Peristiwa Nasional

Jokowi Bertemu Presiden Vietnam di Istana, Ini yang Dibahas

Kamis, 22 Desember 2022 - 14:46 | 61.16k
Presiden Jokowi (Joko Widodo) mengadakan pertemuan bilateral Presiden Vietnam Nguyen Xuan Phuc. (FOTO: Setkab RI)
Presiden Jokowi (Joko Widodo) mengadakan pertemuan bilateral Presiden Vietnam Nguyen Xuan Phuc. (FOTO: Setkab RI)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTAPresiden Jokowi (Joko Widodo) mengadakan pertemuan bilateral Presiden Vietnam Nguyen Xuan Phuc di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (22/12/2022). Dalam pertemuan itu, Kepala Negara mendorong kemitraan strategis baik secara bilateral mau pun di kawasan.

"Vietnam merupakan mitra strategis Indonesia sejak tahun 2013 dan pada pertemuan tadi kita telah membahas berbagai peningkatan kemitraan strategis, baik secara bilateral mau pun kawasan," kata Presiden Jokowi dikutip TIMES Indonesia dari laman resmi Setkab RI.

Advertisement

Dalam konteks kerja sama bilateral, dua negara ini sepakat meningkatkan kerja sama bidang perdagangan. Presiden Jokowi menyampaikan, nilai perdagangan sebesar 10 miliar dolar AS yang ditargetkan dicapai tahun 2023 sudah terpenuhi di tahun 2021 dengan angka sebesar 11,06 miliar dolar AS.

"Lima tahun terakhir terdapat peningkatan perdagangan sebesar 9,77 persen. Untuk itu, kita sepakat menetapkan target baru perdagangan bilateral sebesar 15 miliar dolar AS tahun 2028," jelasnya.

Secara khusus, Presiden Jokowi meminta kepada Presiden Vietnam untuk memperlancar ekspor komoditas pertanian dari Indonesia ke Vietnam. "Indonesia meminta perhatian terhadap masih terhambatnya produk pertanian dan buah-buahan Indonesia untuk masuk ke pasar Vietnam," katanya.

Kedua, dalam pertemuan itu juga membahas mengenai kerja sama di bidang investasi. Presiden Jokowi mengapresiasi kepercayaan pemerintah Vietnam pada perusahaan Indonesia yang berinvestasi di negara tersebut.

Tercatat akumulasi investasi Indonesia di Vietnam mencapai lebih dari 600 juta Dolar AS yang meliputi 101 proyek. Oleh karenanya, Presiden Jokowi menekankan perlunya perlindungan terhadap investasi Indonesia di Vietnam.

"Saya mengharapkan penyelesaian beberapa isu yang didalami investor Indonesia yang akan mendorong investasi baru di masa mendatang," jelasnya.

Ketika, dalam pertemuan itu kedua pemimpin membahas soal upaya penguatan kerja sama di bidang energi bersih dan energi baru terbarukan. Presiden Jokowi menyambut baik penandatanganan nota kesepahaman kerja sama di bidang energi dan sumber daya mineral (ESDM) antara kedua negara yang dinilainya bisa mendorong pengembangan pembangkit listrik tenaga matahari, hidrogen dan smart grid.

"Saya juga menyambut baik rencana kolaborasi Vietnam dengan perusahaan BUMN dan perusahaan di Indonesia, seperti PT BTM dan PT Wima untuk pemasaran motor listrik Gesit di Vietnam, Indonesia Battery Coopertion (IBC) untuk investasi pada pembuatan baterai EV dan PT INKA untuk pembelian komponen bus listrik," ujarnya.

Lalu yang keempat yang dibahas dalam pertemuan itu adalah soal peningkatan konektivitas kedua negara. Presiden Jokowi menekankan kedua negara harus segera mengembalikan arus lalu lintas barang dan wisatawan seperti masa pra pandemi.

"Rute penerbangan langsung antarpusat-pudat bisnis dan pariwisata kedua negara harus direvitalisas. Maskapai dari kedua negara diharapkan bisa memfinalisasi rencana rute penerbangan baru dari Da Nang ke Denpasar dan Ho Chi Minh-Jakarta," jelasnya. 

Kelima, dalam pertemuan itu membahas soal perundingan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) antara Indonesia dan Vietnam. Presiden Jokowi mengatakan, setelah melakukan perundingan intensif selama 12 tahun, Indonesia dan Vietnam akhirnya bisa menyelesaikan perundingan mengenai garis batas ZEE kedua negara berdasarkan UNCLOS 1982. 

Di pertemuan itu juga disepakati tiga MoU. Antara lain MoU BNPT dan Kementerian Keamanan Vietnam tentang kerja sama penanggulangan terorisme, lalu Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Kementerian Keamanan Vietnam tentang kerja sama dalam Pemberantasan Perdagangan Gelap Narkotika, Zat Psikotropika, dan Prekursornya.

Lalu MoU antena Kementerian ESDM Indonesia dan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Vietnam tentang kerja sama Bidang Enegi dan Sumber Daya Mineral. "Saya berharap kerja sama perikanan dan pemberantasan IUU (Ilegal, Unreported, and Unregulated) fishing dapat diperkuat melakukan percepatan finansial MoU kerja sama kelautan dan perikanan," ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES