Peristiwa Nasional 1 Abad NU

Muktamar Internasional Fiqih Peradaban Dibuka, Kiai Maruf Amin: Ilmu Fiqih Harus Mampu Menyesuaikan Perkembangan Zaman

Senin, 06 Februari 2023 - 15:41 | 65.71k
Wapres RI secara resmi membuka forum Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I dengan menabuh bedug di Hotel Shangri-La, Surabaya, Senin (6/2/2023) (FOTO: LTN PBNU for TIMES Indonesia)
Wapres RI secara resmi membuka forum Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I dengan menabuh bedug di Hotel Shangri-La, Surabaya, Senin (6/2/2023) (FOTO: LTN PBNU for TIMES Indonesia)
FOKUS

1 Abad NU

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Wakil Presiden RI KH Maruf Amin membuka Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I, rangkaian 1 Abad NU membahas tentang posisi Piagam PBB di Mata Syariah resmi dibuka di Hotel Shangri-La, Surabaya, Senin (6/2/2023).

Kiai Ma'ruf Amin mengatakan bahwa ilmu fiqih harus mampu merespons dinamika masyarakat dan perkembangan zaman. "Ilmu fiqih harus dapat menyesuaikan dan berkarakteristik dinamis menerima perkembangan zaman," ungkap Kiai Ma'ruf dalam keterangan tertulis diterima redaksi, Senin (6/2/2023).

Pernyataan ini disampaikan Kiai Ma'ruf dalam forum Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I yang mengusung tajuk Membangun Landasan Fiqih untuk Perdamaian dan Harmoni Global. Menurut Kyai Ma'ruf, adalah sebuah keniscayaan akan pentingnya kehadiran fatwa baru di tengah-tengah terbatasnya sumber hukum utama, Al Qur'an dan Hadist, sedangkan permasalahan baru dan terbarukan datang silih berganti.

Maruf-Amin-1.jpgWakil Presiden RI K.H. Ma’ruf Amin memberi sambutan dalam pembukaan Muktamar Internasional Fiqih Peradaban. Acara ini digelar di Hotel Shangri-La, Surabaya, Senin (6/2/2023) (FOTO: Dok. LTN PBNU for TIMES Indonesia)

"Orang yang berpikir bahwa hukum tidak bisa berubah maka bisa dipastikan orang itu tidak memahami Islam itu sendiri," jelas dia. 

Dalam hal ini, Kiai Ma'ruf mengajak refleksi sejenak tentang sejarah NU. NU sebetulnya sudah lama mengadopsi fleksibilitas dan pemikiran Islam. Itu dilakukan pada Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama NU di Lampung pada 1992 silam.

"NU telah memiliki metodologi induksi untuk menghadapi isu-isu kontemporer baik wacana maupun metodologi, sehingga NU dalam menyaksikan realitas tidak semena-mena mengutip melainkan melalui ijtima ulama melalui ushul fiqh," ucapnya. 

Tak hanya itu, lanjut dia, pertemuan Munas Alim Ulama 1992 juga mendefinisikan karakteristik NU yang moderat dan berbasis metodologi. Oleh karena itu, NU bisa mengemukakan metodologi global dan terkini. 

"Karena kami sadar bahwa membangun peradaban itu penting. Manusia bertugas untuk mengelola peradaban dunia dan bertanggung jawab memakmurkan bumi," ungkapnya. 

Secara khusus, Kiai Ma'ruf dipercaya untuk membuka pagelaran akbar Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I, yang secara simbolis ditandai dengan pemukulan bedug.

Pembukaan itu didampingi langsung Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bishri, Rais 'Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, dan Wakil Grand Syeikh Al Azhar.

"Bismillah. Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I resmi saya buka," tegas Kiai Ma'ruf.(*)

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES