Peristiwa Internasional

Konflik Thailand-Kamboja Ancam Pasokan Tuna Kaleng dan Pakan Hewan Global

Kamis, 24 Juli 2025 - 23:08 | 15.18k
Ilustrasi - Perjalanan menuju perbatasan Thailand dan Kamboja, Selasa (4/4/2017). (FOTO: ANTARA News/ Arindra Meodia)
Ilustrasi - Perjalanan menuju perbatasan Thailand dan Kamboja, Selasa (4/4/2017). (FOTO: ANTARA News/ Arindra Meodia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Eskalasi ketegangan antara Thailand dan Kamboja berpotensi menciptakan kelangkaan signifikan pada pasokan tuna kaleng global, mengingat posisi dominan Thailand sebagai eksportir utama komoditas tersebut.

Analisis RIA Novosti berdasarkan data Asosiasi Industri Tuna Thailand menunjukkan bahwa pada 2023, Thailand menguasai 28% dari total ekspor tuna kaleng dunia yang mencapai 1,6 juta ton.

Advertisement

Posisi Thailand jauh di atas eksportir utama lainnya, dengan Ekuador sebagai pesaing terdekat hanya menguasai 14% pasar, disusul China dengan 9%. Tren kenaikan terus berlanjut di tahun 2024, dimana ekspor tuna kaleng Thailand melonjak 30% menjadi 580 ribu ton dari sebelumnya 445 ribu ton.

"Amerika Serikat merupakan konsumen tuna kaleng Thailand terbesar, yakni sebanyak 21 persen dari total pembelian, diikuti oleh Jepang, Australia, dan Libya masing-masing 7 persen, serta Arab Saudi sebesar 6 persen," merujuk pada data perdagangan terbaru.

Berdasarkan catatan FAO, Thailand mengendalikan sekitar 8% perdagangan tuna global (baik segar maupun olahan), berada di belakang Ekuador (12%), China (11%), dan Indonesia (8,5%). Dampak konflik juga berpotensi meluas ke industri pakan hewan peliharaan, dimana Thailand merupakan eksportir terbesar kedua dunia dengan nilai ekspor US$2,7 miliar pada 2024.

"Pada komoditas tersebut, AS juga menjadi pembeli utama makanan hewan peliharaan dari Thailand, menyumbang hampir sepertiga ekspor Thailand," menunjukkan ketergantungan pasar global pada produk Thailand. Sementara pangsa pasar Rusia masih relatif kecil dengan nilai impor hanya US$4,9 juta, otoritas veteriner Rusia telah membatasi akses enam produsen Thailand sejak Maret 2024.

Eskalasi militer dipicu sengketa Kuil Preah Vihear (situs UNESCO abad ke-11) yang memuncak dalam pertukaran tembakan artileri dan serangan roket. Laporan Al Jazeera menyebutkan korban jiwa mencapai 11 warga sipil dan seorang tentara Thailand, memaksa evakuasi di empat provinsi perbatasan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES