Peristiwa Nasional

Sejarah Hari Ini: 17 Juni, Pembangunan Jalur Kereta Api Pertama di Indonesia

Kamis, 17 Juni 2021 - 12:11 | 156.56k
Suasana kesibukan pembangunan jaur kereta api Semarang-Tanggung. (Sumber: Koleksi Album NISM)
Suasana kesibukan pembangunan jaur kereta api Semarang-Tanggung. (Sumber: Koleksi Album NISM)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTASejarah hari ini mencatat tonggak penting dalam hal transportasi di Indonesia. pada 17 Juni 1864, pembangunan jalur kereta api pertama di Indonesia dilakukan. Pembangunan dilaksanakan oleh perusahaan swasta Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) atas perintah Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele.   

Pada tanggal yang sama muncul sebuah sejarah berisikan berita duka yang datang dari seorang sastrawan, wartawan, dan pahlawan nasional Indonesia bernama Abdoel Moeis. 17 Juni juga menjadi sejarah bagi tim sepakbola Brasil yang merengkuh Piala Dunia keduanya. Berikut penjelasan singkat peristiwa tersebut:

Advertisement

1864: Dimulainya Pembangunan Jalur Kereta Api di Indonesia

Dikutip dari heritage.kai.id, sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai ketika pencangkulan pertama jalur kereta api Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) di Desa Kemijen, Semarang, oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele tanggal 17 Juni 1864.

Pembangunan dilaksanakan oleh perusahaan swasta Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) menggunakan lebar sepur 1435 mm.

Ide tersebut muncul karena membutuhkan alat transportasi yang lebih cepat dan efisien dalam mengirim hasil bumi. Pada masa culture stelsel di Jawa, hasil perkebunan yang didapatkan berupa tebu, kopi, dan tembakau. Pembangunan tersebut juga dilakukan atas dasat kepentingan militer.

Keberhasilan ini membuat Pemerintah Hindia Belanda membangun jalur kereta api negara melalui Staatssporwegen (SS) pada tanggal 8 April 1875. Rute pertama SS meliputi Surabaya-Pasuruan-Malang. Jalur kereta api Surabaya-Pasuruan sepanjang 63 km menjadi jalur kereta api pertama milik perusahaan Negara Staatssporwegen (SS).

Selain di Jawa, pembangunan jalur kereta api dilaksanakan di Aceh (1876), Sumatera Utara (1889), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), dan Sulawesi (1922).

Pada tahun 1942 Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Semenjak itu, perkeretaapian Indonesia diambil alih Jepang dan berubah nama menjadi Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api).

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, beberapa hari kemudian dilakukan pengambilalihan stasiun dan kantor pusat kereta api yang dikuasai Jepang. Puncaknya adalah pengambil alihan Kantor Pusat Kereta Api Bandung tanggal 28 September 1945  (kini diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia). Hal ini sekaligus menandai berdirinya Djawatan Kereta Api Indonesia Republik Indonesia (DKARI) dan saat ini berubah menjadi PT Kereta Api Indonesia.

1959: Meninggalnya Abdoel Moeis

Abdoel-Moeis.jpg(foto: dailysia/Istimewa)

Abdoel Moeis adalah seorang sastrawan, politikus, juga wartawan di Indonesia. Abdoel Moeis yang lahir di Agam, Sumatra Barat, 3 Juli 1886 juga dikenal sebagai orang yang menentang adanya diskriminasi.

Abdoel Moeis pernah menempuh pendidikannya di STOVIA, akan tetapi karena dirinya mengalami sakit dirinya tidak melanjutkan.

Pada tahun 1913, Abdoel Moeis bergabung dengan Sarekat Islam dan menjadi Pemimpin Redaksi Harian Kaoem Moeda. Setahun kemudian, melalui Komite Bumiputera yang didirikannya bersama Ki Hadjar Dewantara, Abdoel Moeis menentang rencana pemerintah Belanda mengadakan perayaan peringatan seratus tahun kemerdekaan Belanda dari Prancis.

Setelah kemerdekaan, ia mendirikan Persatuan Perjuangan Priangan yang fokus pada pembangunan di Jawa Barat. Ia wafat Pada 17 Juni 1959 dan dimakamkan di TMP Cikutra, Bandung. Abdoel Moeis dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional yang pertama oleh Presiden RI, Soekarno, pada 30 Agustus 1959. Abdoel Moeis, juga dikenal sebagai penulis novel Salah Asuhan yang legendaris itu.


1962: Brasil Juara Piala Dunia

brazil.jpgTim Brasil saat meraih juara dunia 1962. (foto: dok FIFA)

17 Juni 1962, Brasil, berhasil mempertahankan gelar Piala Dunia usai mengalahkan Republik Ceko dengan skor 3-1. Partau final ini berlangsung di Estadio Nacional, Cile.

Sebelum partai final ini, kedua ini sempat bertemu di putaran grup, yang berakhir dengan skor kacatama.

Dalam pertandingan final, Brasil yang tidak bisa menurunkan Pele yang cedera, tertinggal pada menit ke-15 lewat aksi gelandang Republik Ceko Josef Masipust. Tapi, Amarildo, yang menggantikan posisi Pele, menyamakan kedudukan untuk timnya dua menit kemudian. Skor menjadi 1-1.
Di babak kedua, pada menit ke-68, Brasil balik unggul lewat sundulan kepala Zito, Pada menit ke-78, kembali unggul lewat Vava.

Brasil mengakhiri pertandingan dengan kemenangan 3-1 sekaligus meraih gelar kedua mereka dari lima gelar Piala Dunia sejauh ini.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES