Peristiwa Internasional

Pemeriksaan Bandara AS Kini Lebih Praktis, Penumpang Tak Perlu Lagi Lepas Sepatu

Rabu, 09 Juli 2025 - 09:33 | 26.54k
Penumpang pesawat di Amerika Serikat tak lagi wajib melepas sepatu saat menjalani pemeriksaan di seluruh bandara di Amerika Serikat. (Foto: AP Photo/Erik S Lesser)
Penumpang pesawat di Amerika Serikat tak lagi wajib melepas sepatu saat menjalani pemeriksaan di seluruh bandara di Amerika Serikat. (Foto: AP Photo/Erik S Lesser)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Penumpang pesawat di bandara Amerika Serikat kini tak perlu lagi melepas sepatu saat melewati pemeriksaan keamanan.

Kebijakan baru ini diumumkan oleh Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Kristi Noem, pada Selasa (8/7/2025) waktu setempat dan langsung berlaku di seluruh bandara nasional.

Advertisement

Kebijakan tersebut mengakhiri aturan yang telah berlaku selama hampir dua dekade, sejak diberlakukannya pemeriksaan sepatu sebagai respons atas insiden “shoe bomber” pada tahun 2001.

“Mayoritas warga Amerika pasti senang mengetahui bahwa mereka kini bisa tetap mengenakan sepatu saat pemeriksaan. Ini akan membuat prosesnya jauh lebih lancar,” kata Noem dalam konferensi pers.

Meski begitu, Noem menegaskan bahwa dalam kondisi tertentu, petugas masih dapat meminta penumpang melepas sepatu jika dianggap perlu dilakukan pemeriksaan tambahan.

Berawal dari Ancaman, Berakhir Jadi Rutinitas

Kewajiban melepas sepatu di pos pemeriksaan keamanan bandara mulai diterapkan secara luas pada 2006, sebagai respons atas percobaan teror Richard Reid yang mencoba meledakkan pesawat dari Paris ke Miami dengan bom yang disembunyikan di dalam sepatunya pada akhir 2001.

Sejak saat itu, semua penumpang berusia 12 hingga 75 tahun wajib melepas sepatu saat pemeriksaan. Namun, peserta program TSA PreCheck dapat lolos dari kewajiban tersebut. Program ini memungkinkan penumpang untuk melewati pemeriksaan tanpa melepas sepatu, sabuk, atau jaket ringan, serta tidak perlu mengeluarkan laptop dan cairan dari tas, dengan biaya sekitar 80 dolar AS untuk masa berlaku lima tahun.

Menurut Noem, program PreCheck tetap akan menjadi opsi tercepat, karena meskipun sepatu tak lagi wajib dilepas, barang bawaan lain tetap harus masuk ke mesin pemindai.

Evaluasi Menyeluruh dan Inovasi Keamanan

Noem mengatakan TSA (Transportation Security Administration) kini tengah mengevaluasi sejumlah prosedur lainnya untuk menyederhanakan proses pemeriksaan. Beberapa uji coba sedang dilakukan, seperti jalur khusus untuk personel militer dan keluarga dengan anak kecil. Perubahan-perubahan lainnya akan diuji coba dalam 6 hingga 8 bulan ke depan.

Selain itu, TSA juga sedang mengembangkan teknologi pengenalan wajah dan penerapan ID digital (Real ID) untuk mempercepat verifikasi identitas penumpang.

TSA sendiri dibentuk pada tahun 2001 oleh Presiden George W. Bush sebagai bagian dari respons terhadap serangan 11 September. Lembaga ini menggantikan sistem keamanan bandara yang sebelumnya dijalankan oleh perusahaan swasta.

Namun, sistem pemeriksaan bandara AS tetap menuai banyak keluhan, mulai dari antrean panjang hingga proses yang dianggap merepotkan. Hal ini sempat menjadi sorotan mantan Menteri Perhubungan era Presiden Donald Trump, Sean Duffy, yang menyebut TSA sebagai “keluhan nomor satu dalam dunia perjalanan udara.”

Sementara itu, posisi Administrator TSA saat ini masih kosong setelah David Pekoske diberhentikan oleh Trump pada awal tahun, meski sebelumnya ia telah diangkat kembali oleh Presiden Joe Biden untuk masa jabatan kedua. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES