Peristiwa Nasional Ekspedisi Gubernur

Pemprov Ajak Tim Ekspedisi Gubernur Eksplorasi Potensi Babel

Kamis, 27 September 2018 - 20:11 | 26.89k
Lada Bangka yang memiliki kualitas terbaik di dunia (FOTO: Rizki Dwi Putra/TIMES Indonesia)
Lada Bangka yang memiliki kualitas terbaik di dunia (FOTO: Rizki Dwi Putra/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PANGKALPINANG – Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dikenal memiliki ragam kekayaan alam yang luar biasa. Mulai dari perkebunan, pertambangan, kehutanan hingga perikanan. Pada Kamis (26/9) Pemprov Kepulauan Babel mengajak Tim Ekspedisi Gubernur dari Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) untuk mengeksplorasi potensi lada dan perikanan di Bangka Belitung (Babel).

Tim Ekspedisi Gubernur dari APPSI bersama Dinas Perkebunan, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Babel berkunjung ke perkebunan lada di Kabupaten Bangka Tengah. Total luasnya mencapai 2.310,05 hektare. 

Advertisement

Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Yan Megawandi menyebut kualitas lada putih di Babel merupakan yang terbaik di dunia. Sayangnya saat ini harga komoditas lada sedang jatuh.

Lada-Bangka-b.jpg

"Harga lada saat ini jatuh di kisaran 50 Ribu Rupiah per kilogram, padahal biasanya bisa mencapai tiga kali lipat dari harga saat ini," ungkap Yan.

Berdekatan dengan perkebunan lada, juga terdapat Hutan Pelawan yang merupakan Taman Keanekaragaman Hayati. Tim Ekspedisi Gubernur dari APPSI mengeksplorasi Pohon Pelawan yang menjadi tempat bersarangnya lebah yang menghasilkan madu pahit khas Bangka.

Kemudian di bawah pohon tumbuh jamur pelawan yang harganya mencapai 2,5 juta per kilogram. Baik madu maupun jamur pelawan dikenal memiliki khasiat tinggi untuk kesehatan.

Selain itu, Tim Ekspedisi Gubernur juga mengunjungi industri pengolahan ikan menjadi krupuk kemplang khas Bangka. Krupuk kemplang ini diolah dari ragam ikan seperti ikan parang-parang, ikan tengiri, cumi-cumi hingga udang, dan telah diekapor ke 15 negara terutama Korea Selatan. 

Mario, selaku pemilik usaha krupuk kemplang khas Bangka mengaku masih kekurangan pasokan bahan ikan hingga harus mengimpor ikan.

"Kebutuhan ikan begitu besar mencapai puluhan ton tiap bulan, sementara ada waktu tertentu dimana nelayan tidak melaut sehingga kami terpaksa impor," ungkap Mario.

Sementara Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman mengungkapkan bahwa di sektor perikanan kebutuhan utama di Bangka Belitung adalah menambah cold storage sehingga stok ikan dapat disimpan untuk waktu yang lebih lama, dan dapat menjadi stok saat nelayan tidak bisa melaut. Tim Ekspedisi Gubernur dari APPSI pun terus mengeksplorasi Babel. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES