Polri dan Asa Meraih Kembali Kepercayaan Publik

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Setelah tercoreng kasus Ferdy Sambo dan para oknum kepolisian yang membunuh Brigadir J, kini instusi Polri harus bekerja secara 'radikal' agar kembali meraih kepercayaan publik.
Kepercayaan itu mahal. Dengan dengan demikian, lembaga yang dinakhodai oleh Jenderal Listyo Sigit Prabowo itu kini harus membuktikan bahwa, lembaga bermoto Rastra Sewakotama yang artinya Abdi Utama bagi Nusa Bangsa, mau berubah dengan peranan yang lebih baik.
Advertisement
Jika itu tidak dilakukan, pekerjaan Polri atas nama masyarakat, tak akan berguna karena masyarakat pun bukan hanya tak bersimpati, namun juga akan menganggap Polri seolah-olah tak ada sebagai bagian dari masyarakat.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah menginstruksikan kepada seluruh jajarannya untuk kembali meraih kepercayaan publik terhadap institusi Polri.
"Kenapa ini harus kita lakukan, karena kepercayaan publik terhadap Polri ini menjadi sangat penting. Kita masih menghadapi tugas-tugas ke depan yang luar biasa. Tantangan-tantangan yang saat ini sedang kita hadapi, apa yang harus kita lakukan untuk mengawal kebijakan pemerintah," katanya dalam keterangan resminya dikutip Senin (22/8/2022).
Wajib Introspeksi
Sementara itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Wakil Sekjen Rahmat Hidayat Pulungan mendorong Polri untuk evaluasi atau berbenah.
"Saya melihat, Kapolri sangat memahami keresahan di masyarakat, terutama dengan terungkapnya kasus tindak pidana yang melibatkan oknum pejabat tinggi di lingkungan Polri," katanya.
"Kapolri tidak ingin masyarakat menjadi khawatir dan tidak percaya terhadap independensi dan profesionalitas Polri, sehingga meminta seluruh jajaran Polri bekerja keras memulihkan kepercayaan masyarakat," jelasnya.
Kata dia, masyarakat perlu merasakan bahwa seluruh anggota Polri berkomitmen untuk profesional dan akuntabel agar kepercayaan publik segera pulih. Menurutnya, kegelisahan masyarakat yang ditangkap Kapolri menjadi dasar untuk melakukan pembenahan internal Polri.
"Di dalam ajaran agama, kita selalu diingatkan untuk selalu introspeksi diri, agar kita menyadari segala kekurangan dan kelemahan, lalu kita meluruskan niat lagi dalam bekerja atau beribadah. Saya kira apa yang dilakukan oleh Kapolri adalah upaya muhasabah (instropeksi) semacam ini untuk lingkungan Polri," ujarnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |