LAZISNU: Program Dai Ambassador, Upaya Tingkatkan Kesalehan WNI di Luar Negeri

TIMESINDONESIA, JAKARTA – NU Care-Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ikut terlibat mendukung pelaksanaan program dai ambassador yang dikirim ke Hong Kong dan Korea Selatan.
LAZISNU memandang bahwa pengiriman dai internasional oleh PBNU perlu dilakukan sebab ada ribuan Warga Negara Indonesia (WNI) Muslim yang berada di luar negeri.
Advertisement
Dengan mempertimbangkan hal tersebut, terdapat kebutuhan menyampaikan paham keagamaan oleh dai yang memiliki pengetahuan agama yang matang kepada para WNI di luar negeri, sebagai upaya peningkatan kesalehan atau peningkatan peribadatan pada momentum Ramadan 1444 H.
Dukungan LAZISNU pada program Lembaga Dakwah PBNU ini juga diharapkan semakin menguatkan peranan NU bagi masyarakat yang berada di negeri orang.
"Ini coba kita penuhi dengan cara mengirimkan dai-dai Indonesia ke luar negeri, untuk melakukan pembinaan, pendampingan dan berdakwah selama kesempatan Ramadan ini," ujar Sekretaris LAZISNU PBNU, Moesafa.
Moesafa menjelaskan, ruang lingkup kerja NU Care-LAZISNU yaitu pengumpulan, pengelolaan, dan pendistribusian zakat, infak, dan sedekah (ZIS) dan dana sosial keagamaan lain.
Setelah ZIS dan dana sosial keagamaan terkumpul di NU Care-LAZISNU, dana-dana tersebut diberdayagunakan untuk lima pilar yaitu pilar pendidikan, pilar kesehatan, pilar pemberdayaan ekonomi, pilar bencana alam dan lingkungan, serta pilar dakwah dan kemanusiaan.
Moesafa menyebut bahwa program pengiriman dai ke Korea Selatan dan Hong Kong masuk kepada pilar dakwah dan kemanusiaan atau pilar NU Care Damai.
Singkatnya, ketika dana ZIS dan dana sosial keagamaan yang telah dikumpulkan serta dilakukan pendayagunaan, maka harus didistribusikan kepada para penerima manfaat, dengan mengacu kepada 5 pilar yang telah disebutkan.
Menurutnya, tiga hal inilah yang menjadi inti dari tugas mereka dalam tata kelola zakat. Pada sisi lain, ada LDNU yang memiliki program dengan mengirimkan dai ke luar negeri, yang mana ini membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Di LDNU ada programnya di LAZISNU ada anggarannya.
"Ketemulah kita untuk saling sinergi, saling mendukung dan saling mem-backup satu sama lain agar program-program di lembaga-lembaga yang ada di PBNU ini bisa berjalan dengan baik, tentu ini menggunakan pendekatan skala prioritas dan sebagainya," tutur Moesafa, yang juga anggota Instruktur Nasional PP GP Ansor itu. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imam Kusnin Ahmad |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |