Peristiwa Nasional

Sejarah Hari Ini: 25 Agustus, Meninggalnya Manusia Bulan dan Hapernas

Rabu, 25 Agustus 2021 - 11:29 | 69.44k
Astronot AS Neil Armstrong, orang pertama yang menginjakkan kaki di Bulan. (foto: NASA)
Astronot AS Neil Armstrong, orang pertama yang menginjakkan kaki di Bulan. (foto: NASA)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTASejarah hari ini akan mengenang sosok astronot AS Neil Armstrong, orang pertama yang menginjakkan kaki di Bulan. Neil Amstrong yang mengambarkan keberhasilannya menginjakkan kaki ke bulan sebagai “satu langkah kecil untuk manusia, dan satu lompatan raksasa bagi umat manusia”— meninggal pada 25 Agustus 2012. Manusia Bulan ini meninggal pada usia 82 tahun karena sakit. Dari dalam negeri, 25 Agustus juga tercatat sebagai Hari Perumahan Nasional atau Hapernas.

2012: Meninggalnya Manusia Bulan

Advertisement

Neil-Armstrong.jpgAstronot AS Neil Armstrong, saat menjalani sumulasi di kokpit Apollo 11. (foto: NASA)

Neil Amstrong yang tercatat lahir pada 5 Agustus 1930 meninggal dalam usia 82 tahun pada 25 Agustus 2012. Ia meninggal karena sakit. Amstrong  menjadi sosok paling terkenal di dalam dunia antariksa setelah menjadi orang pertama yang menginjakkan kaki di Bulan.

Pada 16 Juli 1969, Armstrong, bersama Edwin E. Aldrin, Jr., dan Michael Collins, meluncur dengan kendaraan Apollo 11 menuju Bulan. Empat hari kemudian, pada pukul 16.17 Waktu Musim Panas Bagian Timur (EDT), modul pendaratan bulan Eagle, yang dipandu secara manual oleh Armstrong, mendarat di dataran dekat tepi barat daya Laut Ketenangan (Mare Tranquillitatis).

Pada 22:56 EDT pada 20 Juli 1969, Armstrong melangkah turun dari Eagle ke permukaan berdebu Bulan dengan kata-kata, “Itu satu langkah kecil untuk [seorang] manusia, satu lompatan raksasa bagi umat manusia.” (Dalam kegembiraan saat itu, Armstrong melewatkan "a" dalam pernyataan yang telah dia siapkan.) Armstrong dan Aldrin meninggalkan modul selama lebih dari dua jam dan menggunakan instrumen ilmiah, mengumpulkan sampel permukaan, dan mengambil banyak foto.

Pada 21 Juli, setelah 21 jam dan 36 menit di Bulan, mereka berangkat untuk bertemu dengan Collins dan memulai perjalanan kembali ke Bumi. Setelah mendarat di Pasifik pada pukul 12:51 EDT pada 24 Juli. Ketiga astronot menghabiskan 18 hari di karantina untuk menjaga kemungkinan kontaminasi oleh mikroba bulan. Selama hari-hari berikutnya, dan selama tur ke 21 negara, mereka dipuji atas peran mereka dalam pembukaan era baru dalam penjelajahan manusia di alam semesta.

Usai mundur dari Nasa pada 1971 usai proyek Apollo 11, Neil Amstrong memilih berkarir sebagai dosen. Ia menjadi profesor aerospace engineering di University of Cincinnati (Ohio) dan menjadi direktur perusahaan pengembangan pesawat terbang.

Neil Amstrong dianugerahi Presidential Medal of Freedom pada tahun 1969, Congressional Space Medal of Honor pada tahun 1978, dan Congressional Gold Medal pada tahun 2009.

1950: Hari Perumahan Nasional

Perumahan-4.jpgIlustrasi Perumahan. (foto: Dok.TIMES Indonesia

Hari Perumahan Nasional (Hapernas) diperingati sejak Kongres Perumahan Rakyat Sehat yang dibuka oleh Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia Muhammad Hatta pada 25-30 Agustus 1950.

Dikutip dari laman perumahan.pu.go.id, dalam kongres tersebut, Bung Hatta menyampaikan harapan pemerintah Indonesia bisa memenuhi kebutuhan perumahan rakyat.

“…Cita-cita untuk terselenggaranya kebutuhan perumahan rakyat bukan mustahil apabila kita mau sungguh-sungguh, bekerja keras semua pasti bisa…” kata Hatta saat itu.

Kemudian pada tanggal 6 Agustus 2008 diterbitkan Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 46/KPTS/M/2008 tentang Hari Perumahan Nasional yang menyatakan tanggal 25 Agustus sebagai Hari Perumahan Nasional.

Terkait upaya penyediaan perumahan bagi warga Indonesia, Pemerintah mencanangkan program Sejuta Rumah. Ini merupakan program prioritas pemerintah dalam pembangunan infrastruktur dan perumahan bagi masyarakat yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo di Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 29 April 2015 lalu.

Dalam program tersebut, pemerintah mentargetkan pembangunan satu juta unit rumah bagi masyarakat yang terbagi dalam dua sektor yakni rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebanyak 70 persen dan sisanya 30 persen adalah rumah untuk non MBR.

“Program Sejuta Rumah adalah program yang menggerakkan seluruh stakeholder perumahan baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, sektor swasta baik perbankan maupun pengembang dari berbagai aosiasi serta masyarakat luas untuk membangun rumah sebanyak-banyaknya secara kolaboratif. Targetnya adalah minimal satu juta unit setiap tahunnya,” terang Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid

Pada bulan Agustus ini, pemerintah memperingati Hari Perumahan Nasional (Hapernas) agar seluruh stakeholder perumahan kembali ingat akan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Pemerintah bergerak dalam penyusunan perijinan yang kemudahan investasi, pengembang membangun rumah dengan kualitas yang baik, perbankan menyalurkan bantuan pembiayaan perumahan untuk masyarakat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES