Peristiwa Nasional NKRI Lawan Corona

PT Bimasakti dan TIMES Indonesia Serahkan Bantuan Virus Killer, Wagub Emil: Inovatif!

Rabu, 29 April 2020 - 23:29 | 212.38k
Direktur TIMES Indonesia Kiagus Firdaus, Wagub Emil, Didin Noor Ali, Dokter Helmy dan Dokter Yaladewi saat prosesi serah terima bantuan Virus Killer di Grahadi, Rabu (29/4/2020). (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Direktur TIMES Indonesia Kiagus Firdaus, Wagub Emil, Didin Noor Ali, Dokter Helmy dan Dokter Yaladewi saat prosesi serah terima bantuan Virus Killer di Grahadi, Rabu (29/4/2020). (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
FOKUS

NKRI Lawan Corona

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Perusahaan financial technology PT Bimasakti Multi Sinergi bersama TIMES Indonesia memberikan bantuan sepuluh alat pembunuh virus (Virus Killer) kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur

Bantuan diserahkan langsung oleh Direktur Komersial Bimasakti Group Didin Noor Ali bersama Direktur TIMES Indonesia Kiagus Firdaus kepada Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak di Gedung Negara Grahadi, Rabu (29/4/2020). 

Advertisement

Menurut Didin, bantuan ini berasal dari Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT Bimasakti. Dirinya berharap alat ini bisa menjadi solusi dari pandemi Covid-19.

Virus-Killer-2.jpg

"Alat ini masih kita produksi terbatas belum pabrikasi. Maksimal hanya 30-50 unit, itu pun hanya untuk kepentingan donasi dibagi untuk rumah sakit juga di Pemprov. Nanti baru akan dipikirkan untuk produk secara massal di Indonesia," ungkapnya.

Ia menjelaskan, Virus Killer merupakan hasil riset Dokter Helmy Djafar dan Dokter Yaladewi Soeyono dan didanai oleh PT Bimasakti Multi Sinergi. Alat tersebut diklaim mampu membunuh berbagai macam virus, termasuk Covid-19. 

Direktur TIMES Indonesia Kiagus Firdaus mengungkapkan, jika perusahaan media berjejaring nomor satu ini telah melakukan kerjasama dengan PT Bimasakti sebagai perusahaan fintech asli Sidoarjo. 

"Alat ini sangat membantu untuk ruangan isolasi, rumah sakit, tempat ibadah, pasar, sekolah dan perkantoran pelayanan publik. Kami akan terus berkarya bersatu melawan Corona," terang Kiagus. 

Sedangkan penemu alat Virus Killer Device, Dokter Helmy Djafar mengungkapkan sebenarnya penyebaran virus lebih banyak di ruang tertutup lewat droplets. Karena di ruang terbuka virus mudah mati jika terkena sinar matahari. 

Cara kerja alat tesebut seperti vacuum. Mampu menyedot udara yang tercampur virus Corona akibat droplet, dan dikeluarkan menjadi menjadi udara yang bisa membunuh partikel virus. 

Virus-Killer-3.jpg

Virus Killer dapat menurunkan kontaminasi ruangan terhadap Covid-19. Sehingga mampu menurunkan efek penyebaran virus ke sistem pernapasan manusia. 

"Ndak perlu satu hari, sepuluh menit saja sudah mati," katanya.

Dirinya mencontohkan dalam rapat dan salah satunya ada yang positif, maka udara dalam ruangan akan bercampur virus jika dia mengeluarkan dropplets dan ini rentan.

Sebaliknya, upaya menekan penyebaran Corona yang saat ini banyak dilakukan kebanyakan untuk out door. Misalnya, penyemprotan disinfektan di jalan-jalan.

Maka, ia berinisiatif menciptakan alat pembunuh virus. Alat ini bekerja membersihkan udara dalam ruangan dan diubah menjadi udara segar.

Cara kerja Virus Killer, mampu menghisap secara kuat udara dalam ruangan yang telah terkontaminasi melalui tekanan negatif ke dalam alat ini.

Udara yang terperangkap akan dipapar sinar Ultraviolet (UV-C) dengan panjang gelombang 254 nm. Karena Covid-19 termasuk virus ssRNA rantai tunggal dan memiliki kapsul lipid, maka sangat sensitif terhadap paparan UV 254 nm. 

"Sinar UV akan merusak kapsul lipid serta merusak nukleous sehingga pada saat itu juga terjadi kerusakan nukleo protein pada virus dan membuat virus menjadi inaktif," tambah Dokter Yaladewi Soeyono sebagai pencetus ide pembuatan Virus Killer. 

Proses berlanjut dengan partikel antiseptik yang mengikat virus inaktif. Zakir aktif pada antiseptik sangat efektif membunuh virus. Artinya, fase kedua pembunuhan virus. 

Hasil perikatan virus dengan zat aktif pasa antiseptik dalam bentuk kelembaban tersebut akan kembali dilakukan pembelahan hingga menjadi mikro partikel antiseptik yang dipicu oleh tembakan gelombang Ultrasound. Secara kimiawi, proses tersebut mengakibatkan oksidasi lapisan lipid dari virus akibat paparan sinar UV sebelumnya. 

"Langkah ini sekaligus menjadi proses pembunuh virus lapis ketiga sehingga proses inaktif sangat optimal," urainya. 

Pada tahap terakhir, udara yang telah terbebas dari akan dialirkan melalui filter udara kembali yang akan menyaring residu dari proses tersebut. 

Alat ini akan menghembuskan udara bersih untuk dikembalikan ke dalam ruangan dan mengandung zat aktif berupa partikel antiseptik yang efektif membunuh virus yang terlanjur menempel di permukaan ruangan dan tidak bisa terhisap alat ini. 

"Di kotak itu cuma butuh waktu 0,2 detik untuk bunuh virus. Sebetulnya sederhana tapi tak banyak terpikirkan," kata Yaladewi diamini Dokter Helmy Djafar. 

Alat ini juga dianggap cocok untuk kondisi pandemi karena bekerja terus menerus, hingga udara terus bersih. Berbeda dengan alat yang sudah ada yang membersihkan ruangan hanya sekali saja di awal.

"Yang penting ini ditempatkan di in door seperti ruang praktik dokter. Saya juga nyiapin untuk kapasitas ruang besar, kalau ini cukup untuk ruang 4x5 meter," tambahnya.

Sementara Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak mengapresi inovasi pembuatan alat pembunuh virus ini. Tentunya setiap inovasi di bidang medis akan melalui proses sebelum dipakai untuk keperluan medis. 

"Tetapi kita sangat bangga ada masyarakat jatim yang punya minat untuk melihat potensi untuk menanggulangi pandemi Covid-19. Bagaimana alat ini bermanfaat ini yang akan dilihat," ucapnya usai menerima PT Bimasakti Multi Sinergi dan TIMES Indonesia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES