Peristiwa Nasional

KASAD Award 2023, Apresiasi Media dari Jenderal Dudung Abdurachman

Kamis, 06 Juli 2023 - 10:08 | 45.76k
Jenderal Dudung Abdurachman. (foto: Dispenad)
Jenderal Dudung Abdurachman. (foto: Dispenad)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – TNI Angkatan Darat (TNI AD) memberikan penghargaan kepada media yang telah berkomitmen dalam memberitakan isu-isu strategis yang menjadi prioritas pemerintah. 

KASAD Award 2023, yang merupakan inisiatif dari Jenderal Dudung Abdurachman, Kepala Staf TNI AD KASAD), bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada media yang telah berperan penting dalam mengatasi persoalan di tengah masyarakat.

Advertisement

BACA JUGA: Sosok Gus Dudung Abdurrahman Jenderal Keturunan Sunan Gunung Jati

KASAD Award 2023 mencakup media nasional, media daerah, dan media kampus sebagai bagian dari seleksi penghargaan ini. Media-media yang disorot kemudian disaring menjadi sepuluh kategori yang mencerminkan isu-isu strategis yang menjadi program prioritas pemerintah.

Kesepuluh isu-isu strategis itu meliputi seperti keberagaman dan toleransi, melawan radikalisme, pengarusutamaan gender, inovasi digital, solidaritas internasional, TNI AD di tengah kesulitan rakyat, pembangunan di daerah 3T, perlindungan anak, menekan stunting, dan pelestarian kebudayaan.

Kadispenad Brigadir Jenderal Hamim Tohari menjelaskan bahwa KASAD Award diharapkan dapat memotivasi media untuk memberikan kontribusi lebih dalam menyebarkan informasi penting kepada masyarakat. 

"Penghargaan ini juga menunjukkan komitmen dan visi TNI AD dalam mendukung perbaikan masalah-masalah bangsa Indonesia," kata Hamim Tohari, Kamis (6/7/2023).

Menurut peneliti komunikasi Effendi Gazali, KASAD Award merupakan bukti nyata peningkatan kualitas dan visi TNI AD untuk memajukan bangsa Indonesia. 

"Penghargaan ini juga mencerminkan kerja sama antara TNI AD, media, dan seluruh elemen bangsa dalam menangani isu-isu strategis," kata Effendi Gozali.

Ismail Hasani, Ketua Badan Pengurus SETARA Institute, mengapresiasi penyelenggaraan KASAD Award yang dilakukan secara objektif dan transparan. Proses seleksi dan penjurian dilakukan terhadap sekitar 3 juta pemberitaan yang telah dihimpun dari media nasional, media daerah, dan media kampus. Hal ini membuktikan bahwa KASAD Award bukanlah sekadar "pesanan" kepada media, tetapi merupakan upaya kolaborasi berkelanjutan untuk memajukan Indonesia.

Setelah melalui proses seleksi, terpilihlah 72 finalis dari berbagai kategori yang telah ditentukan. Dewan juri kemudian memilih 24 pemenang dari finalis tersebut. Acara puncak KASAD Award akan diadakan pada Senin, 10 Juli 2023 di Markas Besar TNI AD, Jakarta.

KASAD Award 2023 memberikan penghargaan kepada media yang telah berperan aktif dalam menyebarkan informasi mengenai isu-isu strategis di Indonesia. Penghargaan ini diharapkan dapat memotivasi media untuk terus memberikan kontribusi yang berarti dalam pembangunan bangsa.

Inisiator dari Gus Jenderal, Cucu Sunan Gunung Jati

Dilansir dari TIMES Indonesia, sosok Jenderal Dudung sudah lama menjadi buah bibir. Positif sekali. Kesadaran itu pula yang mungkin menjadi dasar bagi KASAD untuk mengapresiasi jejak positif publik lewat media.

Siapa Dudung, yang belakangan di kalangan aktivis gerakan Islam Nahdliyin memanggilnya Gus Dudung Abdurrachman?

Gus Dudung ini sesungguhnya bukan orang yang minim ilmu agama. Ia lahir dari lingkungan keluarga yang beragama kuat. Bahkan ilmu thariqatnya juga ada. Pula kanuragan.

Patriotisme Dudung diasah sejak kecil. Ia hidup di lingkungan TNI. Sang ibu, Ny Nasyati adalah PNS di lingkungan Bekangdam III/Siliwangi. Sedang bapaknya, Nasuha Abdurrachman merupakan tokoh agama yang disegani.

Dudung kecil lahir di Bandung, 19 November 1965. Putra tokoh yang biasa di lingkungan agama yang kuat dan ibu dari darah tentara. Nasuha Abdurrachman dan Nasyati. 

Bahkan konon, sang kakek buyut Dudung ini masih sambung nasab ke Sunan Gunung Jati, Syekh Sultan Syarif Hidayatullah.

Sunan Gunung Jati adalah salah satu wali songo tanah Jawa. Ia lahir tahun 1448 Masehi. Putra dari Syarif Abdullah Umdatuddin bin Ali Nurul Alam dan Syarifah Mudaim. 

Syarifah Mudaim ini adalah nama muslim dari Nyai Rara Santang, putri Prabu Siliwangi. Raja Kerajaan Pajajaran yang kesohor itu. 

Dari sejumlah keterangan dan silsilah keluarga Dudung, Sunan Gunung Jati ini memiliki cucu Pangeran Syeikh Pasiraga dari ayah Pangeran Trusmi (Sumbu Mangkurat) dan Nyai Mas Babadan. 

Syekh Pasiraga, keturunan Sunan Gunung Jati ini, menjadi tokoh penyebar Islam di Depok. Dari merekalah lahir Muharom Wira Subrata yang merupakan nasab kakek buyut Dudung Abdurrachman. Sehingga secara nasab sambung ke sang waliyullah Sunan Gunung Jati itu.

Melihat nasab ke atasnya yang sambung dengan salah satu wali terkemuka tanah Jawa itu, tak heran Gus Dudung memiliki kekhasan dan kelandepan. Yoni istilah Jawanya. Karena sel kanuragan kakek buyutnya itu tentu masih ada dalam salah satu bagian sel tubuh Dudung.

Keluarga Dudun juga masih ngurip-nguripi pesantren. Bahkan keluarganya yang mewakafkan tanah untuk pengembangan Pondok Pesantren Majaalis Al-Khidhir di Bogor yang diasuh oleh Syaikh Muhammad Al-Khidhir.

Dengan nasab yang baik itu performa Dudung pada agama dan bangsa sudah tak perlu diragukan lagi. Sebagai orang yang punya nasab wali, ia pasti akan membela ajaran kakek buyutnya. Dan, sebagai tentara, ia akan membela bangsanya. Sampai tetes darah terakhir.

Tempaan hidup kedua orang tua Dudung juga sangat kuat. Sejak kecil sudah diajari mandiri. Bahkan saat ditinggal sang ayah, si yatim Dudung membantu ibunya.

Ia kerja paruh waktu. Dari loper koran hingga jualan jajan. Di lingkungan Kodam Siliwangi. Dan, daerah sekitarnya.

Tempaan hidup yang sangat kuat itu membuat jiwanya makin kuat. Dudung pun tumbuh menjadi sosok yang berbeda dengan anak usianya.

Bahkan dengan jiwa tentara sejak kecil, Dudung pun akhirnya mampu masuk AKABRI. Ia mampu lulus dengan baik. Di kesatuan Infanteri. Dan, kini Jenderal Dudung Abdurrachman Angkatan Darat. Sebagai KASAD. (*)

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Rochmat Shobirin

Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES