Peristiwa Nasional

Sejarah Hari Ini: 10 September, 76 Tahun TNI AL Jalesveva Jayamahe

Jumat, 10 September 2021 - 07:16 | 342.07k
Detasemen Jalamangkara (Denjaka) adalah satuan antiteror aspek laut TNI Angkatan Laut.  10 September menjadi hari jadi TNI AL. (FOTO: militer.id)
Detasemen Jalamangkara (Denjaka) adalah satuan antiteror aspek laut TNI Angkatan Laut.  10 September menjadi hari jadi TNI AL. (FOTO: militer.id)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTASejarah hari ini mencatat, setiap tanggal 10 September, TNI Angkatan Laut (TNI AL) memperingati hari jadi atau ulang tahunnya. Sejarah Angkatan Laut dimulai dari dibentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada sidang PPKI tanggal 22 Agustus 1945. BKR kemudian berkembang menjadi beberapa divisi, termasuk BKR Laut. Peringatan HUT ke-76 TNI AL tahun 2021 ini mengusung tema "Dengan Semangat Jalesveva Jayamahe, TNI Angkatan Laut Siap Mewujudkan Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh".

1945: Berdirinya TNI AL

Advertisement

Dibentuknya Badan Keamanan Rakyat Laut (BKR Laut) pada tanggal 10 September 1945 oleh administrasi kabinet awal Soekarno menjadi tonggak penting bagi kehadiran Angkatan Laut di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Pasukan-BKR-Laut-di-era-kemerdekaan.jpgPasukan BKR Laut di era kemerdekaan. (FOTO:  Wikipedia)

Terbentuknya BKR Laut ini dipelopori tokoh-tokoh bahariawan veteran yang pernah bertugas di jajaran Koninklijke Marine selama masa penjajahan Belanda dan veteran Kaigun selama masa pendudukan Jepang.

Faktor lain yang mendorong terbentuknya badan ini adalah adanya potensi yang memungkinkan untuk menjalankan fungsi Angkatan Laut seperti kapal-kapal dan pangkalan, meskipun pada saat itu Angkatan Bersenjata Indonesia belum terbentuk.

Terbentuknya organisasi militer Indonesia yang dikenal sebagai Tentara Keamanan Rakyat (TKR) turut memacu keberadaan TKR Laut yang selanjutnya lebih dikenal sebagai Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI), dengan segala kekuatan dan kemampuan yang dimilikinya.

Pasukan-BKR-Laur-berfoto-di-atas-KRI.jpg

Sejumlah Pangkalan Angkatan Laut terbentuk, kapal – kapal peninggalan Jawatan Pelayaran Jepang diperdayakan, dan personel pengawaknya pun direkrut untuk memenuhi tuntutan tugas sebagai penjaga laut Republik yang baru terbentuk itu. Sementara itu, sejarah Armada Republik Indonesia (Armada RI) tidak terlepas dari sejarah kemerdekaan Republik Indonesia yang diikuti dengan kelahiran TNI AL yang diawali dengan pembentuka tersebut di atas.

Sejak masa TKR Laut ini struktur organisasi mulai disusun sesuai kebutuhan matra laut, yakni dengan membentuk beberapa satuan seperti Pangkalan, Corps Armada, Corps Mariniers, Polisi Tentara Laut, dan Kesehatan. Pada tanggal 25 Januari 1946 TKR Laut berubah menjadi Tentara Republik Indonesia Laut (TRI Laut). Demikian pada pada tanggal 19 Juli 1946 TRI Laut kemudian dirubah menjadi Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) yang disyahkan bertepatan dengan pelaksanaan Konferensi ALRI di Lawang, Malang.

Jalesveva Jayamahe

Monumen-Jalesveva-Jayamahe-yang-berdiri-tegak-diatas-markas-TNI-AL-di-kawasan-perak-Surabaya.jpgMonumen Jalesveva Jayamahe, yang berdiri tegak diatas markas TNI AL di kawasan perak, Surabaya. Monumen ini mempunyai arti seperti namanya yang diambil dari bahasa sansekerta yaitu “Di Lautan Kita Jaya”. (FOTO: dokumen: Harvey Pandjaitan)

Motto atau seruan TNI Angkatan Laut Indonesia adalah "Jalesveva Jayamahe" yang artinya adalah "Justru di Laut Kita Jaya".

Motto ini sebenarnya berasal dari zaman Majapahit, yang angkatan lautnya sering memakai kata ini untuk membangkitkan semangat.

Sebenarnya, ungkapan ini berasal dari Bahasa Sanskerta Jaleṣeva Jayamahe dan bisa dianalisis sebagai berikut:

Jaleṣveva yang terdiri dari dua bagian, jaleṣu dan eva. Jaleṣu berasal dari kata dasar jala (maskulin) yang berarti air, dan jaleṣu adalah bentuk jamak dan lokativus yang secara harfiah bisa diterjemahkan sebagai "di air-air".
Eva adalah sebuah partikel dan bisa diterjemahkan dengan kata "-lah".
    
Jayamahe berasal dari kata kerja (verba) ji yang dikonjugasi menurut kala kini persona ketiga jamak dalam modal indikatif dan secara harfiah bisa diterjemahkan sebagai "kita berjaya".

Jadi, kalimat ini secara harfiah artinya adalah "di air-airlah kita berjaya". (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES