Tarif Dasar Listrik di Indonesia Lebih Mahal dari Jerman

TIMESINDONESIA, SIDOARJO – Rencana kenaikan tarif dasar listrik pada tahun ini dapat dipastikan akan berdampak luas pada ekonomi dan pastinya akan membuat inflasi menjadi naik tak terkendali dan yang terpenting pasti akan mengganggu program pemulihan ekonomi dari Presiden Joko Widodo.
Hal itu diungkapkan Politisi Partai Gerindra Ir. Bambang Haryo Soekartono saat ditemui TIMES Indonesia di Sidoarjo, Rabu (5/1/2022).
Advertisement
Politisi yang akrab disapa BHS ini menambahkan jika tarif listrik di Indonesia seharusnya jauh lebih murah dari negara lain, hal itu karena Perusahaan Listrik Negara (PLN) mendapatkan penyertaan modal Negara (PMN) sebesar Rp5 Triliun di tahun 2022 ini.
Apalagi Indonesia merupakan negara yang mempunyai banyak sumber energi dan terbesar di dunia, misalnya geothermal, minyak, gas, batubara dan kelapa sawit. Tapi nyatanya tarif listrik lebih mahal daripada negara lain.
"Contoh saja tarif listrik di Indonesia lebih mahal ketimbang di Jerman. Perbandingan tagihan listrik di Jerman sama dengan di Indonesia dengan penggunaan peralatan listrik yang jumlah wattnya sama" ungkap Anggota Dewan Pakar DPP Partai Gerindra itu.
Dia mencontohkan jika di negara Jerman menggunakan peralatan listrik – Mesin Cuci Baju 2000 watt – Mesin Cuci Piring 1000 watt – Seterika 1200 watt – Kompor Listrik & Oven 3000 s.d 4000 watt, – Vacum Cleaner 750 watt – Water Heater 1.500 watt dan 1 AC pada saat musim panas.
Dari kondisi di atas, penggunaan per bulan listriknya adalah hampir sama atau lebih besar dengan di Indonesia yang menggunakan 1 AC 1 PK dan 1 kulkas pendingin 2 pintu bahkan penggunaan jumlah elektronik di Jerman agak lebih besar penggunaan listrik per tahunnya.
Namun tagihan listrik di Jerman pada bulan Juni 2021 per bulan sebesar 67 Euro atau di kurs rupiah sebesar Rp1.079.169. Sedangkan di Indonesia tagihan listrik di atas sesuai dengan struk pembayaran tagihan adalah sebesar Rp909.58.
"Padahal di Jerman tarif listrik perkwh 3 kali lipatnya dari Indonesia yaitu 36 sen US/perkwh karena di Jerman menggunakan bahan baku energi listrik yaitu gas dan batubara yang di impor dari Rusia dan energi terbarukan kincir angin serta merupakan tarif listrik termahal nomor 2 di Dunia," papar Alumni ITS Surabaya ini.
Bambang Haryo menambahkan, Indonesia yang mempunyai sumber energi bermacam macam dan banyak, tarif listriknya yang dicantumkan Pemerintah sebesar 11 sen US/kwh besaran tagihan di dua negara tersebut adalah hampir sama.
"Berarti diduga tarif listrik di Indonesia jauh lebih besar dari tarif listrik yang ada di Jerman per KWh-nya sehingga tarif listrik di Indonesia bisa dikatakan merupakan tarif listrik yang termahal di dunia," ungkap Ketua Dewan Penasehat Gerindra Jatim ini.
Menurutnya, apabila hal itu benar maka diduga PLN melakukan pembohongan publik atau memang kesalahan teknis operasional yang mengakibatkan tagihan menjadi tidak rasional.
"PLN harus segera membenahi dan tidak boleh menaikkan tarif di 2022 sebelum PLN melakukan pembenahan. Kasihan masyarakat kecil jika dibebani kenaikan tarif dasar listrik di tahun ini," pungkasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |