Peristiwa Internasional

Pihak Ukraina Mencatat Ada 160 Warga Negara China Bertempur untuk Rusia

Kamis, 10 April 2025 - 13:32 | 35.07k
Warga China yang bergabung menjadi tentara Rusia ditangkap pasukan Ukraina.(FOTO: Kyiv Post)
Warga China yang bergabung menjadi tentara Rusia ditangkap pasukan Ukraina.(FOTO: Kyiv Post)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Perkembangan terbaru, intelijen Ukraina telah mengantongi data bahwa ada 163 warga negara China yang bergabung di Angkatan Bersenjata Rusia.

Kemarin Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskky, telah menyebutkan ada 155 warga negara China yang berperang melawan Ukraina di wilayah Ukraina.

Advertisement

Dilansir Kyiv Independent, menurut temuan dokumen intelijen Ukraina yang sempat dilihat pada hari Rabu ( 9/4/2025) kemarin, ada foto dan rincian paspor dari 13 rekrutan China yang dipilih untuk bertugas di tentara Rusia pada tanggal 2 April.

"Kami terus mengumpulkan informasi, kami yakin masih banyak lagi. Untuk 155 orang ini ada data paspor, asal mereka, dokumen China mereka, usia, dan lain-lain," tambah Zelensky.

Menurut Zelensky, tentara China itu ditugaskan di Brigade Senapan Motor Pengawal Terpisah ke-70 Rusia, Divisi Senapan ke-255, dan lainnya.

Sehari sebelumnya, Presiden Volodymyr Zelensky  mengumumkan,  Ukraina telah menangkap dua warga negara China yang bertempur untuk Rusia di wilayah Donetsk timur.

"Waktu itu ada kelompok yang terdiri dari enam warga negara China  bentrok dengan pasukan Ukraina, dan dua di antaranya kini ditahan oleh Dinas Keamanan Ukraina (SBUaa.)," katanya.

Dokumen tersebut, yang diperoleh Kyiv Independent, mencantumkan nama, data pribadi, tempat dinas, dan jabatan di tentara Rusia dari warga negara China lainnya.

"Tentara China yang ditangkap telah diidentifikasi sebagai Wang Guangjun dan Zhang Renbo, masing-masing lahir pada tahun 1991 dan 1998," kata seorang sumber kepada Kyiv Independent.

Guangjun ditangkap di dekat Belogorovka, Oblast Donetsk, sementara Renbo ditangkap di dekat Tarasivka, lebih jauh ke selatan.

Layanan pers unit militer Luhansk Ukraina mengatakan kepada Ukrainian Pravda, bahwa salah satu tentara yang ditangkap itu mengaku memberi upeti 300.000 rubel (sekitar $3.000) kepada seorang perantara di China untuk bergabung dengan militer Rusia dengan imbalan janji kewarganegaraan.

"Beijing tahu tentang ini. Rusia mendistribusikan video iklan tentang perekrutan melalui jejaring sosial China," kata Zelensky.

Setelah penangkapan tersebut, Zelensky memerintahkan Menteri Luar Negeri Andrii Sybiha untuk menghubungi Beijing. Ukraina memanggil kuasa usaha China untuk menuntut penjelasan resmi dan menyampaikan kecaman.

"Kami mencatat bahwa mereka adalah warga negara China, mereka berperang melawan kami, menggunakan senjata melawan warga Ukraina di wilayah Ukraina," kata presiden.

China menanggapi dengan mengatakan pihaknya sedang "memverifikasi" klaim tersebut, menegaskan kembali bahwa warga negara China dilarang berpartisipasi dalam konflik bersenjata di luar negeri.

Zelensky mengatakan kehadiran nyata warga negara China di jajaran militer Rusia merupakan bukti lebih lanjut bahwa Moskow tidak mencari perdamaian dan terus mencari dukungan dari negara-negara seperti China, Iran, dan Korea Utara .

Departemen Luar Negeri AS menyebut insiden itu "mengganggu", seraya menambahkan bahwa pihaknya memantau situasi dengan saksama. "Kami mengetahui laporan tersebut," kata juru bicara Tammy Bruce pada 8 April.

China, yang menggambarkan dirinya sebagai pihak netral dalam perang, telah menjadi pemasok barang-barang serbaguna terbesar bagi Rusia yang penting untuk pembuatan senjata.

Tidak seperti pasukan Korea Utara, yang bertempur di tanah Rusia, warga negara China tersebut ditangkap di wilayah Ukraina, yang menandai potensi peningkatan keterlibatan asing.

Korea Utara mengirim sekitar 12.000 tentara ke Oblast Kursk Rusia pada tahun 2024 untuk memperkuat garis pertahanan Rusia setelah serangan lintas perbatasan Ukraina.

Ukraina mengatakan telah menangkap dua tentara Korea Utara pada bulan Januari, dan memperkirakan 4.000 yang dikerahkan telah menjadi korban. 

Sejumlah warga negara China mengklaim bahwa mereka bertempur untuk Rusia setelah invasi Moskow ke Ukraina pada 2022. Beberapa diantara mereka bahkan aktif di media sosial membagikan kisah langsung mereka tentang perang tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES