Presiden RI Jokowi Dapat Restu Pembangunan IKN dari Masyarakat Adat Kaltim

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Presiden RI Jokowi (Joko Widodo) melakukan pertemuan secara langsung dengan tokoh masyarakat dan adat di Balikpapan, Kalimantan Timur membahas soal Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Kepala Negara mengaku, dalam pertemuan tersebut dirinya mendengarkan masukan dan aspirasi dari para tokoh terkait pembangunan Ibu Kota Negara, dari soal kearifan lokal, penguatan sumber daya manusia.
Advertisement
"Saya mendengarkan masukan dan aspirasi dari para tokoh terkait pembangunan ibu kota negara di Kaltim, dari soal kearifan lokal, penguatan sumber daya manusia, sampai aspek budaya yang perlu diperhatikan dalam pengembangan IKN mendatang," katanya dikutip dari Instagram resminya Selasa (1/2/2022).
"Terima kasih untuk dukungan dan masukan yang telah disampaikan dari para tokoh masyarakat dan adat Kaltim," ujarnya Presiden Jokowi lagi.
Mendapatkan Restu
Dalam pertemuan itu, Presiden mendapatkan dukungan dan restu. Sultan Kutai Kartanegara, Muhammad Arifin. Pihaknya menyambut baik dibangunnya IKN itu. "Kami atas nama Sultan Kutai Kartanegara mendukung penuh 100 persen diadakannya pembangunan IKN saat ini," katanya dikutip dari laman Setkab RI.
Hal senada disampaikan oleh Sultan Paser, Muhammad Jarnawi, yang menyebut bahwa Kesultanan Paser menyambut antusias pembangunan IKN. Ia juga mengaku sangat bangga bisa bertemu dan berdialog dengan Presiden Jokowi.
"Kami sendiri dari Kesultanan Paser menyambut dengan antusias IKN dan kami memohon segera dibangun ibu kota negara baru ini. Karena kami yakin dengan perpindahan ibu kota baru mudah-mudahan membawa wajah baru dan martabat di dunia. Kami juga meminta dari Kesultanan Paser dibuat Istana Kesultanan Paser di dekat IKN ibu kota negara," jelasnya.
Kepala Adat Dayak Kenya, Ajang Tedung, menerima dengan senang hati rencana pembangunan IKN. Di samping itu, ia juga meminta agar masyarakat adat dilibatkan dalam Badan Otorita maupun pembangunan fisik IKN tersebut.
"Pertama itu, dengan adanya IKN ini tolong di dalam Badan Otorita tuh masyarakat adat bisa diakomodir. Yang kedua dalam pembangunan fisik ya masyarakat sebagai mitra kerja. Yang ketiga karifan lokal, tolong perhatikan kearifan lokal, adat istiadat, budaya," kata Ajang.
Dukungan juga datang dari Syarifuddin HR selaku Ketua Kerukunan Bubuhan Banjar. Ia pun meminta agar masyarakat adat setempat lebih diperhatikan, terutama menyangkut kualitas sumber daya manusianya.
"Kami hanya minta tolong diperhatikan sumber daya manusia kami supaya kami tidak kalah dengan saudara-saudara kami pendatang dari luar nantinya, supaya saudara-saudara kami generasi kami nanti bisa bersaing karena penduduk Kalimantan adalah penduduk yang welcome , yang selalu bisa menghargai satu sama lain," ujar Syarifuddin.
Sementara itu, Wakil Ketua 2 Keluarga Kerukunan Sulawesi Selatan, Andi Singkeru, mengatakan bahwa sebagai masyarakat pendatang pihaknya sudah berbaur dan hidup berdampingan dengan masyarakat asli Kalimantan.
Ia menyebut bahwa masyarakat apapun yang mengisi IKN nantinya adalah masyarakat Indonesia. "Kami bersama keluarga, bersama anak cucu, kami berdampingan dengan suku-suku asli, kami berharap agar bisa menjadi wadah yang terbaik ke depan," ujarnya usai bertemu Presiden RI Jokowi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |