Peristiwa Internasional Derap Nusantara

Antisipasi Perang Dagang AS, Ursula von der Leyen dan Li Qiang Berupaya Cegah Eskalasi

Selasa, 08 April 2025 - 23:03 | 47.32k
Arsip - Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen. (ANTARA/foto-Anadolu/py)
Arsip - Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen. (ANTARA/foto-Anadolu/py)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ketegangan perdagangan global kembali memanas setelah Amerika Serikat (AS) memperketat tarif impor terhadap China dan Uni Eropa (UE). Menanggapi hal ini, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Perdana Menteri China Li Qiang melakukan pembicaraan intensif melalui sambungan telepon, Selasa (8/7/2025), guna mencari solusi bersama mencegah eskalasi lebih lanjut.

Seruan untuk Menahan Diri
Dalam pernyataan resminya, von der Leyen mendesak agar semua pihak menghindari langkah-langkah yang dapat memperburuk situasi. "Presiden menyerukan resolusi yang dinegosiasikan terhadap situasi saat ini, dengan menekankan perlunya menghindari eskalasi lebih lanjut," tegasnya dalam pernyatan resminya.

Advertisement

Ia menekankan pentingnya menjaga stabilitas sistem perdagangan global yang adil dan berbasis aturan. Ia juga menekankan bahwa China dan UE memiliki tanggung jawab bersama untuk memastikan prediktabilitas ekonomi dunia.

Ancaman Tarif Trump yang Mengguncang Pasar
Kebijakan terbaru Presiden AS Donald Trump menjadi pemicu ketegangan ini. Pekan lalu, ia mengumumkan kenaikan tarif impor produk China menjadi 34%, naik dari sebelumnya 20%, dan mengancam akan menaikkannya hingga 50% jika Beijing membalas. Sementara itu, UE juga terkena imbas dengan tarif 20% untuk ekspornya ke AS.

Sejumlah analis ekonomi menyebut bahwa langkah Trump sebagai langkah berbahaya yang dapat memicu efek domino. Jika China dan UE membalas, maka akan terjadi perlombaan tarif yang merugikan pertumbuhan ekonomi global

Upaya Mitigasi Bersama
Dalam percakapan tersebut, von der Leyen dan Li Qiang sepakat membentuk mekanisme pemantauan untuk mengantisipasi pengalihan perdagangan, di mana produk China yang terkena tarif AS bisa membanjiri pasar Eropa. 

Von der Leyen menegaskan bahwa Uni Eopa dan China harus merespons secara tepat jika terjadi distorsi perdagangan.

Selain itu, UE mendesak China membuka akses lebih besar bagi produk dan layanan Eropa. Karena bila ingin terjadi keseimbangan pasar yang cepat maka hubungan dagang harus segara diperbaiki/

Isu Ukraina Masuk dalam Pembicaraan
Tak hanya perdagangan, von der Leyen juga menyoroti peran China dalam konflik Ukraina. Von der Leyen menegaskan bahwa perdamaian yang adil harus ditentukan oleh Kyiv, dan pihakya berharap Beijing dapat berkontribusi lebih.

Pernyataan ini dinilai sebagai upaya UE menarik dukungan China, yang selama ini bersikap ambigu dalam perang Rusia-Ukraina.

Perlukah Reformasi WTO?
Beberapa pengamat menilai ketegangan ini sudah bisa memperlihatkan bahwa ada banyak kelemahan dalam sistem perdagangan multilateral. WTO perlu diperkuat agar mampu menengahi sengketa semacam ini. Sementara itu, pasar global tetap harus waspada. Jika negosiasi gagal, risiko resesi perdagangan global semakin nyata. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES