Peristiwa Nasional

Pengamat Ungkap Fakta di Balik Sebutan Soeharto sebagai Bapak Pembangunan

Senin, 24 Desember 2018 - 20:06 | 136.86k
Karyono Wibowo dalam diskusi Soeharto: Bapak Pembangunan atau Guru Korupsi di kawasan Salemba Tengah, Jakarta Pusat, Senin (24/12/2018). (Foto: Rahmi Yati Abrar/TIMES Indonesia)
Karyono Wibowo dalam diskusi Soeharto: Bapak Pembangunan atau Guru Korupsi di kawasan Salemba Tengah, Jakarta Pusat, Senin (24/12/2018). (Foto: Rahmi Yati Abrar/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTAPengamat Politik Karyono Wibowo, mengungkapkan alasan kenapa mantan Presiden Republik Indonesia ke-2, Soeharto disebut sebagai Bapak Pembangunan oleh sebagian orang.

Hal itu ia ungkapkan dalam diskusi publik yang bertajuk "Soeharto: Bapak Pembangunan atau Guru Korupsi?" di kawasan Salemba Tengah, Jakarta Pusat, Senin (24/12/2018).

Advertisement

"Menurut saya kenapa Soeharto diberi julukan bapak pembangunan itu, saya teringat waktu Soeharto berkuasa ia meletakkan doktrin yang namanya trilogi pembangunan," kata Karyono di depan peserta diskusi.

Dimana trilogi pembangunan tersebut diantaranya, stabilitas nasional, pertumbuhan ekonomi, dan pemerataan. "Untuk mewujudkan doktrin trilogi pembangunan itu ia membuat suatu perencanaan pembangunan," tukasnya.

Kendati demikian, Karyono menyebut tidak semua trilogi pembangunan itu berhasil. Adapun yang dianggap berhasil antara lain, Soeharto mampu membangun stabilitas ekonomi, membuat suatu pertumbuhan ekonomi serta dinilai mampu membangun swasembada pangan.

Karyono memperjelas bahwa semua hal itu hanyalah anggapan sebagian orang. Pasalnya, trilogi pembangunan tersebut juga tak terlepas dari persoalan. "Misalnya saja doktrin trilogi pembangunan stabilitas nasional. Itu melahirkan apa? Sebuah regulasi dan kebijakan yang membungkam demokrasi," imbuhnya.

Ia lantas mencontohkan, beberapa orang yang kritis di jaman Orde Baru (Orba) dibungkam, kebebasan Pers dikekang, bahkan Partai Politik (Parpol) dikekang dan organisasi dibatasi. "Itu fakta," tegasnya.

Sedangkan di sektor ekonomi, selain menimbulkan stabilitias juga di satu sisi Indonesia dibanjiri oleh arus modal asing pada saat itu. "Penarikan investasi asing juga akhirnya menimbulkan problematika," jelasnya.

Selanjutnya untuk pemerataan, Karyono mengungkap justru yang terjadi adalah kesenjangan. "Akhirnya yang terjadi adalah akumulasi kekuasaan dari praktek pemerintahan orba waktu itu," tandas Pengamat Politik Karyono Wibowo, dalam diskusi publik yang bertajuk "Soeharto: Bapak Pembangunan atau Guru Korupsi?"  (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES