Ziarah ke Makam Kiai Abbas Buntet, Rizal Ramli Ingatkan Jasmerah

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Mantan Menko Ekuin di era pemerintahan Gus Dur, Rizal Ramli mengingatkan kembali tentang amanah pendiri bangsa Soekarno yang mengatakan 'Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah' atau Jasmerah.
Menurut Rizal, Republik ini bisa berdiri dan ada hingga saat ini karena perjuangan para pendahulu dan pejuang yang begitu gigih melawan penjajah.
Advertisement
"Nah, salah satunya adalah Kiai Abbas. Dia bukan saja ulama besar, tapi dia pernah ditunjuk KH Hasyim Asy'ari dan ulama-ulama lainnya di Rembang menjadi Komando Resolusi Jihad dalam pertempuran melawan tentara sekutu pada 10 November 1945 di Surabaya. Itulah yang menginspirasi saya untuk semangat dalam berjuang,” kata Rizal Ramli dalam keterangan resminya, Senin (28/2/2022).
Rizal Ramli mengungkapkan, dia dan sejumlah rekannya melakukan ziarah ke makam Kiai Haji Abbas bin Kiai Haji Abdul Jamil Buntet (Kiai Abbas Buntet) di kompleks Makbaroh Gajah Ngambung Pesantren Buntet, Desa Mertapada Kulon, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon pada Minggu (27/2/2022).
Semangat yang begitu kuat untuk ziarah ke makam Kiai Abbas di kota Udang itu, lantaran ia konsisten dengan amanah Jasmerah Soekarno. Bung Karno adalah salah satu tokoh panutan pria yang digadang untuk maju Pilpres 2024 ini.
Rizal Ramli menilai, banyak elit politik dan penguasa lupa dengan perjuangan para pejuang-pejuang terdahulu yang rela mempertaruhkan nyawa demi tanah air. Karena, menurut Rizal Ramli, faktanya banyak kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat.
“Misalnya dalam konteks pemindahan ibu kota Negara. Fakta sejarah menyebut bahwa Fatahillah atau yang kita kenal Sunan Gunung Jati pernah mengalahkan serta mengusir Portugis dari Sunda Kalapa. Kemudian, Bung Karno membacakan teks proklamasi pada 17 Agustus 1945 itu di Jakarta. Kalau tetap keukeuh memindahkan IKN sama saja mencabut akar sejarah dong. Itu baru bicara soal IKN dan sejarah Indonesia. Belum lagi kita bicara dalam konteks kebijakan pemerintah yang lainnya,” tukas Rizal Ramli.
Sebut saja, sambung Rizal Ramli, masalah kelangkaan dan mahalnya harga komoditas, seperti minyak goreng, kedelai, daging, dan sebagainya yang sebenarnya adalah ujian bagi pemerintah terhadap keberpihakannya pada rakyat.
“Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki perkebunan sawit yang begitu luas. Kok bisa sih minyak goreng langka dan kalau-pun ada harganya mahal? Belakangan masyarakat juga sempat dibuat gelisah dengan kelangkaan kedelai sebagai bahan baku tahu dan tempe. Lalu, masalah harga daging yang mahal. Kalau urusan pangan rakyat saja sulit diatasi, bagaimana pemerintah berjuang bagi rakyat dalam urusan yang besar?” tukas Rizal Ramli.
Sebenarnya, di awal pandemi Covid-19, Rizal Ramli sudah mengingatkan pemerintah untuk fokus menggenjot sektor pertanian dengan memberikan subsidi pupuk dan bibit bagi para petani. Karena, pertanian jauh dari resiko Covid-19 dan manfaatnya sangat dirasakan masyarakat.
“Bila saran kita dilakukan dengan serius, maka tak ada lagi masalah kelangkaan dan mahalnya harga komoditas. Keberpihakan penguasa sebagaimana para pejuang kita terdahulu membela rakyat dan tanah air juga tetap terjaga,” tegas Rizal Ramli.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Rizal Dani |