Peristiwa Nasional

Status Gunung Merapi Siaga, Pemkab Sleman Gelar Rakor Mendadak

Kamis, 05 November 2020 - 22:37 | 62.54k
Suasana Gunung Merapi. (FOTO: Fajar Rianto/TIMES Indonesia)
Suasana Gunung Merapi. (FOTO: Fajar Rianto/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SLEMAN – Menyusul keputusan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menaikan status Gunung Merapi Yogyakarta dari waspada menjadi siaga, Pemkab Sleman langsung menggelar rapat koordinasi (rakor) secara mendadak pada Kamis (5/11/2020) sore.

Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman, H Harda Kiswaya, SE MSi mengatakan rapat ini untuk mengantisipasi bila suatu ketika Gunung Merapi menunjukkan peningkatan aktivitas. Rapat ini sekaligus menindaklanjuti perintah Gubernur DIY Sri Sultan HB X agar Pemkab Sleman bertindak dengan cepat.

Advertisement

Gunung Merapi 2

Kemudian, menerbitkan surat edaran pada kapanewon-kapanewon terdekat dari Merapi. Jalur-jalur evakuasi tidak boleh untuk lewat angkutan pasir serta segera disiapkan segala sesuatunya menyangkut Merapi.

Usai dilakukan pembahasan terkait pesan beliau. Pada prinsipnya, tegas Harda Kiswaya, Sleman sudah siap. "Juga sudah diputuskan pula akan diterbitkan darurat Merapi, menyangkut tehnis pembiayaannya," kata Harda.

Kepala pelaksana Badan Penanggulangan dan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Drs Joko Supriyanto. M.Si menambahkan, berkaitan hal ini, sudah dilakukan antisipasinya.

"Sejak lama sudah disiapkan. Baik itu masyarakat dari RT, RW, Dusun dan lain-lainya. Mereka sudah diberikan pelatihan. Bagaimana antisipasi apabila terjadi erupsi gunung Merapi. Sehinga semua sudah paham langkah-langkahnya," terangnya.

Menurutnya, selain itu masyarakat Sleman sudah punya skenario rekonti (rencana kontinjensi) gunung Merapi dan tertuang dalam buku.

Juga sudah disiapkan barak untuk para pengungsi. Sehingga dari peningkatan status ini, kelompok rentan(lansia, anak kecil, difabel dsb) perlu diungsikan sesuai SOP nya, serta ternak perlu di amankan.

Tempat wisata dibatasi sesuai dengan rekomendasi. Dimana jarak aman adalah 5 km lebih dari puncak. Sehingga tempat wisata yang kurang atau pas 5 km jaraknya dari puncak akan ditutup.

"Berdasar rekomendasi, bahwa potensi ancaman bahaya berupa guguran lava, lontaran material dan awan panas sejauh 5 km. Maka Klangon, Turgo, Kaliadem (Bunker) yang berjarak 5 km dari puncak atau kurang ini akan kita tutup," jelasnya.

Selain dalam rekomendasi menyangkut perkiraan bahaya di wilayah Kapanewon Cangkringan. Meliputi dusun Kalitengah Lor, desa Glagahharjo; dusun Kaliadem, desa Kepuharjo; serta dusun Pelemsari, desa Umbulharo.

Menurut Joko Supriyanto, untuk wilayah Pelemsari dan Kaliadem sudah kosong, mereka sudah ada di Huntap. Sementara tinggal warga yang ada di wilayah Kalitengah Lor. Di tempat ini terdapat sekitar 160 warga masyarakat yang termasuk kelompok rentan.

Nah, rencananya mereka akan ditempatkan Pemkab Sleman di Barak Pengungsian dekat Balai Desa Glagaharjo. Mengingat dekat balai desa juga terdapat lapangan. Lokasi sekitarnya juga mudah untuk cari rumput jadi bisa dijadikan tempat pengungsian ternak bagi warga sekitar Gunung Merapi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES