135 Hoaks Seputar Media, Mafindo: Produsen Hoax Masih Manfaatkan Kepercayaan Media

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Mafindo merilis data Pemetaan Hoaks Seputar Media selama semester I 2022. Sepanjang Januari hingga Juni 2022, Mafindo menemukan 135 hoaks seputar media atau
13,7% dari total 985 temuan hoaks.
"Hasil pemetaan ini dapat dimanfaatkan untuk merancang strategi dalam mewujudkan ekosistem informasi yang sehat,” kata Bentang Febrylian, Koordinator Divisi Periksa Fakta MAFINDO, Selasa (13/12/2022).
Advertisement
Bentang menyampaikan pemetaan ini menggambarkan tipe-tipe hoaks yang menyerang media atau melibatkan media. Pemetaan ini penting untuk membantu upaya-upaya memelihara public trust kepada media sebagai salah satu pilar demokrasi.
Dia menjelaskan selama semester pertama 2022, terdapat 135 hoaks seputar media atau 13,7% dari total 985 temuan hoaks. Angka ini menunjukkan bahwa trust publik kepada media masih banyak dimanfaatkan produsen hoaks untuk meyakinkan orang akan kebenaran klaimnya. Tema politik (47 hoaks, 34,8%) dan agama (17 hoaks, 12,6%) tampak sangat
menonjol.
Ketua Komite Litbang MAFINDO Nuril Hidayah, menjelaskan selain mempertajam polarisasi, pencatutan media untuk menguatkan klaim dalam hoaks yang mengangkat isu politik dan agama tidak hanya dapat berdampak pada menurunnya public trust kepada pemerintah, tetapi juga kepada penyedia informasi.
Data dari Mafindo juga menemukan media kuadran I yang mencakup mediamedia yang terverifikasi paling banyak teridentifikasi sebagai pihak yang diserang atau dicatut
dalam hoaks (64 hoaks, 47,4%). Sementara itu media-media kuadran III yang cenderung tidak jelas redaksinya dan tidak memenuhi kode etik jurnalistik banyak teridentifikasi sebagai penyebar hoaks (66 hoaks, 68,9%).
Sementara itu, Wahyu Dhiyatmika selaku Sekjen AMSI dalam sesi Focus Group Discussion MAFINDO pada Senin (21/11/2022) yang mengangkat tema “Hoaks dan Media” menyarankan agar upaya memelihara trustworthiness media ditingkatkan. Caranya bisa dengan menjelaskan prosedur verifikasi yang dilakukan oleh media. Dengan hal tersebut pembaca akan semakin teredukasi, bahwa untuk menyusunberita tersebut redaksi melakukan apa saja untuk melakukan verifikasi, sehingga lama-lama publik mampu memilah mana media yang dapat dipercaya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |