
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Tahun 2023 Indonesia merayakan kemerdekaan yang ke- 78 tahun. Indonesia sudah menjadi bangsa yang besar bahkan sejak nama Indonesia belum diresmikan.
Ya, sebelum menggunakan nama Indonesia, negara ini beberapa kali punya nama. Nama itu ada yang disematkan oleh pelaut yang singgah, penjajah, termasuk pribumi juga memberi nama.
Advertisement
Sedangkan nama Indonesia sendiri secara resmi digunakan saat Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Pemuda berjanji bahwa sebagai Bangsa, Bahasa, dan Tanah Air satu yaitu Indonesia. Namun saat itu Indonesia belum merdeka, sehingga negara lain belum mengakui Indonesia.
Lalu dari mana asal nama Indonesia sendiri?
Dalam buku The Idea of Indonesia, Sejarah Pemikiran dan Gagasan (2008) yang ditulis Robert Edward Elson nama Indonesia sudah ada sejak tahun 1850.
Nama itu dicetuskan oleh ilmuwan sekaligus pengamat sosial asal Inggris, George Samuel Windsor Earl.
Earl memberikan nama Indu-nesians. Ia melihat dari sisi etnografis untuk menunjukkan cabang ras polinesia (dengan karakteristik kulit sawo matang) yang menghuni Kepulauan Hindia.
Kemudian James Richardson Logan dan George Samuel yang juga berasal dari Inggris menyempurnakan kata Indu-nesians menjadi Indonesia. Indonesia tertulis dalam catatan mereka yang berjudul Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia.
Nama Indonesia juga ditulis oleh Adolf Bastian, profesor Etnologi di Universitas Berlin dalam buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel (Indonesia atau Pulau-pulau di Kepulauan Melayu). Bastian menggunakan nama Indonesia karena tulisan James Richardson Logan.
Dikutip dari artikel Mohammad Hatta berjudul Tentang Nama Indonesia yang dimuat dalam De Socialist nomor 10, Zaterdag, 8 Desember 1928, nama Indonesia kerap digunakan oleh guru dan profesor di Belanda. Seperti H Kern, GK Niemann, dan CM Pleyte. Orientalis terkemuka, Christiaan Snouck Hurgronje.
Lalu orang pribumi juga menggunakan kata Indonesia untuk menunjuk bangsanya. Hatta menuliskan, dalam arti politik nama Indonesia sejak tahun 1922 secara konsekuen dipakai oleh Perhimpunan Indonesia.
Organisasi itu dibentuk pada 1908 di Belanda dengan nama Indische Vereeniging atas prakarsa Soetan Kasajangan Soripada dan RM Noto Soeroto dengan tujuan rekreasi atau klub belajar.
Kemudian muncul tokoh Tjipto Mangunkoesoemo dan Suwardi Suryaningrat atau yang kita kenal sebagai Ki Hajar Dewantara turut bergabung dan merumuskan masa depan Indonesia. Selang tiga tahun berikutnya, Indische Vereeniging berubah menjadi Perhimpunan Indonesia.
Di tahun yang sama, 1913, Ki Hajar Dewantara juga mendirikan biro pers dengan nama Indonesische Persbureau yang kemudian berubah menjadi Pers Indonesia.
Mohammad Hatta pun demikian, menggaungkan nama Indonesia saat menyelesaikan pendidikannya di Belanda. Pada setiap kesempatan berpidato, Hatta menyebut Indonesia sebagai negara.
Hingga pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, nama Indonesia resmi digunakan sebagai nama negara kesatuan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |