Ini Kecanggihan Pesawat P-8 Poseidon yang Diterjunkan untuk Mencari KRI Nanggala 402

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono menyampaikan, berbagai bantuan dari negara lain untuk mencari Kapal Selam KRI Nanggala 402 tersebut berdatangan. Sore ini, Pesawat P-8 Poseidon milik Amerika Serikat (AS) juga akan segera diterjunkan untuk mencari kapal selam ini.
Pesawat P-8 Poseidon itu akan meluncur dari Bandara Ngurah Rai Bali menuju ke lokasi pencarian Kapal Selam yang membawa 53 awak itu. "Nanti pukul 16.00 WITA pesawat Poseidon akan takeoff dari Bali dan melakukan kegiatan pencarian," ujarnya, Sabtu (24/4/2021).
Advertisement
Dikutip dari Kompas, pesawat yang lebih akbrab disebut P-8 ini kerap digunakan untuk melakukan patroli di sekitar laut Filipina maupun perairan laut China Selatan.
P-8, pesawat patroli buatan Boeing ini memang merupakan pesawat patroli maritim multi-misi. Pesawat ini masuk jenis pesawat matamata yang unggul dalam perang anti-kapal selam, perang anti-permukaan, intelijen, pengintaian dan pengintaian dan pencarian serta penyelamatan.
P-8 juga dirancang untuk misi ketinggian rendah untuk mendukung misi kemanusiaan dan pencarian serta penyelamatan. Merupakan turunan dari Boeing Next-Generation 737-800.
Beberapa perangkat canggih yang dimiliki pesawat sepanjang 39,47 meter ini adalah High Altitude Anti-Submarine Warfare Weapon Capability (HAAWC) serta AGM-88 Harpoon Anti-Ship Missile. P-8 Poseidon juga memiliki sensor hidrokarbon yang digunakan untuk mendeteksi uap bahan bakar kapal selam. Dengan 9 awak, P-8 Poseidon mampu menjalankan misi selama 6 jam untuk rentang wilayah 1.100 kilometer dan 4 jam untuk rentang wilayah 2.000 kilometer.
Selain P-8, Julius Widjojono mengatakan, sejumlah kapal canggih milik negara tetangga juga tengah menuju ke lokasi pencarian malam ini. Salah satunya yakni dari Singapura. "Untuk kapal MV Swift Rescue dari Singapura akan tiba pada Sabtu malam sekitar pukul 23.00 WITA dan HMAS Sirius juga belum tiba," jelasnya.
Julius Widjojono menyebut KRI Rigel-933 dari Pusat Hidro-Oseanograf TNI AL juga akan turut dikerahkan dalam pencarian kapal selam tersebut. Diketahui, KRI Rigel memiliki teknologi magnet yang bisa mendeteksi benda di dalam air.
"KRI Rigel lebih ke arah itu (magnet) untuk memastikan bendanya apa," jelasnya. Untuk area pencarian, saat ini masih difokuskan di sembilan titik, termasuk sekitar Celukan Bawang. Menurutnya penyisiran juga akan disesuaikan dengan temuan awal tumpahan minyak hingga daya magnet yang besar.
Kapal Selam KRI Nanggala 402 hilang kemarin, (21/4/2021) dini hari. Hingga kini ini, kapal selam tersebut juga belum ditemukan. Sudah lewat 72 jam sejak dinyatakan hilang kontak. Oksigen di kapal diperkirakan hanya tersedia hingga pukul 03.00 WIB. Namun, kekuatan dalam negeri dan dibantuan dari berbagai negara hingga kini terus dilakukan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |