Peristiwa Nasional

Anggaran Perpusnas Dipotong, Hetifah Tekankan Fokus Digitalisasi

Jumat, 08 Mei 2020 - 21:41 | 26.40k
Wakil ketua komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian (Foto: Luay For TIMES Indonesia)
Wakil ketua komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian (Foto: Luay For TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Anggaran Perpustakaan nasional (Perpusnas) pada tahun ini berkurang 30,9%, dari pagu awal sebesar Rp. 659 M menjadi Rp 454 M. Hal ini sebagaimana disampaikan pada Rapat Dengar Pendapat Komisi X DPR RI dengan Kepala Perpustakaan Nasional, Jumat (8/5/2020). 

Pemotongan tersebut disebabkan karena adanya realokasi anggaran dalam rangka penanggulangan Covid-19, yang tercantum pada PP No.4/2020 dan Surat Menteri Keuangan Nomor S-302/ MK.02 / 2020. 

Advertisement

Sehubungan dengan hal tersebut, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian menyatakan prihatin akan tidak maksimalnya program literasi kepada masyarakat melalui perpusnas.

“Sangat prihatin sekali ya, karena visi kita saat ini adalah untuk pembangunan SDM unggul. Perpustakaan seharusnya memegang peranan penting untuk edukasi dan program-programnya ditambah,” paparnya.

Meski demikian, Hetifah memahami bahwa memang ada kepentingan yang lebih mendesak yaitu penanggulangan Covid-19. 

“Jika memang harus begitu, maka kedepannya berarti kita harus berfokus pada strategi efisiensi dan efektivitas, agar target-target capaian tidak terlalu menurun,” ujarnya.

Hetifah menjelaskan, perlu ada pendekatan-pendekatan baru yang dicoba oleh Perpusnas agar dapat menggunakan dana sesedikit mungkin dengan dampak yang besar. 

“Sebagai contoh, daripada membangun bangunan perpustakaan fisik, bisa membuat program motor perpustakaan keliling. Yang penting adalah outcomenya atau jumlah masyarakat yang dapat dijangkau,” jelasnya.

Lebih lanjut, Wakil Ketua Umum Partai Golkar tersebut mendorong Perpusnas untuk berfokus pada program digitalisasi. 

“Dengan adanya Covid-19 ini, masyarakat Indonesia sudah semakin terbiasa untuk menggunakan teknologi. Ini harus dimanfaatkan Perpusnas untuk meningkatkan engagement di aplikasi iPusnas,” paparnya.

Selain itu, Hetifah menjelaskan bahwa pendekatan berbasis teknologi dapat menghemat anggaran dengan cukup signifikan.

“Untuk diklat-diklat pustakawan misalnya, dibandingkan dilakukan dengan fisik tentu akan jauh lebih hemat jika materinya disediakan secara daring. Juga program-program lain seperti pembudayaan gemar membaca. Memang Perpusnas harus kreatif dan banyak-banyak berinovasi, agar fungsinya dapat tetap berjalan dengan baik.” ungkap Hetifah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Adhitya Hendra
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES