Seribu Santri Probolinggo Doa Bersama untuk Korban Tragedi Stadion Kanjuruhan

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang pasca pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam, menjadi duka terdalam bagi Bangsa Indonesia. Karenanya, seribu santri di Kabupaten Probolinggo melakukan doa bersama untuk para korban dan kemaslahatan bangsa.
Doa bersama itu dilakukan oleh para santri dari Pondok Pesantren Alhabib Muhammad Shodiq Ahlussunnah Waljamaah, Desa Brani Kulon, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo, Minggu (2/10/2022). Mereka tak hanya melakukan doa bersama, tapi juga melakukan sholat ghoib untuk para korban yang meninggal dunia dalam tragedi Stadion Kanjuruhan tersebut.
Advertisement
Seribu santri itu bersama-sama melakukan sholat ghoib dan doa bersama di masjid pesantren setempat. Dengan mengenakan pakaian serba putih dan bersarung, kegiatan doa bersama itu dipimpin langsung oleh pengasuh pesantren, Habib Salim Quraiys, dan Habib Amin Haddar.
"Kami melakukan doa bersama dan sholat ghoib untuk para korban yang meninggal dunia usai pertandingan. Semoga korban diterima di sisi Yang Maha Kuasa dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," kata Habib Salim Quraiys.
Habib Salim Quraiys bersama Habib Amin Haddar dengan didampingi oleh santri usai melakukan sholat ghaib dan doa bersama. (Foto: Abdul Jalil/TIMES Indonesia)
Ia menyebutkan, tragedi Stadion Kanjuruhan itu merupakan duka dan luka yang teramat dalam bagi bangsa ini. Habib Salim berharap ini merupakan tragedi terakhir sepanjang sejarah.
Tak hanya itu, ia berharap juga, kejadian tersebut menjadi pembelajaran bagi seluruh masyarakat, utamanya dalam dunia sepak bola Indonesia. Agar setiap laga dan pertandingan yang digelar bisa lebih baik lagi. Sehingga tidak terjadi tragedi serupa.
"Kami juga berdoa untuk duni sepak bola Indonesia. Agar ke depan bisa lebih baik lagi ke depan. Cukup kejadian ini menjadi pelajaran dan pengalaman bagi seluruhnya. Agar tidak terulang kembali," harapnya.
Habib Salim menyebutkan, jangan sampai hanya pertandingan sepak bola ini harus memecah belah kesatuan dan persaudaraan Republik Indonesia ini. Tidak ada pertandingan apapun di negeri ini yang harus mengorbankan kesatuan dan persaudaraan.
"Kami selalu mendoakan yang terbaik untuk negeri ini. Dalam tragedi ini, kami mendoakan seluruh santri mendoakan juga untuk kebaikan laga sepak bola Indonesia ke depannya," jelasnya.
Sekadar informasi, dari sekian banyak korban yang berjatuhan usai laga pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya itu, beberapa di antaranya merupakan warga Kabupaten Probolinggo. Bahkan beberapa korban tragedi Stadion Kanjuruhan itu juga masih dalam masa perawatan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Sholihin Nur |