KCI Nyatakan Sistem Ticketing di 79 Stasiun Sudah Kembali Normal

TIMESINDONESIA, JAKARTA – PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) menyatakan, bahwa sistem ticketing di 79 stasiun telah kembali normal. Proses pembaharuan dan pemeliharaan tiket elektronik untuk KRL commuterline telah selesai pada Senin (23/7/2018) siang.
"Sekarang ini, seluruh stasiun KRL dapat kembali melayani transaksi tiket elektronik menggunakan kartu berlangganan (KMT), e-money, dan kartu harian (THB)," ujar Direktur Utama PT KCI, Wiwik Widayanti dalam keterangan pers, Jakarta.
Advertisement
Kata dia, proses yang dimulai pada Sabtu, 21 Juli tersebut awalnya ditarget selesai pada Minggu kemarin. Ternyata, kata dia, pembaharuan ini membutuhkan waktu lebih lama.
Makanya, sampai Minggu malam proses ini terus dikejar agar Senin bisa segera rampung. Sebab, pihak KCI mengetahui bahwa frekuensi penggunaan KRL pada hari kerja, terutama Senin akan lebih padat ketimbang di hari Sabtu dan Minggu.
"Ada sejumlah hal yang perlu diperbaiki lagi, sistem banyak yang error, jadi di-deploy ulang fasilitas tiketing di semua stasiun KRL," jelasnya.
Sekarang ini, ia mengklaim, semua layanan tiket elektronik sudah kembali berjalan normal. Kalaupun ada kartu KMT atau e-money yang sulit diakses untuk tapping, maka pengguna KRL harus melakukan normalisasi di loket stasiun. "Kami berikan waktu tujuh hari untuk normalisasi," tambah Wiwik.
Namun, dia menyatakan, program ini murni untuk pemeliharaan sistem. Sebab, penggunaan tiket elektronik untuk KRL commuterline sendiri, kata dia, sudah berjalan sejak 2013. Karena itu, menurutnya, perlu pembaharuan dan pemeliharaan.
Terkait dengan penggunaan tiket kertas yang berlaku sejak Minggu kemarin, dan ramai menjadi perbincangan publik pada Senin pagi, kata Wiwik, semua itu sudah sesuai dengan SOP PT KCI.
"Karena kami tahu dari sisi kenyamanan penumpang, pasti terganggu. Tapi, tidak mungkin juga gratis," ujar dia.
PT KCI sendiri, kata Wiwik, belum berhitung terkait kerugian yang dialami karena telah memberlakukan tiket Rp3.000 ke semua stasiun tujuan. Namun, pemberlakuan tiket dengan sistem flat dipakai untuk menekankan sistem pelayanan.
"Kami tidak pakai sistem zona per zona, karena pasti akan memakan waktu. Dan, perlu kecepatan mengurai antrean penumpang. Mau tidak mau, ini harus dilakukan," tutup Direktur Utama PT KCI, Wiwik Widayanti. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |
Sumber | : TIMES Jakarta |