Program Minum Susu Gratis Prabowo Subianto Dikritik, GMNI: Bertentangan dengan Kebijakan Nawacita Jokowi

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Bakal calon presiden Prabowo Subianto telah mengumumkan serangkaian program terobosan yang akan diimplementasikan jika terpilih sebagai Presiden pada Pemilihan Umum 2024. Salah satu program yang menjadi sorotan adalah rencananya untuk memberikan makan siang dan susu gratis kepada para pelajar di seluruh sekolah. Namun, program ini mendapat kritik dari berbagai pihak.
Ketua Umum DPP GMNI, Arjuna Putra Aldino, mengungkapkan bahwa program ini bukanlah konsep baru yang diusulkan oleh Prabowo Subianto. Pada dua pemilihan presiden sebelumnya, Prabowo telah mengusulkan program Revolusi Putih yang bertujuan menjadikan susu sebagai bagian dari konsumsi harian masyarakat Indonesia untuk meningkatkan gizi mereka.
Advertisement
Namun, Arjuna menggarisbawahi bahwa program minum susu gratis ini terlihat bertentangan dengan Nawacita yang diusung oleh Presiden Joko Widodo. Menurutnya, Nawacita lebih menekankan konsumsi telur dan ikan sebagai solusi untuk mengatasi masalah stunting. Indonesia memiliki potensi alam yang kaya akan biota laut dan unggas, sehingga konsumsi telur dan ikan menjadi pilihan yang lebih tepat.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa produksi telur ayam ras petelur di Indonesia pada tahun 2022 mencapai 5,57 juta ton, mengalami peningkatan 7,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara produksi ikan Indonesia juga melimpah, dengan total volume produksi perikanan laut yang didaratkan mencapai 546,50 ribu ton pada tahun 2021.
Arjuna menegaskan bahwa mengedepankan konsumsi telur dan ikan adalah langkah mandiri dan berdaulat, sesuai dengan potensi alam Indonesia. Namun, untuk susu, impor masih dominan. Sekitar 80% kebutuhan susu nasional diimpor, dengan impor susu dari Selandia Baru meningkat hingga 81% dalam setahun.
Menurut Arjuna, program minum susu gratis berpotensi meningkatkan impor susu yang berdampak negatif pada peternak lokal dan nelayan. Produksi susu segar dalam negeri hanya mencapai sekitar 20% dari total kebutuhan nasional, sedangkan sisanya diimpor.
Arjuna menyarankan agar para calon presiden dan calon wakil presiden melanjutkan program Nawacita Jokowi yang telah terbukti mendukung kemandirian bangsa. Menurutnya, program konsumsi telur dan ikan sangat menguntungkan peternak lokal dan nelayan Indonesia. Ia menekankan pentingnya keberpihakan pada bangsa dan rakyat kecil serta menjaga kebijakan yang telah memberikan manfaat positif bagi kemandirian Indonesia.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Sudarmadji |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |