Peristiwa Nasional Asian Games 2018

Si Bhin Bhin, Atung dan Kaka Itu Made in Tiongkok

Selasa, 21 Agustus 2018 - 11:02 | 291.13k
Maskot Asian Games 2018. (FOTO: Good News from Indonesia)
Maskot Asian Games 2018. (FOTO: Good News from Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Setiap kali ada multievent, kali itu pula pasti ada maskot. Tak terkecuali di Asian Games ke-18 di Jakarta dan Palembang kali ini. Panitia meluncurkan tiga maskot yang diberi nama Si Bhin Bhin, Atung dan Kaka.

Tim Lipsus Asian Games 2018 TIMES Indonesia mencatat, Bhin Bhin digambarkan sebagai wujud burung cendrawasih yang hidup di pulau paling ujung timur Nusantara, yakni Papua. Sedangkan Atung bagai rusa Bawean, Jawa Timur. Dan, Kaka sosok badak bercula satu. Badak Asia ini pupulasinya menyebar sampai China, India, Vietnam dan kota Asia Tenggara lainnya, seperti Jawa.

Untuk mendapatkan maskot atau marchandise Asian Games tidak harus ke Jakarta. Boneka lucu itu dipesan via online shop. Yang orginal alias asli bisa dilihat di webb resmi milik Inasgoc atau toko-toko online.

Kenapa harus lewat online? Ini agar pembeli tidak kecewa dan memperoleh barang yang asli atau berlesensi. Harganya variatif. Tergantung besar kecilnya ukuran.

Harga satu paket, tiga jenis maskot, tersebut dipatok seharga Rp 499. Mahal memang karena original dan berlesensi resmi.

Boneka tersebut buatan Tiongkok. Awalnya panitia melelang pembuatan maskot itu kepada pengusaha di Kota Bekasi, Jawa Barat. Namun karena harga pokok yang diberikan terlalu mahal, maka, tender pembuatan boneka itu dimenangkan pengusaha Tiongkok.

Seperti yang dilansir Kantor Berita Antara bahwa pengusaha domestik terlalu tinggi mematok harga boneka dan bordirnya. Sedangkan orang Tiongkok berani memberi harga separuh lebih murah.

Perbedaan harga produksi yang lebih murah di Tiongkok itulah, membuat pihak penyelenggara tidak melibatkan 100 lebih anggotanya di Bekasi.

"Pada April 2018, saya coba mendatangi pihak penyelenggara dengan membawa sampel boneka dan bordirannya untuk kembali melobi mereka agar melibatkan pengrajin domestik, namun memang perbedaan harga ini yang menjadi kendala kami," aku Soleman, salah seorang peserta lelang.

Soleman mengungkapkan, harga yang ditawarkan pengrajin domestik untuk satu produk boneka berkisar antara Rp 30.000 hingga Rp 50.000 tergantung ukurannya. Namun rupanya, kata dia, produsen Tiongkok menyanggupi untuk memberikan setengah harga dari yang ditawarkan pengrajin Bekasi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES