Serangan Israel Tewaskan Jenderal dan Ilmuwan Nuklir Iran

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Serangan Israel terhadap Iran telah menewaskan dua jendral dan dua ilmuwan Iran, yakni Mohammad Mahdi Tehranchi dan Fereydoon Abbasi.
Mohammad Mahdi Tehranchi dan Fereydoon Abbasi adalah dua ilmuwan nuklir terkemuka. Bahkan Tehranchi adalah Rektor Universitas Islam Azad Iran. Sedangkan Fereydoon Abbasi adalah mantan kepala Organisasi Energi Atom Iran.
Advertisement
Kedua ilmuwan nuklir senior itu dinyatakan tewas dalam serangan yang dilancarkan Israel di Teheran pada Jumat dini hari tadi.
Sedangkan dua orang jendral Iran yang terbunuh adalah Panglima Tertinggi Garda Revolusi Iran IRGC, Mayor Jenderal Hossein Salami dan Komandan Markas Besar Pusat Khatam al-Anbia Iran, Mayor Jenderal Gholam Ali Rashid.
Bahkan putra Gholam Ali Rashid juga ikut tewas dalam serangan itu.
Pejabat Israel mengatakan serangan itu merupakan "tindakan pencegahan," meskipun tidak ada indikasi langsung bahwa Iran bakal melakukan serangan.
Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka bertindak "sebagai respons terhadap agresi berkelanjutan rezim Iran terhadap Israel," dan mengindikasikan bahwa masih ada lagi yang akan datang, dengan menggambarkan serangan itu sebagai "tahap pertama".
Seorang pejabat militer Israel mengatakan serangan itu menargetkan elemen program nuklir Iran dan kemampuan rudal jarak jauhnya.
Pemimpin Revolusi Islam Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei mengatakan rezim Israel telah menyegel takdir yang "pahit dan menyakitkan" bagi dirinya sendiri dengan serangan semalam terhadap Iran.
Dalam pesan kepada bangsanya pada Jumat pagi, beberapa jam setelah Israel menyerang lokasi di Teheran dan kota-kota lainnya, Ayatollah Khamenei mengatakan rezim Zionis harus menunggu hukuman berat.
"Untuk Bangsa Iran Raya!" begitu bunyi pesan sang Pemimpin dimulai, "rezim Zionis telah melakukan kejahatan di negara kita tercinta dengan tangannya yang jahat dan berdarah serta memperlihatkan sifat jahatnya lebih jauh dengan menyerang wilayah permukiman".
“Rezim ini harus menunggu respons yang keras," kata Ayatollah Khamenei.
Pemimpin itu juga mengatakan sejumlah komandan dan ilmuwan terbunuh dalam serangan itu. "Pengganti dan kolega mereka akan segera melanjutkan pekerjaan mereka," tambahnya.
"Dengan kejahatan ini, rezim Zionis telah mengunci dirinya sendiri pada takdir yang pahit dan menyakitkan dan pasti akan melihat (takdir) itu menimpanya,” kata Ayatollah Khamenei lagi.
"Dengan kehendak Tuhan, tangan kuat Angkatan Bersenjata Republik Islam tidak akan membiarkan Israel luput dari hukuman," katanya lagi.
Israel telah memulai serangan militer di dan dekat ibu kota Iran, Teheran, serta kota-kota lain di Iran pada Jumat dini hari tadi.
Korban Wanita dan Anak-anak
Gambar-gambar menunjukkan bangunan tempat tinggal yang rusak di beberapa lokasi di ibu kota. Saksi mata dan reporter dari TV pemerintah mengatakan mereka melihat banyak jasad wanita dan anak-anak diantara para korban.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Iran telah memperingatkan bahwa Republik Islam pasti akan memberikan tanggapan keras kepada rezim Zionis dan AS atas serangan tersebut.
Brigadir Jenderal Abolfazl Shekarchi memperingatkan bahwa Israel akan membayar harga yang mahal dan harus menunggu tanggapan keras dari Angkatan Bersenjata Iran.
Serangan Israel telah menargetkan sejumlah bangunan perumahan di ibu kota Iran, yang mengakibatkan kematian banyak warga sipil.
Saat ini penerbangan telah ditangguhkan di bandara internasional Imam Khomeini di Teheran.
Serangan itu terjadi dua hari sebelum putaran baru perundingan nuklir antara Iran dan AS.
Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan, tindakan agresif Israel terhadap Iran itu tidak mungkin dilakukan tanpa koordinasi dan persetujuan Amerika Serikat.
Mereka menyatakan pemerintah AS sebagai pendukung utama rezim ini dan akan bertanggung jawab atas konsekuensi berbahaya dari petualangan Israel.
CNN mengutip seorang pejabat Gedung Putih yang mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump mengadakan rapat kabinet bertepatan dengan peluncuran serangan Israel terhadap Iran.
Para pejabat itu mengatakan pertemuan kabinet Trump telah direncanakan sebelum serangan Israel terhadap Iran.
Sementara itu, New York Times mengutip tiga sumber yang mengatakan bahwa Donald Trump dan para pembantu seniornya mengetahui kemungkinan serangan Israel terhadap Iran yang telah menewaskan dua jendral dan dua ilmuwan nuklirnya serta puluhan warga sipil yang banyak diantaranya wanita dan anak-anak. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |