Peristiwa Nasional

Ini 4 Hal yang Paling Diingat Tentang Sosok Munir

Selasa, 07 September 2021 - 17:07 | 101.39k
Aktivis HAM Munir Said Thalib. (Foto: Instagram parlemen mahasiswa)
Aktivis HAM Munir Said Thalib. (Foto: Instagram parlemen mahasiswa)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTAMunir Said Thalib dikenal sebagai sosok aktivis pembela Hak Asasi Manusia (HAM). Kematiannya hingga saat ini yang menginjak 17 tahun lamanya belum terungkap.

TIMES Indonesia merangkum setidaknya ada empat hal yang paling diingat tentang sosok Munir.

Advertisement

1. Tewas Diracun

Sosok aktivis yang memiliki integritas tinggi ini meninggal dunia karena diracun. Dia ditemukan tak bernyawa di dalam pesawat Garuda Indonesia dengan nomor GA-974.

Dilansir dari kontras, Munir meninggal dunia di usia 39 tahun. Saat itu, dia sedang melangsungkan perjalanan dari Jakarta ke Amsterdam pada 7 September 2004.

Hasil otopsi oleh otoritas Belanda melaporkan bahwa Munir meninggal karena diracun arsenik. Dia meninggal dunia dua jam sebelum landing di Bandara Schipol, Amsterdam. Di sana, Munir berniat untuk melanjutkan studinya di Universitas Utrecht.

2. Kematiannya Masih Misteri

Meski sudah 17 tahun meninggal dunia, hingga 2021 ini, belum terungkap otak di balik matinya aktivis HAM ternama ini. Pembunuhan terhadapnya mendapatkan atensi dari kalangan aktivis sosial, HAM dan mahasiswa.

Proses pengungkapan atas kasusnya masih penuh misteri. Meski demikian, dugaan kuat menyasar kepada kalangan elit berpengaruh. Pembunuhan tidak manusiawi ini dikawal oleh banyak aktivis karena dinilai sebagai kasus pelanggaran HAM berat.

Masih dilansir dari kontras, disebutkan telah ada tiga orang yang diadili terkait pembunuhan Munir. Namun belum ada proses yang memuaskan untuk mengungkap kasus ini. Tiga orang yang diadili adalah pegawai Garuda Indonesia.

3. Aktivis Pemberani yang Berintegritas

Hal lainnya yang melekat pada sosok Munir adalah kepribadiannya yang dikenal pemberani dan memiliki integritas tinggi.

Diketahui, Munir adalah pembela HAM dan memiliki peranan penting dalam membongkar keterlibatan aparat keamanan dalam pelanggaran HAM di Aceh, Papua, dan Timor-Leste. Selain itu, Munir juga termasuk yang merumuskan rekomendasi kepada pemerintah untuk membawa para pejabat tinggi yang terlibat ke pengadilan.

Dia ditunjuk sebagai anggota Komisi Penyelidik Pelanggaran HAM (KPP-HAM) Timor Timur pada September 1999. Pada Agustus 2003, setahun sebelum kematiannya, Munir menerima banyak ancaman. Ancaman tersebut menyasar karena kerja-kerjanya getol mengawal kasus HAM.

Salah satu ancamannya, pekarangan rumahnya di Jakarta dibom. Dia juga diserang oleh sekolompok orang tak dikenal serta mengambil berkas-berkas di kantor KontraS, tempat Munir bekerja.

4. Diabadikan dengan Lagu

Untuk mengabadikan perjuangan dan peristiwa kematian Munir, musisi tanah air membuat aransemen lagu. Ada lima judul lagu yang erat kaitannya dengan momen pembunuhan Munir.

Yakni, Homicide (Rima Ababil), Efek Rumah Kaca (Di Udara), Navicula (Refuse to Forget), Superman Is Dead (Sunset Di Tanah Anarki) dan Iwan Fals (Pulanglah).

Munir, pria kelahiran Kota Batu, Jawa Timur ini tepat dikenang. Untuk mengenangnya telah dibangun Museum HAM pertama di Indonesia bernama Omah Munir yang berada di Jalan Bukit Berbunga, Kota Batu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES