Peristiwa Nasional Erupsi Gunung Semeru

Pengungsi Erupsi Semeru Butuh Toilet hingga Uang Tunai

Rabu, 15 Desember 2021 - 20:17 | 74.73k
Warga yang mengungsi di SDN Supiturang 4 Pronojiwo, Lumajang pasca erupsi Gunung Semeru. (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)
Warga yang mengungsi di SDN Supiturang 4 Pronojiwo, Lumajang pasca erupsi Gunung Semeru. (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)
FOKUS

Erupsi Gunung Semeru

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, LUMAJANG – Bencana erupsi Gunung Semeru beberapa waktu lalu menyisakan duka dan nestapa. Ribuan orang yang terdampak bencana tersebut masih harus tinggal di tempat-tempat pengungsian dengan kondisi sekadarnya. Kebutuhan para pengungsi terhadap toilet, air bersih, juga uang tunai sangat diharapkan untuk keperluan sehari-hari.

Pantauan TIMES Indonesia di lokasi pengungsian, toilet beserta air bersih samgat diperlukan oleh ribuan warga yang tinggal di pengungsian sejak erupsi Gunung Semeru pada Sabtu, 4 Desember 2021.

Advertisement

Seperti terlihat di posko pengungsian SDN Supiturang 04, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (14/12/2021). Ada sekitar 300 jiwa yang mengungsi di sekolah itu. Ratusan pengungsi ini memanfaatkan tiga toilet yang ada di bangunan sekolah untuk keperluan sehari-hari seperti mandi, cuci, serta buang air (MCK). 

toilet Pengungsi Erupsi SemeruToilet sementara yang dibangun untuk keperluan pengungsi erupsi Gunung Semeru di Lumajang. (FOTO: Dok.TIMES Indonesia)

Ada pula tambahan empat bilik toilet semi permanen yang dibangun atas dukungan corporate social responsibility (CSR) sebuah perusahaan. Namun, di toilet bantuan ini belum terdapat bak mandi. Sumber air sendiri sudah ada. Ada sumur yang lokasinya tak jauh dari posko pengungsian.

Keterbatasan jumlah toilet ini menyulitkan, mengingat banyaknya pengungsi yang membutuhkannya untuk aktivitas rutin MCK. Menurut Iwan Ardiantoro, salah seorang relawan Malang Bergerak, warga yang berada di pengungsian sangat membutuhkan toilet. 

"Warga membutuhkan toilet dan air bersih untuk kegiatan sehari-hari selama masih berada di pengungsian. Untuk jangka pendek, perlu ada toilet yang bisa dibangun di dekat pengungsian," ujarnya saat dihubungi TIMES Indonesia, Rabu (15/12/2021).

Perihal kebutuhan air bersih, menurut Naning Yusuf dari TIMES Peduli, bisa didukung oleh institusi yang memang mengurusi air seperti PDAM. Institusi tersebut bisa mendukung dengan suplai air bersih dalam tangki secara rutin ke posko-posko pengungsian warga.

Selain toilet beserta air bersih, para pengungsi juga memerlukan uang tunai. Mengingat mereka yang selama ini bekerja, belum bisa menghasilkan uang karena kondisi yang tidak memungkinkan.

"Mereka perlu bantuan uang tunai karena mereka tidak bisa bekerja di lahan yang terdampak erupsi," ujar Naning.

Hal lain yang juga dibutuhkan para pengungsi adalah kasur untuk tidur. Selama ini memang sudah ada bantuan kasur. Namun kondisinya sudah mulai kotor dan menipis. Hal ini membuat mereka tidak bisa beristirahat dengan nyaman.

Di samping itu, hal yang perlu diperhatikan adalah keperluan perlengkapan sekolah. Anak-anak yang berada di pengungsian sudah waktunya kembali bersekolah. Erupsi melenyapkan perlengkapan sekolah
yang biasa mereka bawa. Anak-anak membutuhkannya. Asa akan hidup yang lebih baik dan sejahtera, bisa diraih dengan pendidikan.

Merespons keperluan anak-anak sekolah di pengungsian, TIMES Peduli berencana menyalurkan bantuan yang diberikan oleh para donatur. "Rencana besok (Kamis, 16 Desember 2021) kami akan menyalurkannya," ujar Naning usai melakukan survei di wilayah terdampak erupsi Semeru di Lumajang.

TIMES Peduli akan menyalurkan bantuan perlengkapan bagi anak-anak, di antaranya peralatan sekolah dan seragam sekolah. TIMES Peduli akan bersama dengan masyarakat Malang Peduli Semeru.

"Kami ingin berbagi kepada saudara-saudara kami yang kini sedang mengalami musibah terdampak erupsi Semeru," ujar Liza Min Nelly, relawan Malang. 

Update Korban dan Pengungsi Erupsi Semeru
Berdasarkan data posko yang dikutip dari Kominfo Pemprov Jatim, per Selasa (14/12/2021) pukul 18.00 WIB, terdapat 10.158 jiwa yang menjadi pengungsi. Warga yang mengungsi ini tersebar di 151 titik pengungsian.

Konsentrasi mereka teridentifikasi pada 19 titik di tiga kecamatan yang ada di Kabupaten Lumajang, yakni: Candipuro (8 titik dengan 4.156 jiwa), Pasirian (7 titik dengan 1.518 jiwa), dan Pronojiwo (4 titik dengan 1.056 jiwa).

Selain di Lumajang, titik-titik pengungsian lainnya berada di 4 (empat) kabupaten, yakni Malang (9 titik dengan 344 jiwa), Blitar (1 titik dengan 20 jiwa), Jember (3 titik dengan 13 jiwa), dan Probolinggo (1 titik dengan 11 jiwa).

Catatan dari BNPB, korban meninggal yang ditemukan sebanyak 48 jiwa, dan luka berat mencapai 18 jiwa. Erupsi Gunung Semeru  juga menyebabkan kerusakan material baik rumah maupun fasilitas umum seperti sekolah, tempat ibadah, dan sarana kesehatan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES