat berpidato di hadapan Kongres (FOTO: Daily Mail)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pidato Kenegaraan Presiden Donald Trump, 78, di depan Kongres AS, Selasa (4/3/2025) tadi malam begitu berapi-api yang menjlentrehkan mulai soal kesiapan damai Rusia-Ukraina hingga menyalah-nyalahkan presiden sebelumnya, Joe Biden.

Banyak cuplikan-cuplikan yang menggambarkan perseteruan antara Trump dengan partai Demokrat. Trump mengungkapkan bahwa presiden Rusia, Vladimir Putin telah mengirimkan sinyal yang jelas bahwa dia siap untuk kesepakatan damai dengan Ukraina.

Advertisement

Dalam pidato maraton selama kurang lebih 100 menit di hadapan anggota DPR, Trump juga mengatakan bahwa Volodymyr Zelensky menulis surat kepadanya setelah pertikaian mencengangkan mereka di Ruang Oval, di mana Zelenskyy mengatakan bahwa ia siap kembali ke meja perundingan.

Trump pun mengatakan, ia "menghargai" sikap Zelensky itu, dan mendesaknya untuk segera menandatangani kesepakatan yang mengizinkan perusahaan AS untuk mengekstraksi mineral tanah jarang di Ukraina.

Dalam pidatonya itu, Trump juga menuduh negara-negara Eropa  menghabiskan lebih banyak uang untuk minyak dan gas Rusia daripada membantu Ukraina. Trump juga memuji DOGE milik Elon Musk serta  menyalah-nyalahkan Presiden Joe Biden atas serangkaian masalah.

Trump justru membeberkan prestasinya selama 42 hari menjabat. Ia bersumpah AS tidak akan "bangun lagi" dan menggandakan rencananya untuk melarang atlet transgender dari olahraga wanita. Saat itulah anggota DPR dari partai Demokrat mencemoohnya dan menuduhnya "berbohong".

Trump juga mengungkapkan akan fokus pada kebijakan luar negerinya dan beralih ke hubungan AS-Ukraina yang berada di ambang kehancuran setelah pertemuan dengan Zelensky Jumat lalu dan keputusannya untuk menghentikan bantuan militer.

Ia juga masih ngotot dengan rencananya untuk merebut kembali Terusan Panama. Namun soal pembelian Greenland  tampaknya ia mengubah pendiriannya dengan menegaskan bahwa itu tergantung pada 'rakyatnya'.

Sedang pengiriman bantuan miliaran dollar ke Ukraina ia menyatakan skeptis dan ia kemudian bertanya kepada Senator Demokrat Elizabeth Warren apakah dia ingin perang 'terus berlangsung selama lima tahun lagi'.

"Bukankah itu indah?" katanya. "Sudah waktunya menghentikan kegilaan ini. Sudah waktunya menghentikan pembunuhan. Sudah waktunya mengakhiri perang yang tidak masuk akal ini. Jika Anda ingin mengakhiri perang, anda harus berbicara dengan kedua belah pihak," paparnya.

"Saya menerima surat penting dari Presiden Zelensky dari Ukraina. Surat itu berbunyi Ukraina siap untuk datang ke meja perundingan sesegera mungkin untuk membawa perdamaian abadi lebih dekat. Tidak ada yang lebih menginginkan perdamaian daripada Ukraina,'' kata Trump, mengutip surat itu.

Pertikaian antara Trump dengan Zelenskyy telah menggagalkan kesepakatan yang seharusnya ditandatangani AS dan Ukraina terkait mineral tanah jarang. Ia mengungkapkan, bahwa surat dari Zelensky itu menyatakan, mengenai perjanjian mineral dan keamanan, Ukraina siap menandatanganinya kapan saja yang nyaman bagi anda.

Donald Trump juga  mengungkapkan Vladimir Putin telah mengirimkan sinyal yang jelas bahwa ia siap untuk kesepakatan damai dengan Ukraina.

"Saya menghargai dia yang mengirim surat ini, baru saja menerimanya beberapa waktu yang lalu. Eropa sayangnya telah menghabiskan lebih banyak uang untuk membeli minyak dan gas Rusia daripada yang mereka habiskan untuk mempertahankan Ukraina," kata Trump.

Para pemimpin Eropa, terutama Perdana Menteri Inggris  Keir Starmer dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, memimpin negosiasi perdamaian setelah pertikaian spektakuler antara Donald Trump dan Zelensky di Ruang Oval. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES