Tiga Bencana Alam Terbesar di Jatim Sepanjang 2021

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur mencatat 309 kejadian bencana alam sepanjang Januari-Desember 2021.
Antara lain banjir 166 kejadian, 61 bencana angin kencang, 12 banjir bandang, 30 tanah longsor, 19 angin puting beliung, 6 gempa bumi dan 14 bencana lainnya (gerakan tanah, abrasi, banjir rob, gunung api serta karhutla).
Advertisement
Manajer Pusdalops BPBD Jawa Timur Dino Andalananto mengatakan bencana di Jatim masih didominasi oleh bencana hidrometeorologi. "Banjir menempati urutan pertama diikuti angin kencang dan tanah longsor," jelasnya, Jumat (31/12/2021).
Sedangkan bencana paling parah pada tahun ini adalah Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, banjir bandang Kota Batu dan gempa bumi Malang Selatan.
Tanggal 10 April 2021. Gempa magnitudo (M) 6,7 terjadi di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Gempa yang terjadi sekitar pukul 14.00 WIB, Sabtu (10/4/2021), menimbulkan sejumlah kerusakan bangunan di sejumlah daerah.
Kerusakan paling parah dilaporkan terjadi di kawasan sisi selatan Jawa Timur. Mulai dari Malang, Lumajang, Blitar, hingga Trenggalek.
BMKG melalui websitenya menginformasikan gempa berada di laut 90 KM Barat Daya Kabupaten Malang. Pusat gempa berada di laut 90 km Barat Daya Kabupaten Malang. Titik koordinat gempa adalah 8.95 lintang selatan 112.48 bujur timur dengan kedalaman gempa 25 kilo meter.
BPBD Kabupaten Malang melaporkan 696 rumah rusak, 3 orang meninggal, 8 orang luka-luka, 14 fasilitas pendidikan rusak, 8 fasilitas kesehatan rusak, 26 tempat ibadah rusak dan 6 jembatan rusak imbas gempa di Malang.
Pengamat Geofisika Kebencanaan Universitas Brawijaya (UB) Prof Adi Susilo, Ph.D menyebut bencana alam gempa di Malang, Jatim pada Sabtu (10/4/2021), merupakan gempa terbesar yang terjadi di wilayah Malang Raya sejak tahun 1967.
"Ini salah satu gempa yang dirasakan paling besar. Dulu pada tahun antara 1967-1968 juga terjadi dengan korban yang cukup banyak. Sejak kisaran tahun itu, belum pernah terjadi (gempa) seperti ini," katanya kepada TIMES Indonesia.
Bencana terbesar kedua sepanjang 2021 adalah banjir bandang Kota Batu Malang. Hujan deras yang mengguyur Kota Batu, Kamis (4/11/2021) lalu mengakibatkan banjir besar di sejumlah desa di Wilayah Kecamatan Bumiaji.
Hujan deras bercampur angin membuat sebagian besar badan jalan sudah tertutup lumpur setinggi mata kaki orang dewasa.
Air bercampur dengan lumpur, potongan kayu serta sampah bergerak dengan kecepatan tinggi. Data dari Pusdalop BPBD Kota Batu menginformasikan banjir bandang bermula pada pukul 15.14 WIB.
Beberapa daerah terdampak banjir bandang antara lain Desa Sumberbrantas, Desa Bulukerto, Desa Tulungrejo, Desa Sumbergondo, Desa Pandanrejo dan Desa Sidomulyo.
Dari sejumlah daerah tersebut ada lima titik paling parah yakni Dusun Sambong, Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Jalan Raya Dieng, Desa Sidomulyo, kecamatan Batu, Kota Batu, Dusun Beru, Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji dan Jalan Raya Selecta, Desa Tulungrejo, Kecamatan Batu, Kota Batu.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, korban meninggal dunia akibat banjir bandang yang menerjang wilayah Kota Batu, Jawa Timur, hingga Sabtu (6/11/2021) pukul 13:00 WIB sebanyak tujuh orang.
Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menjelaskan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu melaporkan hasil pencarian dan pertolongan korban banjir bandang Kota Batu.
BPBD Kota Batu juga mendata bahwa banjir bandang telah berdampak pada 89 KK dan 5 jiwa mengungsi di Gedung Kesenian Bulukerto. Sementara itu, kerugian material yang ditimbulkan atas kejadian bencana banjir bandang itu meliputi 35 unit rumah rusak, 33 unit rumah terendam lumpur, 73 unit sepeda motor rusak, 7 unit mobil rusak, 107 hewan ternak hanyut dan 10 kandang ternak rusak berat.
Guna percepatan penanganan banjir bandang Kota Batu, pemangku kebijakan Kota Batu meliputi Wali Kota Batu, Wakil Wali Kota Batu, Kasrem, Kapolres Kota Batu, Dandim Kota Batu, Sekda Kota Batu dan OPD terkait telah menggelar rapat pembentukan posko darurat di Kantor Wali Kota.
Hasil rapat tersebut ditetapkan bahwa periode tanggap darurat direncanakan selama 14 hari terhitung tanggal 4-17 November 2021. Selain itu, Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana (SKPDB) juga segera disusun dan Wakil Wali Kota Batu ditunjuk untuk memimpin penanganan darurat bencana banjir bandang Kota Batu.
Guna meringankan beban para penyintas, bantuan berupa logistik dan peralatan didistribusikan dan terus berdatangan dari BNPB, BPBD setempat, instansi terkait dan unsur-unsur dunia usaha lain yang terlibat dalam penanggulangan bencana di Kota Batu.
Tim gabungan dari TNI, POLRI, Basarnas, Satpol PP, BPBD Provinsi Jatim, BPBD Kota Batu, Tagana, Dinas PUPR Provinsi Jatim, Dinas PUPR Kota Batu, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, BBWS Provinsi Jatim, relawan, mahasiswa, dan unsur pendukung lainnya memberikan bantuan dalam penanganan bencana banjir bandang di Kota Batu.
Gunung Semeru mengalami erupsi pada Sabtu (4/12/2021). Saat itu beredar video yang memperlihatkan peningkatan aktivitas vulkanik. Masyarakat kalang kabut menyelamatkan diri.
BPBD Jatim langsung bergerak bersama BPBD Kabupaten Lumajang, Tagana dan BPBD Jember. Dalam kondisi tersebut,
BPBD Jatim melakukan pengecekan infrastruktur jembatan penghubung Malang dan Lumajang.
Guguran awan panas mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo pada Sabtu (4/12/2021) pukul 15.20 WIB.
Kronologi kejadian yang diamati dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Gunung Semeru di Pos Gunung Sawur, Dusun Poncosumo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, getaran banjir lahar atau guguran awan panas tercatat mulai pukul 14.47 WIB dengan amplitudo maksimal 20 milimeter.
Pada pukul 15.10 WIB, PPGA Pos Gunung Sawur kemudian melaporkan visual abu vulkanik dari guguran awan panas sangat jelas teramati mengarah ke Besuk Kobokan dan beraroma belerang. Selain itu, laporan visual dari beberapa titik lokasi juga mengalami kegelapan akibat kabut dari abu vulkanik. APG berada pada koordinat :-8,151761, 112,902557 dengan kondisi cuaca berawan dan hujan ringan.
Catatan yang dihimpun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), guguran lava pijar teramati dengan jarak luncur kurang lebih 500-800 meter dengan pusat guguran berada kurang lebih 500 meter di bawah kawah.
Sebagai respon cepat dari adanya kejadian guguran awan panas tersebut, BPBD Kabupaten Lumajang telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat dan para penambang untuk tidak beraktivitas di sepajang Daerah Aliran Sungai (DAS) Mujur dan Curah Kobokan.
Anggota BPBD Kabupaten Lumajang bersama tim gabungan lainnya segera menuju lokasi kejadian di sektor Candipuro-Pronojiwo untuk melakukan pemantauan, kaji cepat, pendataan, evakuasi dan tindakan lainnya yang dianggap perlu dalam penanganan darurat.
Sementara pemutakhiran dari hasil pantauan Pusdalops-PB Jawa Timur pada kejadian APG Gunung Semeru pada Kamis, 30 Desember 2021 pukul 18.00 WIB menjelaskan lokasi terdampak meliputi Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang.
Untuk Kabupten Lumajang berada di Kecamatan Pronojiwo (Desa Pronojiwo, Desa Oro-oro Ombo, Desa Sumberurip, Dusun Curah Kobokan dan Desa Supiturang). Lalu, Kecamatan Candipuro (Dusun Kamarkajang, Desa Sumberwuluh, dan Desa Sumbermujur).
Lokasi terdampak di Kabupaten Malang meliputi Kecamatan Ampelgading (Desa Argoyuwono). Kecamatan Wajak (Desa Bambang), Kecamatan Tirtoyudo (Desa Purwodadi dan Desa Gadungsari), Kecamatan Dampit (Kelurahan Dampit).
Selanjutnya Kecamatan Turen (Desa Talok), Kecamatan Pagelaran (Desa Clumprit), Kecamatan Bantur (Desa Bantur dan Desa Rejosari), Kecamatan Kepanjen (Desa Mojosari).
Total keseluruhan pengungsi mencapai 8.781 jiwa (masih dalam pendataan) saat itu. Mereka tersebar di beberapa titik pengungsian hingga luar Kabupaten Lumajang.
Kecamatan Pronojiwo 887 jiwa (-), Kecamatan Candipuro 3.677 jiwa (-), Kecamatan Pasirian 1.126 jiwa (-), Kecamatan Lumajang 337 jiwa (-), Kecamatan Tempeh 308 jiwa, Kecamatan Sukodono 290 jiwa, Kecamatan Senduro 57 jiwa, Kecamatan Sumbersuko 280 jiwa, Kecamatan Padang 103 jiwa, Kecamatan Tekung 68 jiwa, Kecamatan Yosowilangun 79 jiwa, Kecamatan Kunir 183 jiwa, Kecamatan Jatiroto 16 jiwa, Kecamatan Rowokangkung 91 jiwa, Kecamatan Randuagung 62 jiwa.
Lalu Kecamatan Ranuyoso 27 jiwa, Kecamatan Klakah 48 jiwa, Kecamatan Gucialit 20 jiwa, Kecamatan Pasrujambe 295 jiwa, Kecamatan Tempursari 23 jiwa, Kecamatan Kedungjajang 50 jiwa.
Sedangkan pengungsian di luar Kabupaten Lumajang tersebar di Kabupaten Malang sebanyak 8 titik dengan total pengungsi 317 jiwa (-). Mereka berada di Kabupaten Probolinggo 1 titik 11 jiwa, Kabupaten Blitar 1 titik 3 jiwa, Kabupaten Jember 3 titik 13 jiwa dan Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 1 titik 3 jiwa.
APG Gunung Semeru turut memberi dampak kerugian materiil dan fasilitas umum. Total rumah terdampak 1.027 unit (dalam pendataan) meliputi Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro rumah rusak berat 505 unit, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo rumah rusak ringan 85 unit dan rumah rusak berat 437 unit.
Kemudian kematian hewan ternak 3.026 Ekor dengan rincian sapi 764 ekor, kambing atau domba 684 Ekor dan unggas 1.578 Ekor.
Fasum terdampak yaitu putusnya Jembatan Gladak Perak Desa Curah Kobokan 1 unit, kerusakan sarana pendidikan 25 unit, sarana kesehatan 1 unit, tempat ibadah 19 unit, Faskes (Polindes Supiturang Pronojiwo) 1 unit dan kerusakan infrastuktur jalan sepanjang 2.000 meter. Total 47 unit fasum terdata.
Jumlah korban meninggal meninggal 56 Jiwa (+), dan luka berat 4 jiwa, rawat inap 12 jiwa (+). Tidak ada korban hilang dalam kejadian ini.
Total lahan komoditas pertanian yang mengalami kerusakan seluas 851 Hektare (Ha). Antara lain sektor tanaman padi 375 Ha, tanaman jagung 46 Ha, ubi kayu 23 Ha, tomat 16 Ha, cabai besar 110 Ha, kubis 11 Ha, salak 49 Ha, kapulaga 15 Ha, durian 40 Ha, tebu 59 Ha, kopi 50 Ha, cengkeh 17 Ha dan kelapa 50 Ha.
BPBD Provinsi Jawa Timur terbagi menjadi 2 Tim menuju lokasi dari arah Malang dan Tim 2 menuju lokasi dari arah Lumajang. Termasuk koordinasi antara Dinkes Provinsi Jatim berkoordinasi dengan Dinkes Kabupaten Lumajang serta Forkopimda.
Dinsos Provinsi Jawa Timur mendirikan layanan dapur umum di 2 lokasi yaitu di Kecamatan Candipuro dan Kecamatan Pronojiwo.Dapur umum juga terdapat di Balai Desa Penanggal Sumberwuluh serta Kecamatan Pronojiwo untuk wilayah Supiturang dan Oro-oro ombo. Posko bantuan utama berada di Pendopo Kabupaten Lumajang.
Bupati Lumajang menerbitkan SK Nomor : 188.45/526/427.12/2021 Tentang
Komando Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas Dan Guguran Gunung Semeru. Bantuan akses internet gratis juga diberikan oleh Telkom Lumajang di Posko Induk dan Posko Dukungan demi mempermudah akses informasi bagi pengguna data menuju lokasi bencana
Total jumlah unsur yang terlibat selama proses evakuasi dan penanganan pengungsi sejumlah 3.513 personil (+). Terdiri dari TNI/Polri, BPBD, Satpol PP, Dishub, Dinsos, Dinkes, PMI, Kementerian ESDM, OPD dan relawan sejumlah kurang lebih dari 192 lembaga maupun organisasi total 1.637 personil.
Saat ini kebutuhan mendesak pengungsi antara lain perabotan rumah tangga mini cabinet, lemari plastik , sprei, bantal , guling, kompor, tabung gas tanpa isi , peralatan masak (alat dapur), bahan dan alat-alat bangunan untuk rehabilitasi, rekonstruksi, relokasi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |