Peristiwa Nasional

Sebelum Jenderal Andika Perkasa, Berikut 21 Nama Panglima TNI dari Masa ke Masa

Kamis, 04 November 2021 - 16:19 | 347.46k
Calon Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa. (FOTO: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)
Calon Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa. (FOTO: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sejak tahun 1945, Indonesia diketahui telah 21 kali berganti Panglima TNI, mulai Jenderal Soedirman hingga Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang menjabat sejak 2017 dan segera digantikan oleh Jenderal Andika Perkasa.

Kepastian Jenderal Andika untuk menggantikan posisi Marsekal Hadi Tjahjanto ini berdasarkan Surat Presiden (Surpres) yang diserahkan langsung Mensesneg Pratikno ke Ketua DPR RI Puan Maharani di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (3/11/2021) kemarin.

Dari daftar Panglima TNI itu, terbanyak berasal dari Angkatan Darat (15 orang), Angkatan Udara (3 orang), dan Angkatan Laut (2 orang). Panglima TNI dari Angkatan Laut yaitu Laksamana TNI Widodo Adi Sutjipto dan Laksamana TNI Agus Suhartono. 

Sementara dari Angkatan Udara, ada nama Laksamana Udara Soerjadi Soerjadarma yang menjabat sejak Juli 1959-1961, Marsekal TNI Djoko Suyanto, dan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. 

Berikut daftar 21 Panglima TNI sejak era 1945 secara lengkap:

1. Jenderal Soedirman (12 November 1945-26 Januari 1950)

Jenderal Soedirman merupakan panglima besar TNI pertama yang sangat dihormati sepanjang sejarah Indonesia. Perannya dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan sangat penting bagi Indonesia. 

Jendral Soedirman merupakan pahlawan nasional dengan jasa-jasanya yang besar. Berkat beliau, kedaulatan dan kemerdekaan bangsa Indonesia masih dipegang hingga saat ini.

2. Jenderal Major TB Simatupang - Kepala Staf Angkatan Perang/Angkatan Bersenjata mulai 29 Januari 1951-2 November 1953

Di masanya, TB Simatupang termasuk the rising star militer. Kariernya melesat dengan cepat. Di usia 30 tahun, dia sudah menduduki jabatan Kepala Staf Angkatan Perang RI (KSAP) dengan pangkat Mayor Jenderal.

Dalam hierarki organisasi saat itu, jabatan KSAP berada di atas Kepala Staf Angkatan Darat, Kepala Staf Angkatan Laut, Kepala Staf Angkatan Udara. KSAP berada di bawah tanggung jawab Menteri Pertahanan.

3. Jenderal TNI Abdul Haris Nasution - Kepala Staf Angkatan Bersenjata mulai Desember 1955-1959

Abdul Haris Nasution atau sering disebut dengan A.H. Nasution adalah seorang Jenderal Besar seperti Jenderal Soedirman dan Soeharto. Ia dikenal sebagai Jenderal yang selamat dari peristiwa G30S karena melarikan diri melalui jendela. Selain itu, ia juga terkenal sebagai peletak dasar perang gerilya di Indonesia.

Pada Juli 1957, Jenderal Nasution pernah diangkat menjadi Ketua Gabungan Kepala-kepala Staf Angkatan Perang (GKS). Ia juga menjabat Penguasa Perang Pusat (Peperpu) dan diangkat menjadi anggota ex-officio Dewan Nasional dan anggota Panitia Tujuh dalam rangka penyelesaian masalah di daerah.

4. Laksamana Udara Soerjadi Soerjadama - Kepala Staf Angkatan Bersenjata mulai Juli 1959-1961

5. Jenderal TNI Abdul Haris Nasution - Kepala Staf Angkatan Bersenjata mulai Juni 1962-Februari 1

6. Jenderal TNI Soeharto - Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) mulai Juni 1968 - Maret 1973

Jenderal Soeharto adalah pemimpin militer pada masa Hindia Belanda dan Kekaisaran Jepang, dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal. Setelah Gerakan 30 September 1965, Soeharto kemudian melakukan operasi penertiban dan pengamanan atas perintah dari Presiden Soekarno.

Salah satu yang dilakukannya adalah dengan menumpas Gerakan 30 September dan menyatakan bahwa PKI sebagai organisasi terlarang. Berbagai kontroversi menyebut operasi ini menewaskan sekitar 100.000 hingga 2 juta jiwa, namun jumlah ini patut dipertanyakan karena korban dari Gerakan 30 September juga banyak.

Soeharto kemudian diberi mandat oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) sebagai Presiden pada 26 Maret 1968 menggantikan Soekarno, dan resmi menjadi presiden pada tahun 1968. Ia dipilih kembali oleh MPR pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. 

Pada tahun 1998, masa jabatannya berakhir setelah mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei tahun tersebut, menyusul terjadinya kerusuhan Mei 1998 dan pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa. Ia merupakan orang terlama yang menjabat sebagai presiden Indonesia. Soeharto digantikan oleh B.J. Habibie.

Selama hampir 32 tahun pemerintahannya Soeharto meletakkan pondasi pembangunan di Indonesia melalui Repelita. Dalam masa kekuasaannya, yang disebut Orde Baru, Soeharto membangun negara yang stabil dan mencapai kemajuan ekonomi dan infrastruktur.

Dalam era ini masyarakat mendapati harga bahan-bahan pokok yang terjangkau dan situasi keamanan dan ketertiban yang terjaga, juga tercapainya Swasembada Beras. Hal ini ditandai dengan medali From Rice Importer To Self Sufficiency dari Food and Agriculture Organization (FAO) pada 1984 yang diterima Presiden Soeharto.

7. Jenderal TNI Maraden Panggabean - Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) mulai 28 Maret 1973 - 17 April 1978.

Jenderal Maraden Panggabean memulai karier militernya saat ia bergabung dengan Organisasi Kelaskaran Pemuda Sosialis Indonesia sebagai Komandan Pasukan dan kemudian ia bergabung kedalam ABRI yang nantinya kelak berganti nama menjadi Tentara Nasional Indonesia dengan pangkat Kapten serta diberi jabatan sebagai Kepala Staf Batalyon I pada Resimen IV Divisi X Tapanuli Utara hingga pada puncaknya menjadi Panglima ABRI periode 1973-1978.

8. Jenderal TNI M. Jusuf - Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) mulai 17 April 1978 - 28 Maret 1983

Pada masa Orde Baru, hampir atau bahkan semua jabatan di negara ini ditentukan oleh Soeharto. Termasuk tentang siapa yang menjadi Panglima ABRI, Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.

Termasuk penunjukan Jenderal M Jusuf, jenderal asal Sulawesi Selatan sebagai Panglima ABRI atau dulu sering disingkat Pangab. Siapa yang menduga, 14 tahun tidak memegang tongkat komando dan tak lagi berseragam militer, tiba-tiba saja M Jusuf melesat menjadi Panglima ABRI.

Dan selama 14 tahun tidak aktif dalam militer, ternyata sudah terjadi perubahan cara baris-berbaris. Sehingga, Andi Muhammad Jusuf Amir atau yang dikenal sebagai M. Jusuf atau Jusuf bahkan harus latihan baris berbaris selama tiga hari sebelum pelantikannya.

9. Jenderal TNI L.B. Moerdani - Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) mulai 28 Maret 1983 - 27 Februari 1988

LB Moerdani atau Leonardus Benyamin Moerdani adalah salah satu jenderal TNI yang mungkin ditakuti sekaligus disegani banyak orang pada zamannya. Peristiwa Tanjung Priok meletus di saat Benny Moerdani menjadi Panglima ABRI di era Orde Baru.

Sebelum diangkat menjadi Panglima ABRI atau Pangab oleh Presiden Soeharto pada 1983, LB Moerdani menjabat sebagai Asisten Intelijen Pertahanan dan Keamanan merangkap Asisten Intelijen Kopkamtib sekaligus wakil kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara atau Bakin.

Keputusan Soeharto menunjuk Benny Moerdani sebagai Pangab kala itu sempat memantik perdebatan. Sebagian orang menilai perjalanan karier kemiliteran Benny Moerdani belum lengkap, apalagi Benny Moerdani kurang pengalaman terotorial.

10. Jenderal TNI Try Sutrisno - Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) mulai 27 Februari 1988- 19 Februari 1993

Tahun 1974, Try terpilih menjadi ajudan Presiden Suharto. di saat inilah karir suami dari Tuti Sutiawati yang dinikahinya 21 Januari 1961 itu meroket karir-nya. Pada tahun 1978, Try diangkat ke posisi Kepala Komando Daerah Staf di KODAM XVI / Udayana. 

Setahun kemudian, ia akan menjadi Panglima Daerah KODAM IV / Sriwijaya. Tak lama menjabat sebagai Wakasad, pada bulan Juni tahun 1986 atau sepuluh bulan sejak diangkat menjadi Wakasad, ia pun kemudian diangkat menjadi Kasad menggantikan Jenderal TNI Rudhini.
 
Selama menjadi Kasad, yang hanya sekitar satu setengah tahun, karena pada awal tahun 1988 ia dipromosikan menjadi Pangab (Anglima ABRI) menggantikan Jenderal TNI LB. Moerdani.  Jenderal TNI Try Sutrisno akhirnya memimpin ABRI, sejak tahun 1988 hingga tahun 1993. Try menikah dengan Tuti Sutiawati, yang dikaruniai 7 orang anak, 4 putra dan 3 putri.

11. Jenderal TNI Edi Sudradjat - Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) mulai 19 Februari 1993 sampai 21 Mei 1993

Jenderal TNI (Purn.) Edi Sudradjat (22 April 1938 – 1 Desember 2006) adalah salah seorang tokoh militer Indonesia. Ia adalah satu-satunya orang yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI-AD (KSAD), Panglima ABRI dan Menteri Pertahanan dan Keamanan Indonesia dalam waktu yang bersamaan.

Dia merupakan lulusan Akademi Militer Nasional angkatan pertama (1960) di mana ia juga terpilih sebagai lulusan terbaik angkatan tersebut, dan ditugaskan sebagai Komandan Peleton di Batalyon Infanteri 515/Tanggul, Jember selama dua tahun (1961–1962) dan berpartisipasi dalam Operasi Trikora. 

12. Jenderal TNI Feisal Tanjung - Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) mulai 21 Mei 1993 sampai 12 Februari 1998

Jenderal TNI (Purn) Feisal Edno Tanjung (17 Juni 1939 – 18 Februari 2013), adalah seorang tokoh militer Indonesia. Feisal adalah alumni dari Akademi Militer Nasional Angkatan 1961. Seorang perwira yang memiliki pengalaman di bidang tempur, teritorial dan pendidikan. Awal kariernya banyak dihabiskan di pasukan khusus; hingga akhirnya duduk sebagau Panglima ABRI 1993–1998.

13. Jenderal TNI Wiranto - Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) mulai 16 Februari 1998 - 26 Oktober 1999

Jenderal TNI (Purn) Dr. H. Wiranto, S.H., S.I.P., M.M. (lahir 4 April 1947) adalah politikus Indonesia, dan tokoh militer Indonesia yang pernah menjabat Panglima TNI periode 1998–1999. Setelah menyelesaikan jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat pada periode 2006–2010, dia kembali terpilih untuk masa jabatan yang kedua (2010–2015) dan kembali terpilih lagi pada periode 2015–2020 pada Munas II Hanura yang diadakan pada 13–15 Februari di Solo, Jawa Tengah.

14. Laksamana TNI Widodo Adi Sutjipto - Panglima TNI mulai 26 Oktober 1999 sampai 7 Juni 2002

Setelah menyelesaikan sekolah atasnya di SMA Negeri 1 Surakarta dan lulus dari Akademi Angkatan Laut pada tahun 1968, Laksamana TNI Widodo Adi Sutjipto pernah menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Laut sebelum diangkat menjadi Wakil Panglima TNI oleh Presiden BJ Habibie, tahun 1999. 

Oleh Presiden Abdurrahman Wahid, ia diangkat menjadi Panglima TNI dari 26 Oktober 1999 hingga 7 Juni 2002. Laksamana TNI Widodo Adi Sutjipto merupakan panglima pertama yang bukan berasal dari kesatuan Angkatan Darat dalam sejarah Indonesia.

15. Jenderal TNI Endriartono Sutarto - Panglima TNI 7 Juni 2002 sampai 13 Februari 2006

Jenderal TNI (Purn) Endriartono Sutarto (lahir 29 April 1947) adalah Panglima Tentara Nasional Indonesia periode (2002-2006). Sebelum menjabat Panglima TNI, alumni AKABRI tahun 1971 ini pernah menjabat berbagai posisi penting di TNI Angkatan Darat.

Antara lain sebagai KASAD (9 Oktober 2000 - 4 Juni 2002), Wakil KASAD dan Komandan Sesko TNI. Sebelumnya ia juga pernah menjabat sebagai Asisten Operasi Kepala Staf Umum (Asops Kasum) TNI di Mabes TNI dan Komandan Paspampres. Saat mantan Presiden Soeharto lengser pada 21 Mei 1998, Endriartono menjabat Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

16. Marsekal TNI Djoko Suyanto - Panglima TNI mulai 13 Februari 2006 mulai 28 Desember 2007

Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto, S.IP (lahir 2 Desember 1950) adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia yang menjabat dari 22 Oktober 2009 sampai 20 Oktober 2014. Sebelumnya ia pernah menjabat Panglima Tentara Nasional Indonesia dari 13 Februari 2006 sampai 28 Desember 2007. 

Mulai menjabat sejak dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tanggal 13 Februari 2006 dan serah terima jabatan dari Jenderal TNI Endriartono Sutarto pada 20 Februari 2006. Dari 23 Februari 2005 hingga 13 Februari 2006, Djoko Suyanto adalah Kepala Staf TNI Angkatan Udara (TNI AU). Ia juga merupakan Panglima TNI pertama yang berasal dari kesatuan TNI-AU sepanjang sejarah Indonesia.

17. Jenderal TNI Djoko Santoso - Panglima TNI mulai 28 Desember 2007 sampai 28 September 2010

Jenderal (Purn) Djoko Santoso, M.Si. (8 September 1952 – 10 Mei 2020) adalah Panglima Tentara Nasional Indonesia sejak 28 Desember 2007 hingga 28 September 2010. Sebelumnya Djoko pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat dari 18 Februari 2005 hingga 28 Desember 2007. 

Karier Djoko di militer dimulai dengan menjabat sebagai Komandan Peleton 1 Kompi Senapan A Yonif 121/Macan Kumbang. Ketika telah menjadi perwira tinggi ia memulai kariernya dengan menjabat Waassospol Kaster TNI (1998), Kasdam IV/Diponegoro (2000), Pangdivif 2/Kostrad (2001).

18. Laksamana TNI Agus Suhartono - Panglima TNI mulai 28 September 2010 sampai 30 Agustus 2013

Laksamana TNI (Purn) Agus Suhartono, S.E. (lahir 25 Agustus 1955) adalah mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia yang menjabat sejak 28 September 2010 hingga 30 Agustus 2013. Jabatannya sebagai orang nomor satu di TNI kemudian dialihkan kepada Jenderal TNI Moeldoko. Laksamana Agus juga merupakan Panglima TNI kedua yang berasal dari matra Angkatan Laut.

19. Jenderal TNI Moeldoko - Panglima TNI mulai Agustus 2013 - 8 Juli 2015

Jenderal TNI (Purn) Dr. H. Moeldoko Ginting, S.I.P. (lahir 8 Juli 1957) adalah tokoh militer Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan Indonesia sejak 17 Januari 2018 pada Kabinet Kerja Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Pada 23 Oktober 2019, ia ditunjuk kembali menjadi Kepala Staf Kepresidenan pada Kabinet Indonesia Maju Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Ia pernah menjabat sebagai Panglima TNI sejak 30 Agustus 2013 hingga 8 Juli 2015. Moeldoko juga pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat sejak 20 Mei 2013 hingga 30 Agustus 2013.

20. Jenderal TNI Gatot Nurmantyo - Panglima TNI mulai 8 Juli 2015 sampai 8 Desember 2017

Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo (lahir 13 Maret 1960), adalah mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (2015-2017). Sebelumnya, Gatot merupakan Kepala Staf TNI Angkatan Darat ke-30 yang mulai menjabat sejak tanggal 25 Juli 2014 setelah ditunjuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menggantikan Jenderal TNI Budiman.

Jemderal Gatot sebelumnya juga pernah menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) menggantikan Letnan Jenderal TNI Muhammad Munir. Pada bulan Juni 2015, ia diajukan oleh Presiden Joko Widodo sebagai calon Panglima TNI, menggantikan Jenderal Moeldoko yang memasuki masa purna baktinya

21. Marsekal TNI Hadi Tjahjanto - Panglima TNI 8 Desember 2017-sekarang

Marsekal TNI Dr. Dato Paduka Seri Hadi Tjahjanto, S.I.P. AO DPKT (lahir 8 November 1963), adalah seorang perwira tinggi TNI Angkatan Udara yang menjabat sebagai Panglima TNI sejak tanggal 8 Desember 2017-sekarang, menggantikan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. Hadi merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1986 dan Sekolah Penerbang TNI AU 1987. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Udara.

Demikian daftar 21 nama Panglima TNI sejak tahun 1945, mulai Jenderal Soedirman hingga Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang menjabat sejak 2017 dan segera digantikan oleh Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal Andika Perkasa. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES