Anggota Polisi Jadi Target Teror Bom Bunuh Diri di Mapolsek Astana Anyar Bandung

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar menyebut anggota polisi menjadi target sasaran pada peristiwa teror bom bunuh diri yang terjadi di Mapolsek Astana Anyar Bandung, Rabu (7/12/2022) kemarin.
Untuk itu pihaknya terus berupaya melakukan langkah antisipasi dan penyelidikan secara menyeluruh terkait jaringan terorisme yang meresahkan masyarakat Indonesia.
Advertisement
"Pada peristiwa ini yang jadi sasaran adalah anggota polisi. Maka dari itu, langkah-langkah penyelidikan terus diupayakan oleh semua jajaran kepolisian," ungkap dia di Jalan Astana Anyar, Bandung, Kamis (8/12/2022) pagi.
Ia juga mengajak kepada seluruh masyarakat untuk ikut terlibat dalam tindakan pencegahan aksi terorisme ini.
Dengan adanya peristiwa ini maka dibutuhkan upaya-upaya pencegahan. Perlu keterlibatan semua pihak terutama masyarakat agar mewaspadai orang-orang yang melakukan aksi mencurigakan," ucapnya.
Pihaknya pun mengaku terus berupaya melakukan langkah-langkah antisipasi agar jaringan terorisme ini tidak meluas."Ini yang harus kita antisipasi lebih lanjut kita kejar lebih lanjut agar tindakan kekerasan ini bisa kita cegah," papar Boy Rafli.
Salah seorang tim Puslabor RI sedang mengidentifikasi tempat kejadian perkara di wilayah Astana Anyar, Bandung. (Foto: Megha Nugraha/TIMES Indonesia)
Terkait ideologi jaringan terorisme kata dia ini merupakan pola pikir radikal yang anti terhadap kemanusiaan.
"Cara berpikir ini sangat anti kemanusiaan. Sangat biadab tidak mencerminkan karakter masyarakat indonesia. Yang berbahayanya mereka menghalalkan kekerasan yang sangat berbahaya. Untuk itu kita harus menjaga semangat persaudaraan dan gotong royong," pungkasnya.
Boy pun berharap aksi terorisme ini bisa diusut secara tuntas. Hingga kini pihaknya tengah melakukan profiling terhadap identitas pelaku. "Saat ini kita juga terus mengumpulkan informasi terkait jaringan terorisme ini. Semoga kedepan kita bisa berusaha maksimal mungkin," kata dia.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkap terduga pelaku bom bunuh diri ini terafiliasi dengan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung, Jawa Barat.
"Saat ini tim terus melakukan pendalaman dan terus bekerja menuntaskan peristiwa terorisme ini. Sehingga kita minta kepada seluruh rekan-rekan, untuk bisa membantu kami dan tim agar bisa menuntaskan kejadian secara maksimal," jelasnya.
Tim Puslabor RI sedang memasukan barang bukti hasil identifikasi tempat kejadian perkara di wilayah Astana Anyar, Bandung. (Foto: Megha Nugraha/TIMES Indonesia)
Hingga saat ini, ungkap Sigit sebanyak 11 orang menjadi korban dalam peristiwa terorisme. Terdiri dari sembilan anggota kepolisian dan satu masyarakat yang mengalami luka-luka serta satu personel polisi meninggal dunia.
Dari hasil penyelidikan, kata dia untuk sementara ditemukan barang bukti bertuliskan penolakan terhadap pengesahan KUHP baru yang ditemukan dari barang bukti terduga pelaku.
"Di TKP kita temukan ada belasan lembar kertas yang bertuliskan protes atau penolakan terhadap rancangan KUHP yang baru saja disahkan di mana di dalamnya membahas masalah zinah dan sebagainya," papar Sigit.
Lebih jauh, hasil dari identifikasi pemeriksaan sidik jari dan Face Recognition terduga pelaku bom bunuh diri tersebut bernama Agus Sujatno alias Agus Muslim.
"Yang bersangkutan ini pernah ditangkap karena peristiwa bom Cicendo dan sempat dihukum empat tahun di bulan September atau Oktober 2021 lalu," ungkapnya terkait pelaku bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar Bandung. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Rizal Dani |