Deretan Fenomena Astronomi, Ada Hujan Meteor Akhir Bulan Juli

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional atau Lapan di halaman resminya telah merilis deretan Fenomena Astronomi yang terjadi selama bulan Juli 2021, salah satunya Hujan Meteor.
Dari berbagai deretan daftar tersebut, sebanyak 12 fenomena antariksa terjadi pada pekan kedua bulan ini hingga akhir bulan nanti. Berikut daftar 12 fenomena antariksa tersebut :
Advertisement
1. Konjungsi Bulan dan Mars: 12 Juli
Lapan merilisnya Fenomena Astronomi yang diberi nama konjungsi Bulan dan Mars akan terjadi pada 12 Juli 2020 pukul 05.48.56 WIB. Dalam waktu ini, Bulan memasuki fase Cembung Akhir dengan jarak 403.726 km dari Bumi. Sedangkan Mars berfase Cembung dengan jarak 112,7 juta km dari Bumi dan 207,2 juta km dari Matahari.
2. Konjungsi Venus-Aldebaran: 12 Juli
Waktu pengamatan fenomena konjungsi Venus-Aldebaran adalah ketika fajar nautika/bahari, yakni sekitar pukul 05.00 WB dengan jarak pisah 57,7 menit busur atau 0,96 derajat. “Dan posisi Aldebaran berada di sebelah selatan atau kanan Venus,” jelas LAPAN.
3. Fenomena Apgee Bulan: 13 Juli
Fenomena Apgee Bulan akan terjadi 13 Juli 2020, dengan waktu pengamatan terbaik pukul 02.26.23 WIB. Saat itu, Bulan akan berada pada posisi terjauh dari Bumi, yakni 404.158 km.
4. Fase Perbani: 13 Juli
Fase perbani akan terjadi bahkan dari pagi hari hingga terbenam ketika tengah hari. Fase Perbani akhir terjadi pada pukul 06.28.51 WIB dan dapat diamati dengan mata telanjang meskipun langit sudah terang. LAPAN menjelaskan Bulan akan terbit ketika tengah malam dan berkulminasi ketika Matahari terbit.
5. Oposisi Jupiter: 14 Juli
Fenomena ini akan menunjukkan posisi Jupiter, Bumi, dan Matahari berada pada satu garis lurus. Seperti fase bulan purnama, Jupiter dapat terlihat paling terang jika teramati dari Bumi. Puncak oposisi Jupiter terjadi pada pukul 15.03 WIB.
6. Konjungsi Bulan dan Venus: 17 Juli
Fenomena konjungsi Bulan-Venus ini paling tepat diamati sekitar pukul 05.15 WIB. LAPAN menjelaskan dalam konfigurasi ini, terlihat segitiga siku-suki Bulan-Venus-Adebaran dan membentuk garis lurus terhadap Pleiades yang terletak di barat laut.
7. Konjungsi Bulan dan Merkurius: 19 Juli
Fenomena ini dapat disaksikan dengan waktu terbaik ketika fajar sipil sekitar pukul 05.30 WIB. Ketika berkonjungsi, Bulan dikabarkan terletak pada jarak 385.000 km dari Bumi dan memasuki fase Sabit Akhir. Sedangkan Merkurius, lanjut Lapan berjarak 117,2 juta km dari Bumi.
8. Fase Bulan Baru: 21 Juli
LAPAN menjelaskan fenomena ini akan terjadi pada pukul 00.32.44 WIB. Kala itu, Bulan berjarak 377.192 km dari pusat. Hilal pada fase Bulan baru dapat diamati dengan menggunakan alat bantu seperti binokular dan teleskop sebelum maupun setelah Matahari terbit.
9. Oposisi Saturnus: 21 Juli
Fenomena ini akan memperlihatkan bagaimana Saturnus, Bumi, dan Matahari berada pada satu garis lurus atau disebut oposisi Saturnus. Puncak oposisi dikabarkan akan terjadi pada 05.33 WIB dan dapat diamati dari wilayah Indonesia bagian barat selama Matahari belum terbit.
10. Elongasi Merkurius: 23 Juli
LAPAN menyatakan jika fenomena ini dapat diamati ketika terbitnya Merkurius sekitar pukul 04.39 WIB hingga terbitnya Matahari. Kala itu, posisi Merkurius berada di dekat Manzilah Alhena di konstelasi Gemini.
11. Fenomena Perigee Bulan: 24 Juli
Fenomena ini akan menunjukkan posisi terdekat Bulan dari Bumi. Saat itu, Bulan dikabarkan hanya berjarak 368.397 km dari Bumi pada pukul 11.53.38 WIB. Fenomena itu dapat diamati dengan mata telanjang.
12. Puncak Meteor Delta Aquarid: 28-29 Juli
Hujan meteor akan menutup deretan fenomena astronomi di bulan Juli 2020. Puncak hujan meteor Delta Aquarid akan terjadi pada tanggal 28-29 Juli meski aktif mulai 12 Juli hingga 23 Agustus. Pengamatan terbaik adalah sebelum fajar astronomis atau sekitar pukul 03.00-04.00 waktu setempat.
Dalam rilisnya tersebut Lapan menjelaskan secara singkat terkait Fenomena Astronomi tersebut. ”Bulan kuartir kedua akan menghalangi cahaya meteor yang redup,” kata Lapan.
“Tetapi, jika Anda bersabar, anda masih bisa menangkap beberapa yang lebih cerah. Tampilan terbaik akan berasal dari lokasi yang gelap," sambung Lapan dalam tulisannya.
Hujan Meteor Delta Aquarid menjadi penutup Fenomena Astronomi selama Bulan Juli yang sebelumnya juga terjadi Gerhana Bulan Penumbra di awal Bulan Juli lalu.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |