Pengusaha Ini Berikan Seluruh Hartanya untuk Kaum Duafa Sebelum Meninggal

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sosok Ali Banat, seorang pengusaha sukses asal Sydney, Australia, nampaknya bisa menjadi inspirasi. Pengusaha yang juga mengoleksi berbagai barang mewah ini menyumbangkan seluruh hartanya untuk orang-orang miskin di Afrika.
Langkah ini dilakukan Banat sebelum meninggal dunia pada 29 Mei 2018, tiga tahun setelah didiagnosis mengidap kanker stadium empat.
Advertisement
Sebelum memutuskan untuk mengambil keputusan besar tersebut, pria yang lahir pada 16 Februari 1982 ini dikenal sebagai pebisnis yang berhasil dan menjalani gaya hidup yang mewah. Ia adalah kolektor mobil, jam tangan, sepatu, topi, dan kacamata mahal. Ia punya mobil sport seharga US$600.000 atau sekitar Rp8,3 miliar dan gelang US$60.000 (Rp833 juta).
Keputusan drastis untuk menyerahkan kekayaan kepada kaum duafa ia ambil setelah dokter mengatakan ia terkena kanker dan hanya punya waktu tujuh bulan untuk bertahan hidup. Banat menyebut kanker yang menggerogoti seluruh badannya sebagai hadiah dari Allah.
"Ini hadiah karena Allah memberi kesempatan bagi saya untuk berubah...," ia tak kuasa menahan air mata saat menyampaikan jawaban ini melalui video yang diunggah ke YouTube.
Banat menambahkan bahwa kanker yang ia derita membukakan matanya atas banyak hal di dunia ini.
"Begitu tahu saya terkena kanker, saya melepas koleksi mobil, jam tangan, bahkan pakaian. Saya bawa semua pakaian saya dan saya serahkan ke orang-orang yang memerlukan ketika saya bepergian ke luar negeri," kata Banat.
Ia mengatakan tak lagi punya keinginan untuk mengejar kenikmatan dunia. "Ketika seseorang mengatakan kepada Anda bahwa Anda sakit dan hanya punya waktu beberapa bulan untuk bertahan, mengejar kesenangan dunia akan menjadi prioritas yang paling akhir," jelas Banat.
Ia mengatakan harta dunia tak akan bermanfaat secara pribadi bagi seseorang yang divonis mati dalam beberapa bulan. Karena itu ia berniat memberikan seluruh harta miliknya untuk kaum duafa di Afrika.
"Bagi saya lebih utama membuat seorang anak di Afrika tersenyum bahagia daripada memiliki mobil mewah seharga miliaran," katanya.
Setelah mengadakan perjalanan ke Afrika, Banat mendirikan yayasan sosial dengan tujuan mendirikan masjid, madrasah dan membantu para janda di benua tersebut.
Keputusan mendirikan yayasan juga dipicu ketika ia mengantarkan kawan yang meninggal dunia karena kanker. Saat di pemakaman ia sadar bahwa setelah seseorang meninggal dunia, tak ada yang mendampingi di alam kubur. Satu-satunya yang akan dibawa adalah amal kebaikan selama di dunia.
Lembaga sosial yang dirikan pengusaha sukses tersebut juga menggalang dana melalui internet. Dana yang dikumpulkan antara lain akan dipakai untuk membangun fasilitas pendidikan dan membantu warga miskin di sejumlah negara di Afrika, termasuk Togo, Burkina Faso, dan Ghana. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rochmat Shobirin |
Sumber | : TIMES Jakarta |